10. Dia Putraku!

8.7K 561 22
                                    

"Sayangku? Aku akan pulang empat hari lagi, sepertinya tur ku di perpanjang."ucap orang di sebrang telfon.

"Benarkah? Kalau begitu jaga dirimu baik-baik Ailen."ucap Karin.

"Iya kau tenang saja, jaga lah rumah ku dan juga anak kesayangan ku Aaron, jika saat aku kembali berat badannya berkurang walau hanya satu kilogram saja, aku tidak akan memaaafkanmu."ucap Ailen.

"Tanpa kau suruh pun aku akan menjaga putraku sendiri Ai, kau tenang saja."

"Baiklah aku tutup dulu, jaga dirimu baik-baik, sampai nanti."

"Yaa Ai."

Panggilan pun terputus, Karin kembali sibuk dengan pekerjaannya, sementara di sisi lain ada Aaron yang baru bangun dari tidurnya.

Aaron mengerjabkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk, kemudian ia melihat sekitar, Tidak ada siapapun.

Aaron pun bangun dan turun dari ranjang sambil mengucek sebelah matanya.

"Mami?"ucapnya sambil menuruni anak tangga.

"Aaron? Kau sudah bangun sayang?"ucap Karin.

Karin pun berjalan mendekati Aaron dan menggendongnya.

"Mami? Di mana paman itu?"tanya Aaron.

"Dia sudah pulang sayang."

"Mami dua seperti ayahku."ucap Aaron.

"Bagaimana aku bisa membuatmu mengerti sayang? Itu semua tidak mungkin."-Batinnya.

Karin memandangi wajah mungil Aaron dan tersenyum.

"Sayang, dia adalah orang hebat, dia memiliki perusahaan yang besar, dia tidak mungkin ayahmu."ucap Karin lembut.

"Tapi Mami, pelukannya sangat nyaman, seperti pelukan seorang ayah."ucap Aaron murung.

Mendengar ucapan Aaron, Karin pun tersenyum kecut dan mengelus rambut Aaron.

"Itu karna dia orang pertama yang memeluk Aaron."ucap Karin.

Seketika wajah Aaron semakin murung karnanya, itu semua membuat Karin merasa sedih.

"Mami?"

"Hmmm?"

"Kita harus bertanggung jawab pada paman!"

"Mengapa?"

"Mami, dia sudah menyelamatkan ku, aku harus membalasnya."ucap Aaron.

"Lalu? Bagaimana putra kecil Mami akan melakukannya?"

"Mami, aku akan memasak untuk Paman."ucap Aaron.

Seketika Karin terkekeh geli dan menggeleng, ia menoel hidung mancung Aaron dan tersenyum.

"Tidak sayang, bukankah Mami sudah melarang mu memasak? Mami tidak mau tanganmu terbakar seperti dulu."

"Mami, itu hanya kecelakaan, aku selalu kompeten dalam mengerjakan sesuatu."

"Kalau begitu, Mami akan membantumu memasak."

"Hmmm."Aaron tampak berfikir."Baiklah."

"Baiklah baiklah, sekarang Aaron harus makan ya, Mari makan dengan Mami."

"Baik Mami."

*****

Pagi ini Al sudah siap menunggu Karin dan Aaron di depan rumah Ailen.

Tinnnn......tinnnn....

Klakson mobil Al membuat Karin san Aaron segera keluar untuk melihat siapa yang datang.

Being A Single Mother || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang