'Na' 39

92 9 44
                                    

"Kenapa Lo baru ngomong sekarang sih Jaem ? kalo aja lo bilang di hari itu udah gue hajar si Hyunjin." Jeno emosi mendengar cerita Jaemin.

Dengan terpaksa Jaemin menceritakan semuanya, dia tidak punya pilihan lagipula kejadiannya sudah seperti ini.

"Itu yang gue takutin Jen, kalo gue cerita sama kalian pasti emosi kaya gini." Jelas Jaemin.

"Ya jelas lah kita emosi, dia udah ganggu hidup kita. Pertama, dia sama geng nya ganggu Yeri, kedua dia hampir ancurin acaranya Renjun, dan sekarang ? dia bahayain anak-anak cewe. Untung aja tadi mereka bertiga gak ada yang luka." Emosi Jeno sudah benar-benar memuncak.

"Gue heran sama lo kenapa masih bisa tenang dan nyimpen semua sendirian. Jaem lo gak liat tadi, itu kedua kalinya Nara ngalamin kaya gitu gara-gara si Hyunjin." Haechan juga terbawa emosi.

"Kita harus buat perhitungan sama dia." Jeno mengepalkan kedua tangannya.

"Tapi yang gue masih gak nyangka Lee Hina sama Hyunjin ngelakuin ini." Chenle yang sedari tadi hanya diam akhirnya berujar.

"Namanya juga cinta, mereka jadi kek gak ada otaknya." Jisung ikut menimpali .

"Oke. Gini, gue tahu posisi Jaemin gimana, tapi gue juga paham kita sebagai sahabat pasti kesel. Cuma kalo kita langsung hajar si Hyunjin gitu aja, yang ada kita disalahin. Kita coba tenang dulu, kita kasih jangka waktu termasuk sama Lee Hina. Kita liat mereka gimana. Kalo sampe kejadian lagi, kita labrak mereka. Dan lebih bagus kalo kita punya buktinya." Renjun akhirnya menengahi mereka semua.

"dah lah mending sekarang kita istirahat, sekalian jagain cewe-cewe di atas. Pulang dari sini kita bicarain lagi gimana." Tukas Haechan membuat mereka semua akhirnya beranjak kembali ke kamar.

.

.

Morning Vibes

"Gimana ? udah gak apa-apa kan ?" tanya Jaemin yang baru saja duduk di samping Nara saat mereka tengah berkumpul diruang Nara.

Nara hanya menatap Jaemin tersenyum lalu mengangguk sebagai jawabannya. Dan tanpa berbicara Nara hanya mengambil roti dan mengoleskan selai cokelat lalu diletakan di piring milik Jaemin, hal itu membuat Jaemin sedikit tersentak.

"Thanks." Ucap Jaemin singkat dengan senyumnya.

"Yaaah kan kopi gue gak manis." Ucap Jisung tiba-tiba.

"Yaelah tu gula kan depan lo ada, kalo kurang manis tambahin aja apa susahnya kagak usah curhat." Haechan menanggapi itu.

"Bukan karena kurang gula, noh depan gue pagi-pagi udah ada pemandangan manis. Gak pengertian banget." Jisung menunjuk Jaemin dan Nara dengan dagunya.

"HAHA." Renjun tidak bisa menahan tawanya. Bayangin lah kalo Injun ngakak gimana ya.

"Makanya, jangan jomblo mulu." Jeno meledek Jisung.

Sedangkan Jaemin dan Nara, sang pelaku ke uwwuuan hanya sama-sama tersenyum.

"Iya, makanya Lami cepet-cepet dikasih kepastian jangan cuma kabar-kabaran terus kode-kodean" Perkataan Ko Eun barusan sukses membuat Jisung hampir saja menyemburkan kembali kopi yang sedang di minumnya.

"Lami ? adek lo ? " Yeri tak percaya mendengarnya dan Ko Eun hanya mengangguk.

"Mantan gebetan bang Haechan ?" Chenle akhirnya di hadiahi lemparan gulungan tisu dari Haechan karena perkataannya.

"Aduuuuh kak...kenapa....aiiisshhhh." Jisung mengacak rambutnya.

"Emang kenapa ? oooooh lo mau mainin ade gue sama kaya dia ?" Ko Eun menunjuk Haechan.

CAPPUCCINO CAMOMHILE || Na Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang