Dilain sisi, Sakura tengah menghubungi sang suami yang sejak tadi tak bisa Ia hubungi, berulang kali Ia mencoba menghubungi Sasuke, tapi sang suami mengabaikan panggilan dari dirinya.
"Sasuke, kemana saja sih?" Sakura menggenggam ponsel yang Ia gunakan untuk menghubungi suaminya. Tanpa Sakura ketahui Sasuke saat ini tengah mencumbu mesra Hinata dan mengabaikannya.
Someone
"Sayang, kemana aja? Tadi malam aku hubungi kok gak bisa? Sasuke kemana aja kok nggak ada kabar? Dan kenapa siang begini baru kembali, kamu tahu gak aku khawatir banget nungguin kabar darimu satu malaman?" Ujar Sakura saat Sasuke baru menampakkan dirinya setelah semalaman suntuk ia dibuat cemas dan juga resah dengan tidak adanya kabar dari Sasuke. Dan pergi kemana saja suaminya ini sampai siang hari begini baru kembali. Tidakkah Sasuke melihat lingkar hitam dimatanya karena tidak tidur semalaman?
"Maaf Sakura, aku sedang lelah. Nanti kita bicara lagi." Lalu Sasuke berlalu menuju kamar mereka, seolah menghindar jika berhadapan dengan Sakura.
Saat Sakura ingin menyusul Sasuke yang nampak sekali menghindari dirinya. Ponsel Sakura berdering menandakan sebuah panggilan masuk dan langsung saja Sakura menerima panggilan telepon tersebut, "Urusan kita sudah berakhir tadi malam. Dan itu hanyalah kesalahan sesaat. Jangan pernah hubungi aku" Lalu Sakura mematikan panggilan secara sepihak.
Someone
Sasuke memasuki kamar lalu menghempaskan tubuhnya dikasur empuknya. Kenangan indah antara dirinya dan Hinata masih membekas dalam ingatannya. Hinata telah resmi menjadi miliknya dan Sasukelah pria pertama yang menandai Hinata sebagai miliknya. Pergulatan indah antara dirinya dan Hinata mengembalikan senyumannya. Sasuke kembali mengingat bagaimana awalnya Hinata menolak setiap sentuhannya dengan sekuat tenaga yang gadis itu miliki. Sehingga Sasuke harus memilih cara kasar dengan mengikat kedua lengan Hinata. Ada rasa penyesalan dihati Sasuke saat ia mengingat hal itu.
Sayang, apa kau sudah merasa baikan?
Maaf jika kemarin aku terlalu bermain kasar denganmu. Makan dan beristirahatlah, aku tahu pagi tadi kau masih merasa nyeri. Aku akan menemuimu sore nanti untuk memberi obat penghilang nyeri.
Terkirim.
Sasuke tersenyum melihat pesan yang ia kirim pada Hinata. Hinata tak akan Sasuke lepas dan juga tak akan ia biarkan wanita itu meninggalkannya. Hah, ia juga harus memikirkan persoalan Sakura. Ia juga harus jujur padanya dan harus segera menyelesaikan persoalan mereka.
Someone
'Sakura, urusan kita tidak selesai hanya dengan kegiatan semalam saja. Jangan bohong jika kau tidak menyukaiku. Atau aku akan membongkar bagaimana sikapmu selama ini dengan suami tercintamu itu.'
Sakura menegang kala membaca isi pesan tersebut. Apalagi maunya, bukankah segala persoalan sudah ia bereskan kemarin malam? Lalu, mengapa ia masih saja menerornya. Dan bagaimana jika ancamannya benar akan membeberkan segalanya pada Sasuke. 'Tidak, tidak. Ia tidak senekat itu.'
Sasuke keluar dari kamar mereka dengan tampilan yang sudah lebih segar dari sebelumnya, dan ia melihat rautan gusar diwajah isterinya. Namun, Sasuke hanya berlalu tanpa memperdulikan Sakura dan segala permasalahannya. Melihat Sasuke yang acuh dengan keadaanya membuat luapan emosi Sakura meluap.
"Sasuke, bisakah kita bicara?" Sakura langsung menghentikan langkah Sasuke dengan menarik lengannya. "Katakan, kemana kau semalaman?" Sasuke hanya diam tanpa menjawab dan membalas menatap mata isterinya.
"Kenapa diam? Apakah kau berselingkuh dariku!? Sasuke jawab!!" Sasuke lalu menghentak lengan Sakura yang menahannya. "Ada apa denganmu?" Sasuke hanya mentapnya tajam dengan aura intimidasi miliknya.
"Kau marah-marah, dan menuduhku berselingkuh. Lalu, kau apa Sakura? Apa yang kau lakukan juga kemarin malam? Aku tahu bahwa kau juga tidak pulang kemarin. Lalu, kemana perginya dirimu Sakura?" Sakura terkesiap mengetahui jika Sasuke tahu jika dirinya juga tak ada dirumah kemarin malam. Lalu, secara spontan tubuh Sakura diam membeku dan memikirkan segala kemungkinan buruk dalam otaknya.
Sementara Sasuke, kembali melangkahkan kakinya meninggalkan Sakura dengan berbagai pikiran yang berkecamuk didalam otaknya.
Someone
Hinata mentap layar ponselnya yang menampilkan pesan yang dikirim oleh Sasuke. Air matanya kembali jatuh membasahi bekas yang sudah mengering. Pikirannya kembali melayang pada kejadian yang tak akan pernah ia bayangkan sebelumnya, jika idola yang ia dambakan selama ini telah berhasil mengambil sesuatu yang berharga darinya, dan menjadikannya seorang wanita. Sekaligus duri dalam rumah tangga oranglain. Bolehkah ia saat ini membenci dirinya sendiri? Dirinya yang masih terdapat sisa-sisa pergumalan dengan Sasuke? Dirinya yang begitu hina dan rendah?
"Aww!" Daerah sentsitifnya masih terasa begitu sakit karena permainan Sasuke yang begitu kasar dan menyakitinya. Lihatlah betapa ia saat ini sangat kesulitan untuk berjalan dan hanya sekedar membersihkan dirinya sendiri. Sesekali rintihan kecil lolos dari bibirnya kala ia menggerakkan kakinya. Dengan perlahan-lahan Hinata menggapai kamar mandi dan melucuti selimut yang ia kenakan untuk menutupi tubuh polosnya.
"Ssshh.." Hinata meringis saat memegang beberapa tanda kemerahan yang ada pada tubuhnya. Ia mematut dirinya di cermin dan seraya menjerit dalam hati melihat tubuh penuh tanda milik Sasuke.
"Hiks, Hiks, Hiks. Ibu, apa yang sudah terjadi padaku? Bagaimana aku bisa berakhir menjadi seperti ini? Apakah ini balasan dari niat tak baikku sebelumnya?" Setelahnya Hinata membasuh tubuhnya dan membersihkan dirinya.
Masih dengan jalan tertatih, Sasuke ternyata menggempurnya habis-habisan. Hinata yakin, jika Sasuke melakukannya sekali lagi, ia sudah pasti tak dapat berjalan. Ini saja, ia sudah tak dapat berjalan dengan baik dan masih menyisakan nyeri dibagian bawahnya.
"Aku harus pergi dari jauh Sasuke, ini tak bisa dibiarkan. Aku harus benar-benar pergi jauh sehingga ia tak dapat lagi menemuiku."
Klek
Pintu plat Hinata terbuka, dan menampilkan sosok Sasuke dibalik pintu itu. 'Bukankah Ia ingin datang sore nanti?' Batin Hinata saat melihat keberadaan Sasuke dihadapannya. Nafas Hinata pun kian memendek saat Sasuke berjalan mendekat kearahnya. Hinata masih belum siap jika harus berhadapan dengan Sasuke saat ini.
"Apakah masih sakit?" Sasukepun lalu duduk disamping Hinata yang masih diam membeku. Lalu, Sasuke mendekat dan memberikan kecupan ringan pada keningnya. "Maaf, karena aku menyakitimu. Aku membawa ini untuk mengurangi nyerinya. Aku mengkhawatirkan dirimu. Maaf aku tadi meninggalkanmu." Hinata masih dengan diamnya, ia tak tau harus bersikap seperti apa saat ini. Traumanya pada Sasuke masih terasa, dan Hinata juga tak bisa menampik jika kecupan ringan yang Sasuke berikan padanya menenangkan hatinya.
TBC
Maaf baru muncul, aku sedang dikejar banyak deadline tugas kuliah dan beberapa kesibukan lainnya. Gimana? part ini? Ataukah kalian sudah bisa memahami sikap Sasuke mengapa ia begitu? Dan pemicu yang ada di rumah tangga Sasuke Sakura?

KAMU SEDANG MEMBACA
Someone (Hiatus)
Fiksi PenggemarHinata sangat menggemari pasangan selebriti Uchiha Sasuke dan Haruno Sakura, ide gila muncul saat melihat pasangan suami istri Uchiha itu membuka lamaran pekerjaan untuk menjadi asisten rumah tangga mereka. Ide gila untuk hadir ditengah-tengah merek...