26. Pertarungan

5.8K 394 20
                                    


Selamat membaca 😉

"Karin, bisa kita bicara?" Tanya Fany.

Mendengar itu Karin pun menatap ke arah Al, meminta izin untuk berbicara dengan Fany, dengan paksaan dari Bara, Al pun akhirnya mengizinkan mereka berbicara.

   Setelah mendapat izin dari Al, Karin mengangguk dan mengikuti Fany dari belakang.

"Silahkan, ikut saya." Ucap Fany dengan nada tak suka.

   Fany membawanya ke arah meja biliar, ia mengambil stik biliar kemudian menggosok kapur biru pada ujungnya dan mulai menembak bola biliar di depannya, dan benar saja! Bola itu pun masuk ke dalam lubang yang ada di meja biliar itu.

Sedangkan Karin yang merasa di abaikan, mulai merasa bosan dan akhirnya membuka suara.

"Apa yang dia mau sebenarnya?" -Batin Karin

"Nona Fany, jika tidak ada urusan, boleh saya pergi?" Ucap Karin malas.

Fany yang tadinya fokus bermain biliar, kini berdiri menatap Karin dengan tatapan arogannya.

"Cih dasar wanita miskin sombong!" -Batin Fany.

"Ups maaf, aku terbiasa fokus jika sedang bermain, sampai tidak melihatmu di sana, haha."

"....."

Karin tidak menjawab ucapan Fany, ia masih setia diam sambil melipat kedua tangannya di dada sambil menatap tak minat pada Fany.

"Jangan terlalu tegang, Mari kita bicara sambil bermain." Ucap Fany.

Karin mulai berjalan mengambil stik biliar dan menunggu Fany memulai lebih dulu permainan.

"Oh ya, aku lupa, jika bermain tanpa bertaruh bukan kah itu membosankan?" Ucap Fany. "Bagaimana kalau kita taruhan?"

"Dia pasti sengaja, baiklah akan ku ikuti permainan mu." -Batin Karin.

"Baiklah."

Mendengar jawaban iti dari Karin, membuat Fany tersenyum puas dan menatap rendah pada Karin.

"Heh, bodoh! Sudah pasti aku akan menang! Aku tidak pernah terkalahkan." -Batin Fany.

Sementara Al beserta 2 orang lainnya masih memperhatikan Karin dan Fany secara bergantian, bagaikan bioskop bagi Bara, ia menonton sambil memakan popcorn di tangannya.

"Oh ya ampun! Fany mengajak kakak ipar bermain biliar?! Kakak ipar sebaiknya kau tolak!"

"Ku rasa istrimu terlalu memaksakan diri bung." Ucap Max pada Al.

Al masih menatap Karin dengan tatapan yang sulit di artikan, ia ingin sekali melarang Karin untuk tidak menerima ajakan bermain Fany, karna semuanya akan sia-sia saja.

"Benar! Dia terlalu memaksakan diri untuk wanita gila seperti Fany." -Batin Al.

"Al? Kau tahu Fany tidak terkalahkan jika bermain biliar! Apa kau tidak takut kakak ipar akan kalah?!" Ucap Bara.

"Dia benar, aku rasa Fany akan memenangkan permainan ini." Ucap Max.

Mendengar ucapan Max dan Bara yang meremehkan Karin, membuat Al merasa kesal, ia pun akhirnya melayangkan tatapan membunuh pada kedua orang itu.

"Kalian berani meremehkan istri ku?!" Ucap Al dingin dan tajam.

"T-tidak haha, aku hanya takut Fany mengajak kakak ipar untuk bertaruh." Ucap Bara.

"Ya Al, dengan sifat Fany, ku rasa dia akan menggunakan cara ini untuk tujuannya." Ucap Max.

"Mereka benar, sudahlah toh kami sudah menikah, jika dia membuat keributan tinggal ku bungkam dia!" -Batin Al.

Being A Single Mother || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang