14.

23.7K 1.7K 126
                                    

Jangan lupa voment~

Author Pov.

Sepanjang hari Calila tak bisa tersenyum, cukup sakit sih dia denger suaminya mengatakan dirinya matre, tentu saja setiap perempuan pasti matre.

Secara kebutuhan mereka banyak, skincare, kebutuhan fashion, ah pokoknya banyak. Dan lagi, Zibi menyuruhnya mencari gigolo?

Nanti dibawa ke rumah dia nangis, kena serangan jantung karena merasa di khianati Calila "Apasih Bi, kamu maunya apa" gumam Calila pusing.

Dia juga membingungkan satu hal, Zibi stalkerin Calila? Sejak kapan? Ah gataulah.

"Tauk ah" Calila melanjutkan pekerjaannya, jam istirahat sudah tiba 2 menit yang lalu tapi Calila masih fokus sama pekerjaannya.

Tok tok.

"Masuk"

Cklek.

Sekretaris Calila masuk, namanya Verdian, lelaki berusia 25 tahun yang imut. Wajahnya baby face sekali, ditambah kedua mata bulat lucunya.

"Ada apa Ver?" tanya Calila tanpa menoleh.

"Makan siang Nona, ayo makan siang. Ver laper" rengeknya Verdian, dia memang sedikit manja sama Calila. Itu karena dia menganggap Calila sebagai kakaknya.

Calila tertawa pelan, dia mematikan laptopnya lalu berdiri. Benar dia harus makan siang "Mau makan siang dimana?" tanya Calila lembut.

"Di Cafe yang gajauh dari sini. Ayo Nona" riang Verdia. Dia tak sabar, kata temannya makanan disana enak dan harganya terjangkau.

Calila mengangguk, mereka akhirnya berjalan menuju pintu dan keluar. "Nona, hari ini kenapa cemberut aja?" tanya Verdian lugu, Calila hanya tersenyum.

Dia mengelus rambut Verdian pelan "Gak papa, tamu bulanan datang" bohong Calila. Masa iya dia halangan.

Verdia menganggukan kepalanya, ternyata Nonanya lagi kedatangan tamu. Apa tamunya nakal sampai nonanya cemberut terus. Nanti Verdian marahin dia.

Keduanya turun ke lantai 1, melewati Karyawan yang menyapanya dengan hangat. Calila memang terkenal dengan keramahan dan kelembutannya sebagai seorang CEO.

Makannya Karyawannya merasa sejahtera, dan perkembangan Perusahannya selalu meningkat pesat.

Karyawannya tak pernah merasa tertekan, mereka bekerja dengan senang. Tidak dituntut ini itu dan merasa ditekan kuat.

"Kamu yang setir?" tanya Calila pada Verdian. Pemuda itu langsung mengangguk riang.

"Iya! Iya! Verdi setir-Verdi setir" ucapnya girang lalu masuk ke kursi kemudi.

Dan mereka mulai melajukan perjalanan menuju cafe yang Verdi katakan tadi.

*****

Sepanjang perjalanan, yang terdengar hanya ocehan Verdian. Dan Calila hanya menjawab ucapan Verdia dengan lembut dan pelan.

"Verdi, hubungan kamu sama Andin gimana?" tanya Calila lembut. Verdi yang tadinya tersenyum lebar kini murung.

"Ndin marah, katanya Verdi lemah. Masa baru Ndin tusuk sekali Verdi uda pingsan..hiks..tapi rasanya sakit Nona....huhuuu lubang ayam Verdi seperti dibelah dua.."

Ah, Andin itu pacar Verdi dan dia juga seorang Female Dominant. Bedanya Andin selalu bermain kasar, dia suka memakai cambuk dan lelehan lilin dalam permainannya.

Makannya Verdi selalu meminta Andin untuk menyewa Gigolo saja, Verdi tak mau. Dan kemarin adalah pertama kalinya Verdi menyerahkan keperawanan pantatnya.

Dan dia pingsan.

Oke, kasusnya sama seperti kasus Zibi. Apa ini perasaan Zibi makannya dia menyuruh Calila mencari Gigolo saja. Calila kembali berfikir untuk minta maaf pada Zibi nantinya.

Setelah mereka sampai di Cafe, mereka langsung masuk ke dalam dan hendak mencari tempat duduk, namun.

"Enggak, aku gak suka apalagi sayang sama Calila" Calila segera mencari sumber suara, asalnya dari meja yang tak jauh dari tempat Calila berdiri.

Dia berjalan tanpa suara ke meja tujuan. Pria yang sangat Calila kenal duduk membelakanginya, dengan seorang gadis di rangkulannya "Tapi kenapa kamu nikahin dia?" tanya si gadis.

"Aku cuma penasaran, kan aku uda stalkerin dia 5 tahun tuh. Pas aku nikahin kok rasanya gak ada bedanya, sama aja gitu. Cuma yang excited itu Zizi, aku mah biasa aja"

"Kamu, jangan asal bicara. Nanti kena karma loh, kamu nanti bisa cinta mati sama dia" peringat si gadis.

"Hahaha, enggak bakal. Dia terlalu tua, uda 26 tahun."

"Jahat kamu Bi, aku perempuan dan aku tau rasanya dihina secara fisik" gadis tadi melepas rangkulannya dan menatap tajam Zibi.

"Apasih, aku kan cuma bilang dia itu Tua!"

"Aku gasuka punya pacar kayak kamu, kamu gak ngehargain perempuan. Aku juga uda capek pacaran sama kamu, kita putus!!"

"Yaudah putus. Toh aku pacarin kamu supaya aku bisa di posisi atas"

"Gila ka-"

"Uda selesai?"

Keduanya menegang, gadis tadi menoleh dan langsung terpana melihat kecantikan Calila. Tapi dia tak mau kena amuk dan langsung pergi dari sana.

Sedangkan Zibi, menoleh perlahan kebelakang dengan wajah pucatnya. Mampus, Calila dengar semuanya.

Bukan wajah marah yang Zibi terima, tapi senyum lembut yang tulus, itu membuat hati Zibi sakit. Kenapa...kenapa Calila tidak marah atau mengamuk.

"Li-"

Sret.

"Makasih Bi" Calila mengelus kepala Zibi lembut. Senyum lembut masih terbentuk di wajahnya, tapi perlahan air mata turun dari matanya

DEG!

Jantung Zibi sakit, dia sesak melihat sorot kekecewaan di kedua matanya, kenapa...bisa sesakit ini. "Makasih, aku sayang kamu" ucap Calila kemudian berjalan pergi.

Meninggalkan Zibi yang masih terdiam, dia tak bisa mengejar Calila, tubuhnya kaku. Apa yang sudah Zibi lakukan...











































Tbc.

My Manja Husband [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang