31. Ayana & Vicky

4.7K 301 14
                                    

PERHATIAN‼️
Biasakan VOTE+KOMEN sebelum membaca:)
••••••

Selamat Membaca 😉
Dengan penuh hati-hati, Aaron berjalan menjauhi dua orang itu sampai ke gang gelap yang sunyi. Dengan tubuh kecilnya ia bersembunyi di sebuah kardus di dekat tempat sampai.

Beberapa saat kemudian, ia mendengar suara langkah kaki di sekitarnya yang ia yakini itu adalah langkah kaki dua orang tadi.

"Kurang ajar! Bocah Sialan! Dia menipu kita!" Ucap seorang yang sedang membawa tas Aaron di tangannya.

"Benar! Bagaimana bisa bocah lemah seperti itu menipu kita?! Ck iti sebabnya aku benci keturunan Arsenio!" Seru satunya.

"Akan ku bunuh dia jika bertemu!"

Mendengar itu, seketika mata Aaron membulat sempurna, ia pun langsung menutup rapat-rapat mulutnya agar tidak mengeluarkan suara.

"Mami! Pasti Mami sedang menungguku! Aku harus bergegas." -Batin Aaron menahan isak tangisnya.

"Arrkgghh bocah busuk! Anak haram sialan!"

Brak!

Salah seorang menendang kardus di hadapannya, di mana ada Aaron yang sedang bersembunyi di sana, ia menendang sangat kuat hingga membuat kardus itu sedikit penyok, dan tentu saja tendangannya itu tepat mengenai tulang kering Aaron.

"Sakit.., Tidak! Aku harus bertahan sebentar lagi." -Batin Aaron menahan sakit di kakinya. Air matanya perlahan menetes merasakan sakit yang teramat sangat di kakinya bersamaan dengan rasa takut yang melanda dirinya.

"Tunggu!" Ucap pria berjambang yang baru saja menendang kardus.

"Ada apa?"

"Kardus ini berat, seperti ada isinya." Ucapnya.

"Apa dia sadar? Tidak! Dia tidak boleh sadar! Aku harus pulang, hiks Mami." -Batin Aaron ketakutan setengah mati.

"Sudahlah, itu pasti hanya sampah yang menumpuk!"

"Kau yakin? Bukankah seharusnya kita periksa terlebih dahulu?"

"Kau kurang kerjaan ya? Lebih baik kita cari bocah itu."

"......."

"Kau ini! Sudah kubilang itu hanya sampah! Lihat ini."

Brak! Brak! Brak!

Pria satunya menendang kardus itu berkali-kali, menunjukkan jika kardus itu benar-benar kosong dan hanya berisi tumpukkan sampah.

"Lihat kan? Itu hanya tumpukan sampah. Juka bocah itu ada di sana, dia sudah teriak kesakitan."

"Kau benar, ayo pergi."

Akhirnya dua orang itupun pergi meninggalkan tempat sepi itu, dan pastinya meninggalkan Aaron di tempat, dengan keadaan yang tidak bisa di katakan baik-baik saja.

"Hiks, Mami.., ini sakit, aku ingin pulang.." lirih Aaron menahan sakit di sekujur tubuhnya, isakkannya terus ia tahan dengan membungkam bibirnya sendiri rapat-rapat agar tidak terdengar.

Tubuh kecil itu harus menerima pukulan dan tendangan seperti itu, bagaimana bisa?

*****

Karin sedang berjalan menuju sekolah Aaron, namun sebelum itu ia menyempatkan diri untuk ke minimarket sekedar untuk membeli camilan kesukaan Aaron, bermaksud agar Aaron tidak marah karna ia telat menjemput dirinya saat ini, namun tiba-tiba ia di kejutkan dengan sosok Ayana dan Vicky yang ternyata ada di sana.

Being A Single Mother || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang