'Na' 37

62 8 18
                                    

"Gue berusaha jadi seseorang itu Ra. Gu berusaha untuk jadi orang yang kasih rasa sayang gue buat lo, seseorang yang perjuangin lo, bahkan berkorban. Lo tahu kan apa yang gue omongin waktu kita main truth or truth tadi ? itu yang beneran pengen gue omongin ke lo." Jaemin mengatakan itu dengan penuh keyakinan.

"Jaem, lo..."

"Gue tahu di hati lo masih ada Mark bahkan mungkin selamanya akan tetap ada. Tapi bukan berarti gak ada tempat lain di hati lo Ra. Gue juga tahu lo perlu waktu, tapi bukan berarti lo gak membuka kesempatan itu. Tolong jangan lo tepis semua itu,rasa takut memkasa lo untuk mengabaikan segalanya" Jaemin mengucapkannya dengan lirih.

"Gue minta maaf." Ujar Nara.

"Lo gak salah apa-apa." Jawab Jaemin.

Untuk beberapa saat mereka saling terdiam sampai Nara mulai membuka suara.

"Lo bener Jaem, gue yang terlalu menepis semuanya, Gue bukan gak menyadari semuanya Jaem, gue Cuma ngerasa belum siap." Nara menundukkan kepalanya, dia menatap tangannya yang masih digenggam erat oleh Jaemin.

"Gue bakalan tunggu lo." Jaemin perlahan melepas genggamannya dan hendak meninggalkan Nara.

"Jangan tinggalin gue." Perkataan Nara membuat Jaemin mematung.

"Mungkin gue egois kalo minta ini sama lo. Tapi gue minta lo jangan pergi dari gue, gue mau lo tetep jadi Jaemin yang gue kenal, dan...." perkataan Nara tertahan.

"Bantu gue buat bisa buka hati." Sambungnya membuat Jaemin berbalik kembali menatap Nara.

"Lo mau kasih kesempatan itu ?" Tanya Jaemin dan Nara menatapnya bingung.

"Kesempatan untuk Gue akan tepatin omongan gue buat jadi orang yang lindungin lo, selalu ada buat lo, di samping lo,gue juga mau lo jadi orang yang pegang janji gue untuk jadiin lo satu-satunya dan selamanya." Tegas Jaemin membuat Nara kembali menangis.

"Tapi gue minta maaf, soal Mark...." ucapan Nara terhenti karena tangisnya.

"Gue paham, lo butuh banyak waktu. Tapi izinin gue buat ada di waktu yang lo butuhin itu."

"Dan satu lagi, gue bakalan berusaha jadi orang nyembuhin rasa sakit lo dan hapus air mata lo." Dan benar Jaemin mengusap air mata Nara.

Pagi hari suasana sudah ribut gara-gara Haechan yang berbuat ulah sampai Ko Eun marah-marah dan menjadi tertawaan teman-temannya saat mereka tengah menikmati sarapan.

"Jaemin kemana ?" tanya Nara yang baru saja duduk saat tak melihat kehadiran Jaemin diantara mereka.

"Waaah sekarang udah mulai nanya-nanya Jaemin nih." Haechan meledek Nara.

"Jaemin agak gak enak badan sih tadi bilangnya, jadi dia masih tiduran kayanya di kamar." Jelas Jeno.

"Jadi dia belum sarapan ?" tanya Nara dan melihat Jeno menggelengkan kepalanya.

Nara mengambil beberapa potong sandwich diletakannya di piring dan membawa segelas air.

"Mau kemana Ra?" tanya Yeri yang melihat Nara beranjak.

"Ngasih ini ke Jaemin." Jawab Nara cuek dan berjalan menaiki tangga, membuat semuanya melongo.

"Ada apaan nih ?" Ko Eun menatapnya Heran.

"Apa mungkin....?" Yeri berusaha menebak.

"Yang gue liat semalem itu berarti bener ya." Perkataan Jisung membuat semuanya menatap penasaran.

"santai..santai...lo semua pasti mau nanya gue liat apaan kan ?" Jisung menebak duluan sebelum kakak-kakaknya menyerang.

"Malem Gue liat Bang Jaemin meluk kak Nara." Jisung mengatakannya dengan hati-hati.

"APAAAA ?" semuanya terkejut bahkan Haechan sampai menyemburkan susu cokelat yang sedang dia minum.

"Lo serius ?" Tanya Yeri

"Lo ngelindur kali Cung." Sergah Chenle.

"Tapi gue beneran liat, bahkan sempet merhatiin mereka bentar. Sebenernya sih gak sengaja waktu gue mau ngambil makanan karena laper terus liat pintu depan kebuka, maksudnya sih gue mau mastiin siapa yang buka pintu terus mau gue tutup tapi malah liat mereka berdua. Cuma yang gue liat kak Nara kaya yang nangis." Jelas Jisung.

"Wah harus kita interogasi nih." Yeri bersemangat.

"Tahan dulu deh, menurut gue kita biarin aja dulu, itu kan privasinya mereka. Kita liat mereka gimana, toh kalaupun ada kabar baik pasti kita tahu semua." Perkataan Renjun di setujui semua.

Di sisi lain, Nara tengah berusaha mengetuk pintu kamar Jaemin namun tak ada jawaban, akhirnya Nara memutuskan untuk perlahan membuka pintu kamarnya. Saat terbuka, dia melihat Jaemin masih tertidur pulas. Nara meletakan makanan dan minumannya di meja samping tempat tidur. Dengan perlahan. dia memegang dahi Jaemin memastikannya, memang suhu tubuhnya agak sedikit panas dibandingkan suhu normal namun tidak demam tinggi juga.

Nara mengambil secarik kertas ari dalam laci dan menulis sesuatu sebelum dia keluar dari kamar, dan saat kembali ke bawah teman-temannya sudah berkumpul siap untuk pergi.

"Kita mau pergi sekarang ?" tanya Nara pada teman-temannya.

"Iya sih Ra, tapi Jaemin ?" tanya Renjun.

"Dia tadi masih tidur, tapi gue udah ninggalin pesan kok kalo kita mau pergi " Jawab Nara.

"Yaudah kalo gitu yuk, ntar juga Jaemin paling nyusul kalo dia mau." Ajak Haechan. Mereka semua akan pergi berjalan-jalan di daerah sana.

Dan belum sampai setengah jam mereka meninggalkan vila, Jaemin menggeliat terbangun dari tidurnya dan sudah di suguhkan dengan hal yang membuatnya mengerutkan keningnya.

Jaemin yang masih duduk ditepi ranjang mengambil kertas yang terletak di dekat gelas minumnya.

.



Next part ?

cek cek ceeeeek

mohon maaf jika typo bertebaran.

Jangan Lupa Vote nya yeorobun........💚🌷
Satu Vote kalian sangat berarti 🌷

CAPPUCCINO CAMOMHILE || Na Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang