'Na' 2

175 20 16
                                    

"Bagiamana keadaan adik saya dok ?". Jungwoo segera menghampiri dokter itu.

***

"Maaf sebelumnya dokter Jungwoo, apa pasien memiliki masalah atau ada satu hal yang membuatnya stres atau marah mungkin ?". dokter itu balik bertanya. Dan mengapa dokter itu memanggil Jungwoo dokter ? Ya, karena Jungwoo adalah salah satu dokter bedah di rumah sakit ini.

 Dan mengapa dokter itu memanggil Jungwoo dokter ? Ya, karena Jungwoo adalah salah satu dokter bedah di rumah sakit ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Setahu saya kalau dirumah tidak ada dok. Dari kemarin baik-baik saja, tapi memang dia tidak mau keluar dari kamarnya". Jelas sang ibu menimpali.

"Begini,sepertinya pasien mengalami depresi yang cukup parah,dia sudah menyakiti dirinya sendiri, bahkan kemungkinan mengalami self-injury.Tapi kita harus melakukan observasi lebih lanjut agar mengetahui hasilnya". Jelas dokter pada ibunya.

"Apa separah itu dok, sampai adik saya mengalami self-injury? Itu artinya adik saya harus psikoterapi ?"

"Saat ini kita hanya perlu menunggu emosi nya kembali stabil dan luka nya pulih, luka pecahan kaca itu cukup parah, beruntung tidak mengenai urat nadinya. Setelah itu saya akan koordinasikan dengan dokter yang biasa menangani hal seperti ini". Dokter kembali menjelaskannya.

"Baik dokter. Apa saya boleh melihat anak saya ?"tanya ibunya yang sangat cemas.

"Oh iya silahkan bu. Kalau begitu saya permisi. Permisi dok". Pamit sang dokter.

Didalam ruangan serba putih dengan bau khas rumah sakit itu terbaring sosok perempuan dengan oksigen menutup sebagian wajah cantiknya, infus yang tertancap dilengan kanan dengan tangan kiri berbalut perban .

"Kamu kenapa bisa seperti ini ?". seorang ibu tersedu menatap putrinya dalam kondisi seperti itu.

"Abang minta maaf ya de, karena terlalu sibuk sama pasien-pasien abang sampai gak memperhatikan kondisi kamu gimana". Ucap lirih seorang lelaki yang tak lain adalah Jungwoo, menatap adik satu-satunya menjadi seperti ini.

Disisi lain, seorang pria dengan motornya berhenti didepan sebuah sederhana, membuka pagar besi yang tidak terlalu tinggi lalu memarkirkan motornya tepat disamping rumah.

"Anak ibu udah pulang. Gimana kerjaannya hari ini ? lancar ? kamu gak ada masalah ditempat kerja ". Cecar ibunya yang tengah berdiri didepan pintu mengetahui anaknya sudah datang.

"Lancar bu ditempat kerja aman-aman aja, ibu gak usah khawatir". Jawab anaknya menenangkan sang ibu.

"Yasudah kalau begitu kamu mandi, abis itu makan ya ibu sudah masak buat kamu". Perintah ibunya seraya mengusap kepala putranya itu.

"Siap bu". Ujarnya sambil memberi hormat kepada sang ibu. Ibunya pun hanya terkekeh melihat tingkah anak laki-lakinya itu.

Seperti biasa, keseharian mereka dilalui hanya berdua, hanya ibu dan anak laki-lakinya. Menikmati hidup mereka yang begitu sederhana, seperti malam ini mereka makan dengan seadanya. Sejak ayahnya meninggal 11 tahun silam, membuat seorang ibu harus berjuang untuk membesarkan anak laki-laki sati-satunya bernama Na Jaemin yang kerap di sapa Jaemin itu. Bukan perkara mudah untuknya, karena jelas semua berubah dari hidup yang awalnya serba berkecukupan. Dan saat ini ia tumbuh dewasa, ia tetap memegang janji pada dirinya sendiri untuk menjaga dan membahagiakan ibunya.

Selesai makan, Jaemin bermaksud mengambil telepon genggam di dalam tas nya, namun saat ia menarik ujung tas nya ia tak tahu bahwa tas nya terbuka hingga isinya berjatuhan dan sesuatu menimpa kakinya.

.

.

.

Next part ?

Gooooooooooooo 💚

Let's Check for the next part..

Jangan Lupa Vote nya yeorobun........💚🌷

CAPPUCCINO CAMOMHILE || Na Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang