'Na' 20

89 11 30
                                    

Jaemin cukup terkejut dengan Nara yang tiba-tiba menahan tangannya.

"Kenapa ?" tanya Jaemin.

"Kapan-kapan gue boleh ketemu lagi ibu lo kan ?" senyuman Jaemin mengembang setelah mendengar pertanyaan Nara.

"Ibu akan dengan senang hati kedatangan lo. Kabarin gue aja kalo mau ke rumah." Begitu pula dengan Nara yang tersenyum senang dengan mendengar Jaemin.

Nara pun segera masuk ke rumahnya setelah Jaemin pergi. Di rumah ia hanya ditemani seorang asisten rumah tangga, Jungwoo pasti masih sibuk dengan pasien-pasiennya. Orang tuanya ? hanya akan pulang satu bulan sekali dari Luar negeri pun jika sempat atau ada waktu senggang di sela-sela kesibukan bisnisnya. Itulah kenapa Nara lebih sering menghabiskan waktunya di luar, seperti di cafe,perpustakaan atau toko buku. Sekalipun di rumah, ia lebih sering mambaca buku, bahkan dia bisa saja membaca satu buku dalam satu hari. Seperti sekarang ini, ia tengah menyandarkan tubuhnya di tempat tidur dengan sebuah novel ditangannya sampai tak terasa hampir menjelang tengah malam ketika seseorang membuka pintu kamarnya.

"Belum tidur ?" itu Jungwoo, ia berjalan masuk menghampiri Nara, masih dengan baju kerja dan menenteng jas dokternya.

"Nanggung satu halaman lagi bang." Jawab Nara yang hanya melihat sekilas dan kembali fokus.

"Kebiasaan kamu tuh."

"Oh iya, tadi kamu pulang sama siapa ?" tanya Jungwoo membuat Nara langsung menoleh.

"hmmmm ?" Nara mengerjapkan matanya.

"Kata bibi, kamu itu pulang sama laki-laki. Siapa ?" selidik Jungwoo.

"Jaemin." Jawabnya singkat dan mencoba kembali fokus pada bukunya.

"Jaemin ? belakangan ini sering banget Jaemin anterin kamu, terus tumben-tumbenan kamu mau ?" Jungwoo menyelidik namun dengan senyum yang seperti kalian juga tahu lah kalo ngeledek gimana.

"Kebetulan aja Jaemin nolongin aku." Masih dengan jawaban singkat.

"Nolongin ? kamu kenapa ? kamu gak apa-apa ?" Jungwoo mulai panik lalu memastikan keadaan adiknya itu.

"Isshh enggak bang, Jaemin yang kena pukul bukan Nara. Nara tadi Cuma kaget sama ketakutan aja. Tapi untung sih, berkat ibunya Jaemin Nara tenang banget." Jelas Nara, menopang dagu.

"Ibunya Jaemin ?" Jungwoo tidak mengerti maksud Nara.

"Nara tadi di ajak dulu ke rumah Jaemin dan ketemu ibunya." Perkataan Nara membuat Jungwoo menatap tak percaya.

"Jiaaaaah udah kenal ibunya aja nih." Jungwoo meledek adiknya itu sambil tertawa.

"Bang..." Nara hanya menatapnya datar, memaksa Jungwoo menghentikan tawanya.

"Yaudah, kalo gitu abang mau ke kamar dulu ya, mau bersih-bersih istirahat. Kamu juga jangan begadang." Jungwoo mengusak rambut Nara lalu beranjak ke kamarnya.

Dan Nara pun memilih menarik selimut dan memejamkan matanya, mengingat memang besok ada jadwal kuliah pagi.

***

"Udah selesai semua kan Ra ?" kini Yeri tengah duduk bersama Nara dan kedua temannya di taman dekat gedung olahraga kampusnya.

"Udah kok, tinggal masukin data kelompok terus besok kita kumpulin." Jawab Yeri

"Kalo udah selesai kita berdua pamit duluan ya." Pamit salah satu dari kedua teman mereka sebelum akhirnya meninggalkan Yeri dan Nara saja yang hendak menyelesaikan tugas kelompoknya.

"Ra, udah lama deh gak bareng gini kita." Ucap Yeri tiba-tiba, Nara hanya tersenyum menanggapi itu.

"Lo abis ini mau kemana ? langsung pulang ?" tanya Yeri lagi.

"Gak tau, pulang juga di rumah gak ada siapa-siapa. Ke toko buku mungkin." Nara masih fokus pada menulis.

"Wah tumben nih ada bidadari nongkrong di sini." Tiba-tiba saja Haechan, Jeno, Renjun dan Jaemin menghampiri mereka.

"Siapa bidadari ?" tanya Yeri cuek, sementara Nara hanya melihat sekilas dan tidak menggubrisnya.

"Kalo gue bilang lo bidadari, ntar pipi gue bonyok sama Jeno. Kalo gue bilang yang yang disebelah lo bidadari....." Haechan menggantungkan kalimatnya dan menatap penuh arti pada Jaemin.

"kepala lo kena toyor Jaemin." Renjun melanjutkan kalimat Haechan membuat semua tertawa kecuali Jaemin yang tersenyum kikuk dan Nara yang tetap fokus pada kertas-kertas di depannya.

"Kalian mau pada latihan buat minggu depan ya ?" tanya Yeri yang di benarkan oleh para pria itu.

"Kamu iku aja yuk." Ajak Jeno dan Yeri mengangguk bersemangat.

"Yeri, yang sebelah ajak kali." Yang dimaksud Haechan itu adalah Nara.

"Ra, lo ikut aja yuk ke gedung olahraga." Yeri menatap ragu ke arah Nara.

"Ngapain ?" tanya Nara sembari merapikan kertas-kertas tugasnya.

"Ya nonton mereka latihan aja, temenin gue biar gak sendirian banget cewe nya. lagian lo juga kan bilang belum tahu abis ini mau ngapain." kata Yeri.

"Eummmmmm oke deh." Jawab Nara setelah berpikir sejenak. Dan itu membuat Yeri berbinar, dan menarik tangan Nara untuk segera beranjak.

"Nah gitu kan Jaemin makin semangat latihan. Ya kan Jaem ?" ucap Haechan yang berjalan beriringan dengan yang lain.

"Chan, lo bikin Jaemin salting." Perkataan Renjun membuat Jaemin hanya mengerutkan keningnya menatap Renjun yang kini merangkulnya.

Di ruangan olahraga hanya ada mereka dan beberapa adik tngkat yang menjadi fans panatik dari pria-pria itu. tidak heran jika Yeri sering menemani Jeno latihan, itu karena Yeri tahu bahwa akan ada perempuan-perempuan yang mencari perhatian. Jaemin,Jeno, dan Haechan merupakan pemain inti tim basket kampusnya, jadi wajar saja mereka semakin menjadi sorotan. terlebih Renjun si ketua UKM musik yang juga akhirnya masuk di tim inti itu.

Yeri duduk di tribun paling depan lapangan bersama Nara, dan ke empat pria itu sudah selesai mengganti pakaian mereka.Nara menatap lurus ke arah lapangan yang di sana Jaemin tengah memainkan bola basket ditangannya.

Sudah hampir setengah jam mereka latihan. Nara sedari tadi hanya senyum-senyum meliat Yeri bersorak-sorak menyuarakan nama Jeno dari tribun sampai terhenti karena melihat pintu gedung olahraga itu terbuka.

"Ngapai sih mereka disini ?" raut wajah seketika berubah dan menatap kesal membuat Nara juga iku melihat ke arah pintu itu.

.



siapa mereka ?



.



Next part ?

OTW yaaaaaaa💚

mohon maaf jika typo bertebaran.

Jangan Lupa Vote nya yeorobun........💚🌷

CAPPUCCINO CAMOMHILE || Na Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang