33. This is real

2.7K 397 51
                                    

Sebelumnya, aku mau minta maaf karena di part 32 aku up picture di mulmed yg melanggar panduan Wattpad. Kalian yg keburu baca part itu sebelum part itu kena warning dari wp, pasti tau itu picture apa. Mungkin ada juga yg nanya, kenapa gambarnya gak nyambung sama isi part kemaren. Ya, aku akui itu emang gak nyambung samsek.

Aku secara sadar nge-up picture itu karena aku pikir itu akan membuatku lebih baik. But, I'm wrong guys. Setelah dapet warning dari wp, aku sadar ternyata yang aku lakuin emang salah dan melanggar panduan Wattpad.

Aku udah hapus padahal gambarnya dari mulmed, tapi tanda warningnya masih ada. Kudu digimanain ini biar tanda warningnya ilang😭😭

 Kudu digimanain ini biar tanda warningnya ilang😭😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I'm really sorry. Hope you guys always fine

===

"Pulang, Nadir!"

Gue diusir?

Meski sudah diusir secara terang-terangan, namun Nadir masih enggan pergi. "Kalo ini ada kaitannya sama aku, aku gak mau pergi. Just tell me why?"

Lyra menjatuhkan dirinya di single sofa. "Nanti dia yang bakal ngasih tau kamu, jelasin semuanya. But for now, let me talk with him."

Nadir melirik Radi. "Jadi bener ini ada kaitannya sama aku? Tentang Pak Radi yang berantem sama Bang Tebe, terus Kak Lyra tiba-tiba dateng dan bilang kalo... "

Nadir menghentikan ocehannya saat melihat Radi buang muka. Gadis itu menggigit bibir bawah nya, lalu menggangguk kecil. "Okay! I know, I need to go."

Setelah mengambil tasnya, Nadir bergegas pergi. Sadar kehadirannya memang tidak dibutuhkan disana.

Gadis itu mendengus saat melihat Tubagus ada di parkiran. Pria itu menyerahkan helm pada Nadir.

Nadir menerimanya tanpa basa-basi. Begitupun Tubagus yang langsung menarik gas saat Nadir sudah duduk di jok belakang.

Nadir mendelik saat melewati jalan yang bukan menuju rumahnya. "Mau kemana sih?" tanyanya sensi.

Tubagus tidak menjawab. Ia menghentikan motornya di pinggir jalan.

"We need to talk," katanya saat standar samping motornya sudah mendarat.

Nadir turun dari motor, melepas helm. "Ya ngomong," balasnya.

Tubagus menghela napas. "Radi gak baik buat kamu. Kamu gak harus deket sama dia."

Nadir tersenyum. "Setelah mendengar rumor itu, dimana aku dianter Pak Radi pas malem-malem, dan menciptakan kesan yang buruk, siapapun bakal nganggap Pak Radi gak baik buat aku. Mama, Papa, Bang Deo, dan sekarang Bang Tebe. Ya, aku ngerti. Semua orang khawatir."

Sir-ius? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang