'Na' 45

70 9 50
                                    

"Bang... tapi Jaemin bakal bangun kan ? Jaemin bakal sembuh kan ?" Tangis Nara pecah begitu saja.

Begitu pun dengan ibu yang langsung terduduk lemas.

"Kita sama-sama doakan yang terbaik ya untuk Jaemin. Dia akan kami pindah ke ruang ICU." Jelas Jungwoo.

"Titip dulu Nara ya." Pesan Jungwoo pada  Ko Eun sebelum meninggalkan mereka.

Tak berselang lama pintu ruang operasi terbuka dengan ranjang pasien di dorong keluar. Terlihat peralatan medis terpasang pada Jaemin yang terbaring dengan kepala dibalut perban.

"Jaemin..."  bagaimana pun ibu tidak bisa sekuat itu melihat anak satu-satunya seperti itu.  Yeri berusaha menenangkan ibu.

"Kalo sampe terjadi apa-apa, gue pastiin Hyunjin ngabisin sisa hidupnya di dalam sel tahanan." Renjun yang sedari tadi paling sabar mengepalkan tangannya menahan emosi.

"Gue pastiin hidupnya menderita." Jeno meremas botol air mineral ditangannya hingga tak berbentuk.

"Jaem...." Nara terisak

Operasinya berjalan lancar, pendarahannya bisa diatasi. Tapi Jaemin mengalami koma pasca operasi.

Kalimat yang dilontarkan Jungwoo tersebut seperti kita diterbangkan setinggi mungkin lalu dijatuhkan begitu saja.

"Ra...udah ya lo tenang. Kita doain Jaemin. Oke." Renjun duduk disamping.

"Tapi Jun gimana kalo Jaemin...."

"Ssssstttt.. udah gak usah mikir yang aneh-aneh. Gue yakin dia bakalan baik-baik aja."  Renjun berusaha menanangkan.

"Renjun bener Ra. Lo doain Jaemin ya." Timpal Ko Eun yang sedari tadi berdiri di samping Haechan memperhatikan mereka.

"Mending kita ikutin ibu sama yang lain ke ruang ICU yuk." Ajak Haechan.

Mereka berjalan beriringan menuju ruang ICU. Di depan ruangan itu ada Yeri, Jeno, Jisung dan Chenle duduk di kursi tunggu.

"Ra, lo kalo mau masuk, masuk aja. Didalem cuma ada ibu. Kita bisa nanti gantian." Ucap Yeri mengusap pelan bahu Nara dan di angguki oleh Nara.

Perlahan Nara membuka pintu kaca, ia nampak sudah lengkap dengan pakaian khusus untuk ke ruang ICU.

Nara melihat ibu sedang mengusap pelan tangan Jaemin, dan Nara tau ibu sedang menangis. Entahlah, ia merasa sesak melihat Jaemin seperti itu.

"Nara. Sini nak." Panggil ibu yang menyadari kehadirannya.

Nara mendekat,berdiri di samping ibu. perasaannya benar-benar tidak karuan.

"Dia itu anak yang kuat. Bahkan saat kepergian ayahnya, dia yang berusaha menguatkan ibu. Dia selalu bilang kalau semuanya akan baik-baik saja. Ibu harap itu benar." Ibu masih setia menatap putranya.

"Harusnya Nara yang ada di posisi Jaemin sekarang bu." Kata Nara.

"Itu akan membuat Jaemin tidak baik-baik saja." Perkataan ibu membuat Nara heran.

"Maksud ibu ?"

"Jaemin tidak akan baik-baik saja jika terjadi apa-apa pada seseoramg yang di cintainya. Dia itu hampir keseluruhan sifatnya seperti ayahnya, yang akan rela melakukan apapun untuk wanita yang dicintainya. Sekalipun taruhannya adalah nyawa." Jelas ibu yang membuat Nara tertegun.

"Ibu mengenal Jaemin lebih dari siapapun. Dan ini adalah kali pertama dia benar-benar mencintai wanita lain selain ibu. Kamu adalah perempuan pertama yang Jaemin bawa ke hadapan ibu, yang pertama membuat dia banyak bercerita, yang pertama menjadi istimewa dalam hidupnya. Ibu bisa melihat jelas dari tatapannya saat melihat kamu. Ibu pernah ada di posisi kamu. Mendiang ayahnya juga begitu." Air mata Nara lolos begitu saja saat Ibu mengusap pelan rambut Nara.

CAPPUCCINO CAMOMHILE || Na Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang