10

236 17 4
                                    

"Abel lo gimana? Masih sakit?" tanya Audrey.

Fyi, sekarang udah istirahat.

"Udah ga terlalu sih." jawab gue singkat.

"Dasar tuh si Deva. Payah banget. Ga tanggung jawab." cibir Audrey.

"Bodo lah. Karma yang bakal bales." jawab gue santai.

"Eh ke kantin yuk. Lo ga bosen apa di UKS mulu?"

"Bosen lah. Bosen banget malah. Ayo ke kantin."

Gue dan Audrey berjalan keluar UKS menuju kantin.

"Eh gue ke loker dulu ya. Mau nyiapin buku buat pelajaran abis ini." kata gue sebelum kita nyampe ke kantin.

"Yaudah gue temenin."

Jadi, gue sama Audrey menuju ke tempat loker. Mata gue menangkap warna biru laut ketika masuk ke ruang loker. Iyalah, orang warna lokernya aja warna biru. Dindingnya warna biru langit. Pokoknya ruang loker itu serba biru. Entah kenapa, gue suka berada disini. Suasananya nyaman, adem, mungkin karena kesan warna biru yang kuat. Gue mengambil kartu pelajar yang dibaliknya ada barcodenya. Setiap pelajar punya barcode yang berbeda, fungsinya buat kalo ke perpus tinggal di scan, jadi terdaftar siapa aja yang hari itu ke perpus, dan kunci loker. Di setiap loker ada scanner buat ngescan barcodenya, jadi misalnya gue kan di loker 12, nah itu khusus gue, jadi cuma gue yang bisa buka karena barcodenya harus barcode yang ada di kartu pelajar gue.

Pip.

Pintu loker terbuka, gue mengambil buku B.Indonesia, buku catatan dan buku cetak. Tunggu. Abis gue ngambil buku B.Indo, dibelakangnya ada sesuatu.

Amplop berwarna hijau muda yang bertuliskan : untuk lo yang gue sayang. Sejenak gue terdiam, berpikir. Siapa?

"Kenapa Bel?" tanya Audrey yang sedang duduk di kursi panjang berwarna putih sambil menggoyang-goyangkan kakinya santai.

"Ini." balas gue sambil nunjukin amplop itu.

"untuk lo yang gue sayang." kata Audrey membaca tulisan yang tertulis di permukaan amplop sambil mengerutkan dahinya.

"Maksudnya?" tanya Audrey.

"Gue juga gatau."

"Coba buka deh."

Gue mengangguk, membuka amplop tersebut. Isinya, kertas bergaris berwarna putih. Isinya :

Hai doi! Udah makan belom? Hmm, bukan modus ya. Tapi gue emang beneran sayang sama lo. Bahkan, gue cinta sama lo. Gue mencintai lo secara diam-diam. Sekarang udah hari ke 46 sejak gue cinta sama lo. Lo pasti bingung kan gue siapa? Sabar aja, pasti nanti lo bakal tau kok. Gue bakal nunjukin siapa gue sebenernya 4 hari lagi, tepat hari ke 50. Tapi lo harus ngikutin petunjuk dari gue. Siap? Gue bakal mulai ngasih petunjuknya besok. Oh ya, gue punya sesuatu buat lo, ada di kotak hijau muda di samping celengan lo. Itu adalah clue lo yang pertama. Bye, ily.

dari,
Seseorang yang mencintai lo diam-diam

Gue membacakan surat itu ke Audrey. Untung ruang loker sepi, cuma ada gue dan Audrey.

"Hii serem banget lo punya stalker Bel. Nanti kalo lo diikutin gitu, terus diculik gimana?"

"Dih, gausah nakutin gitu lah Drey."

"Oh ya, tadi katanya dia ngasih sesuatu. Coba ambil."

Gue mengatakan ya tanpa suara, lalu berbalik dan mengambil 'sesuatu' tersebut. Gue punya celengan bentuknya botol bir di pojok loker. Ternyata benar, ada kotak hijau muda di sebelahnya. Gue mau membuka kotak tersebut saat Audrey tiba-tiba ngagetin gue.

"Awas Bel! Siapa tau isinya bom!"

"Yaelah Drey. Santai aja kali." jawab gue sambil melanjutkan membuka kotak tersebut. Ternyata isinya tatoo choker dengan liontin berbentuk bulan sabit.

"Gilaa curang banget lo dapet choker!" kata Audrey.

"Hahaha akhirnya gue punya choker. Untung juga punya stalker." jawab gue puas. Gue emang udah dari lama nyari choker, tapi harganya gila. Bisa sampe 100 ribu. Di olshop sih murah, tapi takutnya barangnya ga dikirim.

Pluk. Tanpa sadar, ternyata gue menjatuhkan sebuah kertas kecil. Mungkin dari dalam kotak itu.

"Eh ada kertas. Ambil tuh."

"Gausah disuruh juga gue bakal ngambil." jawab gue.

Gue merunduk untuk mengambil kertas kecil tersebut. Kertas itu berisikan tulisan :
gue tau dari dulu lo pengen banget punya choker. itu buat lo, semoga lo suka ya.

"Weh siapa sih yang ngirimin lo ini? Hoki banget lo."

Gue cuma terdiam, karena gue juga gatau siapa yang ngirim.

"Tadi katanya ini clue pertama. Maksudnya kira-kira apa ya?" tanya gue bingung.

"Hmm, pasti ada makna dibalik itu. Mungkin liontin bulan sabitnya?"

"Oh iya. Apaan ya? Weh gue jadi berasa kaya detektif dah kalo kaya gini."

"Norak lo Bel. Kebanyakan baca komik sih. Coba lo pake deh chokernya."

"Males ah. Nanti aja."

"Yee pake aja kali, atau buat gue aja sini kalo gamau dipake."

"Eh iya iya nih gue pake." jawab gue sambil memakai choker ke leher gue.

"Asoy kece banget lu." kata Audrey setelah gue selesai memakai chokernya.

"Biasa aja kali."

"Nah kalo kaya gini, kayanya ada yang kurang. Oh ya, coba rambut lo diurai deh. Pasti tambah cakep."

"Gamau. Gue lebih suka dikuncir."

"Udah lepas ajaa" kata Audrey sambil narik kunciran gue tiba-tiba. Sumpah nih anak ngeselin banget hari ini.

"Duh apaan sih lo." ucap gue kesel ke Audrey sambil merapikan rambut gue.

"Nah gini kan cakep. Yuk ke kantin."

"Eh tunggu dulu." gue menahan dengan menarik tangan Audrey.

"Apaan lagi sih?"

"Ini gue gapapa nih kaya gini?"

"Gapapa lah. Udah buruan gue laper nih."

Gue mengangkat buku B.Indonesia gue dan menyusul Audrey ke kantin.

Di sepanjang perjalanan, banyak banget yang ngeliatin gue. Udah kaya orang cengo gitu dah. Mereka ngeliatin gue, seolah-olah ada yang aneh dari gue.

"Drey, mana kunciran gue?"

"Udah gitu aja bagus kok."

"Gamau ah, aneh. Pada ngeliatin gue."

"Mereka itu ngeliatin lo karena lo kece. Udah lanjut aja, hirauin aja bopung-bopung itu. Ga pernah liat cewe cakep kali."

Akhirnya gue nyampe di kantin. Baru mau beli, ternyata udah bel. Terima nasib aja deh dibawelin sama Audrey.

"Yah Bel gue kan laper! Lo sih kelamaan di ruang loker!"

"Ya sori Drey."

"Sori, sori." balasnya sambil memajukan bibirnya.

                          =Gaudette=

Haihai sorry updatenya lama, hehe, makin kesini makin ada misteri loh (?) Haha maafkan kegajean saya kawan. Jangan bosen-bosen baca cerita gue ya, vomments juga, thanks.

GaudetteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang