16. Pesta(3)

6.3K 519 17
                                    

Hallo semuanya ❤️
Aku DOUBLE UP nih.
Jangan lupa
VOTE+FOLLOW+KOMEN YA.
Happy reading.....

"Ayah, bibi jahat ini ingin memukulku."ucap Aaron dengan wajah sedih yang di buat-buat.

"Benarkah?"tanya Al.

Al mulai menatap Ayana dengan tatapan tajam yang mematikan, membuat tubuh Ayana bergetar ketakutan.

"Dengan tangan mana kau ingin memukul anakku?"tanya Al tajam."Kalian! Patahkan tangannya!"lanjut Al.

"Apa?! Tidak! Jangan aku mohon maafkan aku presdir Al! Huhu maafkan aku!"tangis Ayana.

"Anu presdir Al, tolong maafkan putri saya, dia masih kekanakkan, tolong maafkan dia."ucap Zen memohon pada Al.

"Oh? Aku beri kau 2 pilihan bagaimana?"tanya Al dengan Smirknya.

"B-baik! Apapun! Tolong jangan buat putriku cacat!"ucap Zen.

"Karin? Kau boleh meminta apapun ke dia."ucap Al memandang Karin.

Karin yang semulanya diam seketika terkejut mendengar perkataan Al, tanpa membuang kesempatan, Karin pun mengangguk mengiyakan ucapan Al.

Karin mulai berjalan mendekati Zen dan menatapnya tajam.

"Cih wanita jalang ini mau apa?!"-Batin Zen.

"Kalau begitu aku tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang presdir tawarkan,"ucap Karin."Paman? Aku ingin meminta saham group Archer yang seharusnya menjadi hak ibuku di berikan padaku."ucap Karin.

Seketika Zen membulatkan matanya sempurna menatap Karin.

"Mana mungkin! Dasar wanita matre, kau wanita jalang!"ucap Ayana.

"Diam!"bentak Zen.

Zen menatap Ayana tajam, membuat Ayana bungkam seketika.

"A-ayah? Dia hanya anak haram yang di lahirkan oleh wanita jalang, kita bahkan tidak tahu siapa Ayahny-"

Plak.

Karin kembali menampar Ayana kuat menyalurkan kebenciannya terhadap Ayana.

"Jangan sesekali mengatai ibuku Jalang!"ucap Karin.

"Itu semua benar! Ibumu itu wanita jalang yang melahirkan mu! Dia membawa aib bagi keluarga Archer! Dan sekarang kau juga mengikuti jejak ibumu! Lalu apa kau pantas mendapat julukan nona muda keluarga Archer?!"

Plakk!

Kali ini tamparan Karin begitu keras hingga membuat lengannya terasa sakit sehabis menampar Ayana.

"Karin!"

"Bahkan tanganku sangat sakit setelah menampar wajahmu, wajahmu itu tebal sekali ya, Aku khawatir dengan silikon mu."ucap Karin.

"Karin kau berani! Dasar anak haram!"

Karin tidak menjawab, ia menatap Al meminta persetujuan, Al yang di tatap seperti itu oleh Karin Akhirnya mengangguk, sedangkan Zen yang memperhatikan mereka mulai ketakutan san segera menampar dan menendang Ayana.

Plak! Bugh!

"Dasar anak tidak berguna! Untuk apa aku membesarkan mu! Pelayan! Bawa dia! Acara pertunangan ini di batalkan!"

"Apa?! Ayah! Apa yang ayah lakukan! Apa ayah gila?!"

"Diam!"ucap Zen."Kalian? Bawa dia, aku akan mengurusnya nanti."lanjutnya.

"Apa?! Ayah! Tidak! Jangan lakukan ini! Pertunangan ini tidak boleh di batalkan! Lepaskan aku! Lepas!"teriak Ayana.

Zen tidak perduli dengan rontaan Ayana, ia kembali berjalan mendekati Karin.

"K-karin kau tahu? Ibumu sudah tidak ada, nenekmu hanya memiliki 2 anak, j-jadi aku lah yang mengurus keluarga Archer, j-jika kau ambil saham ibumu bukankah itu t-tidak baik?"ucap Zen lembut.

"Huh tidak baik? Lalu bagaimana saat aku meminta uang untuk pengobatan ibuku? Kau bahkan tidak mau mengeluarkan sepeserpun uang."-Batin Karin.

"Sayang sekali paman, aku sekarang bukan lagi bagian dari keluarga ini, lantas untuk apa aku perduli?"ucap Karin dengan nada mengejek.

"I-itu tidak benar! K-au masih nona muda keluarga Archer!"ucap Zen cepat.

"Huh? Aku rasa gelar itu sudah di cabut 5 tahun yang lalu, aku tidak perduli, aku hanya ingin saham ibuku."

"Karin! Kau jangan keterlaluan!"

"Keterlaluan? Aku rasa kau harus mengerti arti dari kata itu paman. Besok aku menginginkan dokumen pemindahan saham sudah ada di tanganku."ucap Karin datar.

Karin pun berjalan ke arah Al dan mengambil Aaron dari gendongan Al.

"Mari kita pulang sayang."ucap Karin yang di balas anggukan oleh Aaron.

Saat Karin bersiap pergi tiba-tiba namanya pun di panggil oleh seseorang.

"Tunggu!"

Mendengar suara itu membuatnya seketika membulatkan matanya, suara yang sangat ia rindukan, Karin tidak pernah menyangka akan mendengar suara itu lagi, Karin pun segera berbalik dan menatap pemilik suara tersebut.

"Karin?"lirihnya.

Karin tidak menjawab, air matanya justru menetes melihat sosok yang sangat ia rindukan itu.

"Apa kau benar Karin?"tanya nya.

Karin mengangguk sambil bergelinang air mata.

"Nenek?"lirihnya.

"Benar-benar Karin? Kemarilah peluk Nenek."

Karin mengangguk dan segera menurunkan Aaron lalu berjalan ke arah Neneknya dan memeluknya erat.

"Karin? Nenek kira kamu tidak akan menemui Nenek lagi, maafkan nenek Karin, kembali lah ke rumah."

Karin menggeleng sambil menahan isaknya menatap Nenek dengan sayang.

"Nenek? Sekarang Karin sudah punya kehidupan sendiri, Karin tidak akan kembali ke sini, tapi Nenek tenang saja, Karin akan sering datang menjenguk."

"Apa kamu masih marah denganku Karin?"

"Tidak! Mana mungkin nek?  Aku tidak marah."ucapnya.

"Lalu? Sekarang kau tinggal di mana?"

"Aku tinggal dengan teman dan anakku Nek."

"Anakmu?"

Karin mengangguk, ia mulai membalikkan badannya dan menunjuk ke arah Aaron.

Nenek pun mengikuti arah tunjuk tangan Karin, seketika ia menuturkan mulutnya dengan kedua tangannya terkejut, sesaat kemudian ia tidak percaya menatap Karin dan tersenyum.

"Dia cucu Nenek?"tanyanya tak percaya.

Karin mengangguk tersenyum menatap Nenek, ia pun segera memanggil Aaron untuk mendekat.

"Sayang? Sini? Beri salam untuk Nenek."ucap Karin yang di angguki oleh Aaron.

Aaron segera berlari ke arah Karin, hal itu membuat hati Al menghangat.

Drrrtttt..... drtttt......

Tiba-tiba ponsel Al bergetar memunculkan nama Veer di layar, ia pun segera mengangkatnya.

"Ada apa?"

"Tuan, saya sudah men test DNA tuan dan juga Aaron, apa saya harus mengantarnya ke meja tuan?"

"Tidak, bawa ke sini, sekarang aku di rumah keluarga Archer."

"Baik tuan."

Tutt...tutt...

Sambungan pun terputus, Al kembali menata Aaron dan Karin di sebrang.

"Mari kita lihat, apa kau benar-benar wanita 5 tahun lalu itu."-Batin Al.

Bersambung......

Being A Single Mother || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang