30. Hiks, Mami!

5.9K 325 6
                                    


Selamat Membaca 😉
"Enghhh...." Lenguh seseorang.

Cahaya mata hari menusuk melalui celah-celah gorden kamar yang saat ini sedang di tempati oleh Ailen. Hal itu membuat Ailen mau tak mau harus bangun dari tidurnya, namun ia merasa enggan untuk bangun karna tidurnya saat ini begitu nyaman. Hangat, seperti ada yang memeluknya hingga ia merasa begitu nyaman.

Seketika ia tersadar bahwa ia tidur sendiri sekarang, bukan dengan Karin ataupun Aaron.

"S-siapa yang memelukku? Ku rasa aku tidur sendiri semalam. Tapi ini?" -Batin Ailen.

Ailen akhirnya memberanikan diri untuk menengok ke atas, memastikan siapa yang sedang tidur sambil memeluk ini? Namun seketika ia pun kaget melihat Devian lah yang sedang tertidur sambil memeluk sekarang ini, langsung saja ia berteriak histeris karna kaget.

"Kyaaaaa!" Teriaknya kencang.

Teriakan itu sukses membuat Devian terbangun dari tidurnya, dan saat itu pula ia kaget melihat Ailen lah yang saat ini ada di sampingnya dan bukan Aaron.

Ailen masih berteriak sambil menatap Devian dengan tatapan kesalnya, karna tak suka dengan teriakkan, apa lagi teriakkan di pagi hari, Devian pun langsung menarik Ailen mendekat ke tubuhnya dan membungkam mulutnya agar tidak mengeluarkan suara lagi.

"Jangan berteriak, aku tidak suka seseorang yang berteriak, apa lagi di pagi hari." Ucap Devian sambil menatap dalam manik mata Ailen.

"Sedang apa kau di sini Lintah?!" Kesal Ailen.

"Aku salah masuk kamar." Ucap Devian merasa bersalah.

"Tidak mungkin! Kau pasti sengaja bukan?!"

"Ck, tidak! Semalam dua sejoli itu sedang menghabiskan malam bersama di SR , aku khawatir dengan anak angkatku itu, jadi aku berniat menemaninya."

"SR?"

"Ck.., Sweet Room."

"Ah, aku tahu."

"Yah, begitu. Jadi...,"

"Apa?"

"Apa kau memaafkan ku?" Tanya Devian.

Ailen menatap manik mata Devian dengan intens kemudian mendekatkan wajahnya pada wajah Devian.

"Tidak! Keluar kau!"

"Ap-"

"Ku bilang keluar, dasar lintah!" Teriaknya lagi.

"Ck, sudah ku bilang jangan teriak, baiklah-baiklah aku keluar."

"Huh dasar menyebalkan!"

"Jangan salahkan aku jika orang menyebalkan ini akan menjadi pria pertamamu." Ucap Devian sambil menatap puas pada Ailen.

"Apa? Kurang ajar kau!"

"Hahaha."

Brak.

Pintu pun di tutup, menyisakan Ailen dengan prasaan kesalnya pada Devian dan juga dirinya sendiri, bagaimana bisa dia lupa mengunci pintunya? Dan lagi jadi semalam ia tidur dengan berpelukan dengan Devian?

"Ck! Aku pantas mati!" Gumamnya. "Tapi, ototnya huhuu, bagaimana bisa sekeras itu? Ahh aku bisa gila!"

*****

- 11:30 Perusahaan.

"Sayang, sehabis itu kau resign saja, kau fokus saja urus Aaron."

"Tidak-tidak, aku bisa mati kebosanan di rumah, biar aku bekerja denganmu sekalian mengawasi mu." Ucap Karin.

Being A Single Mother || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang