'Na' 19

85 11 20
                                    

"Woy lepasin dia." Teriak seseorang ketika sore itu melihat seorang perempuan sedang berteriak dan berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman pria-pria bertubuh besar yang menghadangnya dipertigaan jalan.

"Siapa lo ? gak usah ikut campur." Ucap salah satu dari pria-pria itu menghadangnya.

"Banci lo semua." Seseorang tadi mendecih pada si pria bertubuh besar di hadapannya.

"Kurang ajar." Si pria bertubuh besar itu nyaris melayangkan tinju nya jika saja tidak dengan cepat ditangkis dan dibuat tersungkur ke jalanan. Kemudian temannya yang lain meraa tidak terima dan menyerang kembali namun berhasil di halau.

"Lo lari dari sini." Teriak seseorang itu pada perempuan tadi ketika pria-pria bertubuh besar ini sudah fokus padanya, dan mulailah terjadi baku hantam satu lawan tiga diantara mereka.

Dan si perempuan tadi hanya sedikit memundurkan badannya dan mematung melihat semuanya, ia takut sekaligus bingung harus berbuat apa. Apalagi ketika melihat salah satu dari si pria berbadan besar mengambil balok kayu yang tergeletak dipinggir jalan hendak memukulnya dari belakang.

"Jaemin awas." Teriak perempuan itu. balok itu hampir saja mendarat dikepalanya jika saja satu tendangan tidak mendarat di tubuhnya membuat ia terjungkal.

"Pengecut lo beraninya keroyokan." Bentak orang yang menendang tadi, yang tak lain adalah Jeno.

Dan disana dapat dilihat ada Haechan dan Renjun yang juga bersiap. Melihat itu, si pria-pria bertubuh besar tadi lebih memilih pergi karena memang mereka sudah mendapat beberapa pukulan dan tendangan dari Jaemin.

"Lo gak apa-apa Jaem ?" tanya Renjun memastikan.

"Gak kok, Cuma kena pukul dikit doang tadi. Tapi aman." Jawab Jaemin yang segera mendekat ke perempuan tadi yang masih mematung karena ketakutannya.

"Lo baik-baik aja kan? Mereka gak apa-apain lo kan ?" Jaemin pun memastikan keadaannya.

"Lo gila ya ? " pertanyaan itu sukses membuat Jaemin mengerutkan keningnya.

"Lo ngapain nolongin gue dengan lawan mereka kaya gitu ? lo bisa celaka tau gak tadi." Lanjut perempuan tadi kesal.

"Tapi buktinya engga kan ?" Jaemin terlihat santai, berbeda dengan perempuan tadi yang masih berusaha mengatur nafasnya dan tubuhnya masih bergetar.

"Jaem, kayanya Nara masih ketakutan deh. Mending tenangin dia dulu." Renjun memang paling paham. Dan dibalas oleh anggukan Jaemin.

"Kalo gitu duluan aja. Jaem lo hati-hati ya." Haechan bersuara sambil mengambil helm nya di ikuti Jeno dan Renjun.

"Kalo ada apa-apa kabarin kita Jaem." Ucap Jeno saat hendak menjalankan motornya.

"sip. Thanks ya bro." Ucap Jaemin yang dibalas oleh acungan jempol oleh ketiganya sebelum mereka benar-benar pergi.

Oke kita kembali ke Nara dan Jaemin.

"Gue anterin pulang ya." Kata Jaemin pada Nara yang masih teridam.

"Gue males pulang, lo kalo mau pulang duluan aja." Nara masih berusaha menenangkan dirinya. Membuat Jaemin berpikir sejenak.

"Atau lo mau mampir dulu kerumah gue, gak jauh kok dari sini. Sambil tenangin diri lo dulu." Kata Jaemin.

"boleh ?" tanya Nara setelah terdiam beberapa saat dan hanya menatap Jaemin.

"Rumah gue terbuka buat siapa aja, kecuali maling." Jaemin memberikan sedikit candaan yang membuat Rara mendengus.

"Yaudah yuk." Ajak Jaemin yang berjalan menuju motornya di ikuti Nara di belakangnya.

Dan tak membutuhkan waktu lama, Jaemin sudah memarkirkan motornya di halaman rumah. Ia melihat ibunya tengah menyiram bunga-bunga yang ada dipekarangan.

"kamu sudah pulang." Ibu Jaemin yang menyadari kehadiran anaknya pun menghendikan aktivitasnya.

"Loh siapa ini ?" ucap ibu dengan ramah ketika melihat Nara mengikuti Jaemin menghampiri ibunya.

"Nara tante." Nara membungkuk menyalami ibu Jaemin.

"Dia temen kampus Jaemin bu, sekelas sama Yeri juga." Jelas Jaemin

"Jangan tante, panggil ibu aja ya. yaudah yuk kita masuk." Nara hanya tersenyum dan mengiyakannya. Ibu merangkul Nara melewati Jaemin dan tersenyum penuh arti pada anaknya itu sebelum mengajak Nara masuk ke rumah. Dan Jaemin, ia tidak paham maksud ibunya dan memilih ikut masuk.

"Kamu duduk dulu ya, ibu mau ke belakang sebentar." Ucap ibu, dan Nara pun duduk di sofa ruang tamu.

Nara melihat Jaemin masuk ke dalam sebuah ruangan yang Nara yakin itu adalah kamarnya.

Saat itu, ibu keluar membawa secangkir teh hangat serta 2 piring yang berisi kue-kue buatannya pasti.

"Ayo di minum dulu mumpung masih anget." Kata ibu yang menyodorkannya pada Nara.

Tak lama Jaemin keluar dengan sudah mengganti pakaiannya dengan kaos hitam polos lalu menghampiri dan duduk dihadapan Nara juga ibunya.

"Ini Camomhile ya bu." Ucap Nara setelah meminum teh nya.

"Iya, kamu tahu ternyata?" tanya ibu.

"Nara suka minum soalnya bu, jadi dari wanginya aja langsung tahu." Jelas Nara.

"Kamu suka ? waaah ada yang bisa nemenin ibu minum teh dong kalo gitu." Ucap ibu bersemangat dan Nara tersenyum hangat pada ibu.

Cantik. Batin Jaemin yang juga ikut tersenyum melihat Nara.

"Lo harus coba kue buatan ibu Ra." Suruh Jaemin dan ibu pun dengan semangat menyodorkan kue itu pada Nara. dan tidak mungkin juga Nara menolaknya jadi dia mengambil satu dan mencicipinya. Tidak bisa dibohongi memang, rasanya enak membuat Nara memuji ibu Jaemin.

Disana mereka banyak berbincang, terutama ibu dan Nara. ibu menceritakan tentang kelakuan Jaemin masih kecil dan masih banyak lagi obrolan mereka sampai tak terasa sudah hampir malam.

"Bu, Nara mau pamit pulang ya." Ucap Nara pada ibu.

"Kamu mau pulang sekarang ? padahal ibu seneng banget kamu disini." Kata ibu mengusap pelan kepala Nara. Nara hanya tersenyum hangat pada ibu. Jangan heran, ibu memang begitu. Bahkan Yeri pun jika ikut Jeno ke rumah Jaemin pasti akan menjadi seperti anak perempuan ibu. Nara hanya tersenyum hangat pada ibu.

Jaemin segera bangkit masuk ke dalam kamarnya dan sudah siap dengan hoodie hitamnya.

"kalo gitu Jaemin anterin dulu Nara pulang ya bu." Jaemin izin pada ibunya.

"Kamu pastikan Nara selamat sampai rumahnya ya." Pesan ibu pada Jaemin sebelum mereka pergi.

.

.

"Jaem, makasih banyak ya lo udah nolongin gue. Gue gak tau kalo gak ada lo. maaf juga tadi gue malah marah-marah sama lo. Thanks juga udah nganterin gue pulang." Ucap Nara saat turun dari motor Jaemin.

Dan Itu adalah kalimat terpanjang yang Jaemin dengar dari Nara. kenapa ? walaupun Jaemin kini akrab dengan Nara dan sering mengobrol namun Nara hanya akan menjawab seperlunya.

"Santai aja Ra." Jawab Jaemin tenang dengan senyum khas nya.

Jaemin hendak memakai kembali helm nya namun tangan Nara menahannya.

"Jaem..."

.

kenapa nih Nara ?

.

Next part ?

Gooooooooooo💚

mohon maaf jika typo bertebaran.

Jangan Lupa Vote nya yeorobun........💚🌷

CAPPUCCINO CAMOMHILE || Na Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang