Someone
Sudah dua hari ini Hinata bekerja ditempat ini, Hinata merasa sangat nyaman bekerja ditempat barunya ini. Terlebih, perasaannya yang saat ini sudah lebih lega dan bebas karena telah terlepas dari ide konyolnya yang ingin menjadi seorang penggoda yang hampir menjerumuskannya. Hah, rasanya jika mengingat hal itu Hinata ingin sekali menertawai dirinya sendiri. Yah, tapi Ia tak bisa memungkiri jika setidaknya Ia harus merasa bangga karena Hampir 2 bulan terakhir ini Ia dapat berinteraksi langsung dengan selebritis papan atas sekelas Sasuke dan Sakura. Sebagai seorang fans Ia bersyukur karena dapat merasakan kesempatan emas yang langka itu, walaupun Ia sadari jika Ia memiliki niat buruk pada kedua selebritis tersebut.
"Disini, sangat membantuku untuk mempersiapkan Ujian yang akan ku hadapi. Setidaknya tempat ini sangat cocok dan juga lebih membuatku menjadi diriku sendiri." Hinata memonolog pada dirinya yang tengah berkutat dengan segala tumpukan buku dan juga dengan tumpukan kertas yang membukit. Bekerja disini, sungguh sangat menyenangkan bagi Hinata. Selain Ia dapat mencari buku dengan lebih mudah, Ia juga mendapatkan sosok bos yang baik dan sangat pengertian kepadanya. Awalnya Hinata berasumsi jika Mikoto adalah sosok yang sangat tegas dan kharismatik. Namun, setelah Hinata mengenal wanita itu Ia sadar jika Mikoto adalah tipe bos yang sangat baik hati dan pengertian kepada setiap karyawan yang Ia kerjakan.
Ting
Perhatian Hinata teralihkan pada ponselnya yang menunjukkan sebuah pesan baru masuk. Apakah itu Ino yang mengirimkan beberapa salinan yang Ia minta tadi? Langsung saja Hinata membuka pesan yang ternyata bukan dari Ino yang seperti Ia harapkan tadi.
"Bukankah ini dari nomor yang mengirimiku pesan aneh beberapa hari lalu? Haruskah aku membukanya?" Hinata menatap aneh pada ponsel yang Ia genggam. Haruskah Ia melihat isi pesannya? Tapi, Hinata yakin jika isinya akan sama seperti sebelumnya, yaitu pesan aneh dari orang yang tidak Hinata kenal. Hinata sempat berfikir jika si pengirim ini berhenti mengiriminya sejak 4 hari yang lalu. Dan akhirnya tanpa sengaja Hinata membuka isi pesan tersebut.
Hinata sayang, aku akan segera mencarimu dan menemuimu. Persiapkan dirimu saat aku berhasil menemuimu, karena jika hal itu terjadi ku pastikan kau akan bersamaku selamanya.
S.
"Sebenarnya dia siapa? Mengapa isi pesannya begini? Jika aku memblokirnya pasti Ia akan terus mengirimiku pesan dengan nomor yang berbeda? Dan S? Apakah itu namanya? Haruskah aku berganti nomor?"
Tanpa sadar Hinata mengetik pesan balasan karena Hinata merasa terganggu dengan orang ini, apakah Ia hanya orang iseng atau memang seorang penguntit yang harus Hinata waspadai? Hinata bertekad untuk berbicara baik-baik dengan sipengirim pesan ini agar tidak terus menerus mengiriminya pesan yang sedikit menakutkan untuk Hinata.
Maaf, tapi Anda siapa? Aku tidak mengenalmu, dan tolong jangan mengirimiku pesan lagi.
"Tapi, bagaimana jika dia berniat jahat? Haruskah aku menceritakan ini dengan Ino dan mengganti nomorku dengan segera? Aa. Sebaiknya begitu, dan mengapa aku harus membalas pesannya? Dia pasti akan merasa bahwa aku me-notice dirinya. Bodohnya kau Hinata, kenapa kau tidak berfikir sejauh itu terlebih dahulu sebelum membalas pesannya ini, dia bisa saja melacak dirimu jika memang Ia berniat jahat padamu."
Cukup Hinata berkutat dengan isi pikirannya sendiri, akhirnya ponselnya kembali menampilkan sebuah pesan balasan yang membuatnya semakin kalut ketika membaca pesan tersebut.
Ting
Kita akan segera bertemu sayang. Kau akan tahu siapa aku, sebaiknya kau mempersiapkan dirimu sayang jika kita bertemu atau kau mau kita bertemu saat ini juga?
Mata Hinata membelalak saat membaca pesan ini, gila ini benar-benar gila. Orang ini seperti psikopat, Hinata semakin takut saat membaca balasan pesan ini. Sekarang Hinata harus apa? melapor polisikah? atau bagaimana? Haruskah saat ini Ia bercerita dengan Ino. Ya, sebaiknya Ia meminta pendapat Ino akan hal ini. Lantas Ia pun langsung mendial panggilan pada Ino.
"Angkat Ino, tolong angkat. Kemana dia?" Hinata mencoba beberapa kali memanggil Ino, namun tetap saja panggilannya tak diangkat oleh sang empu.
"Oke, tenang Hinata. Orang ini tak mungkin menyakitimu, orang ini hanya orang iseng. Tapi, tak ada orang iseng yang beginikan? Hah, bagaimana jika dia serius akan menemuiku? Lalu dia ingin apa dari diriku? Apa aku melakukan suatu perbuatan salah? Aaa, atau dia jangan-jangan seorang penguntit? Atau psikopat? Atau malah pembunuh bayaran?"
Hinata bisa gila, jika memikirkan terus menerus mengenai siapa orang dibalik nomor ini, jika Ia benar seorang psikopat atau malah penguntit, Hinata akan meminta bantuan polisi jika hal itu benar terjadi.
"Sebaiknya aku melepaskan kartu ini dari ponselku, agar Ia tak bisa menghubungiku. Persetan Ia akan menemuiku atau apa. Aku akan meminta bantuan polisi jika Ia benar-benar menemuiku dan menyakitiku." Namun, apa Hinata masih dapat meminta bantuan polisi jika Ia tahu bahwa orang itu adalah Sasuke? Apa Hinata bisa menolak pria itu jika pria itu sendiri yang mendatangi dirinya?
Someone
Sasuke bukan seorang pria bodoh, setelah Ia membersihkan dirinya, dan menjernihkan pikirannya. Ia pun mengambil ponselnya dan meminta bantuan pada Kakashi untuk melacak keberadaan Hinata saat ini melalui nomor ponsel gadis itu. Tentu Sasuke sudah bertekad untuk tidak melepaskan gadis itu apapun keadaannya Ia akan menjadikan gadis itu miliknya seorang, dan persetan dengan istrinya. Sungguh Sasuke sudah sangat gila karena Hinata.
Ting
Maaf, tapi Anda siapa? Aku tidak mengenalmu, dan tolong jangan mengirimiku pesan lagi.
"Haruskah aku mengatakannya sekarang sayang? Aku semakin tak sabar ingin menemuimu" Sasuke memonolog sendiri saat melihat balasan yang Hinata kirimkan ini. Dan tak lama dari itu Ia pun mendapatkan pesan dari Kakashi. See, mudah sekali mencari keberadaanmu sayang. Sasuke menunggingkan senyumnya.
"Apa aku menemuimu saat ini saja? Lalu membawamu pada dekapan hangatku sayang?" Dan saat itu juga Sasuke langsung segera bergegas untuk menemui gadis kecilnya yang ternyata bersembunyi ditempat ibunya? 'Heh, takdir semacam apa ini Hinata? Kau berada ditempat ibuku?' Pikir Sasuke.
Langkah Sasuke hampir menggapai pintu keluar, namun gerakannya kalah cepat dengan langkah Sakura yang memasuki rumah.
"Sayang, kau sudah pulang?" Sakura langsung menghambur kepelukan suaminya yang sangat Ia rindukan ini. "Dan, hei apa ini? Kau akan pergi lagi? Tidak, kau sudah bekerja 4 hari penuh dan sekarang aku tidak mengizinkanmu untuk pergi lagi, ayo kita naik."
Sasuke tidak bisa berkutik dan mengatakan apapun saat dengan paksa Sakura menarik lengannya menuju kamar mereka. 'Baiklah, Hinata sayang. Aku akan menemuimu besok. Untuk sekarang aku akan membiarkanmu, tapi tidak untuk besok sayang. Jadi persiapkan dirimu' Setelahnya, Sasuke mengetik pesan kepada Hinata.
TBC
Jadi, di chapter depan kita akan melihat apa yang Sasuke lakukan saat bertemu dengan Hinata. Apa yang akan Hinata lakukan saat bertemu dengan Sasuke. Dan bagaimana perkembangan perasaan Hinata kepada Sasuke.
Intinya see you next chap guys:))
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone (Hiatus)
FanfictionHinata sangat menggemari pasangan selebriti Uchiha Sasuke dan Haruno Sakura, ide gila muncul saat melihat pasangan suami istri Uchiha itu membuka lamaran pekerjaan untuk menjadi asisten rumah tangga mereka. Ide gila untuk hadir ditengah-tengah merek...