Chapter 13

5.3K 340 5
                                    

Catrine POV

Waktu berlalu dengan cepat, 3 hari berlalu sejak makan malam itu, Cameron selalu murung, akupun tidak tahu keberadaannya disekolah. Aku hanya melihatnya pergi dan pulang sekolah dia pun tak menyapa ku saat berpapasan dan kelihatannya dia selalu sendiri akhir akhir ini.

Apa dia ada masalah dengan keluarga nya? Tapi setahu ku keluarga nya sangat harmonis dan tak pernah ada masalah. Atau karena nilainya? Ia kan pintar, mana mungkin.

Jenna. Pasti karena Jenna, aku harus cari dia kemana lagi? Aku sudah mengelilingi sekolah ini. Ugh aku lelah. Sudah berapa kali aku mengelilingi sekolah? Waktu istirahat pun hampir habis.

Aku ingat, ada satu tempat yang harus aku datangi, aku yakin dia ada disana, aku berlari sekuat tenaga untuk mencapai tempat itu, iya ini memang berlebihan, tapi siapa sangka pribadi yang kuat dan humoris bisa terpuruk separah itu? Aku khawatir dengannya.

Setelah sampai ditempat itu, ya maksudku di bleachers, tempat yg belum aku kunjungi, aku menemukannya, ia sedang duduk di tempat paling atas, sendiri, tak ada yang lain yang duduk di bleachers. Aku menghampirinya lalu duduk tepat disebelahnya.

"Mau apa kau kesini?" Tanya Cam dengan tatapan kosongnya ke lapangan. Ugh apa jangan jangan ia mulai membenci ku lagi? Salahku apa?

"Kau kenapa?-- apa ini karena Jenna?"

"Tak usah menatapku terus, aku risih karena itu" tukasnya singkat, dengan nada bicaranya yang sangat dingin.

Kau harus sabar Catrine, harus. Aku menarik nafas panjang lalu menghembuskannya kasar.

"Aku datang kesini hanya untuk menanyai keadaan kau Cam, kau tahu? Aku sudah berkali kali mengelilingi sekolah ini." Kataku masih menatapnya.

"Ya sudah kau tak usah mencari ku, lagipula ini tidak penting"

"Bagiku ini penting" aku membenarkan posisi dudukku-- mengarah kepadanya dan memegang wajahnya agar berubah posisi menatapku. "Tatap aku, kau kenapa?"

Akupun melepaskan tangan ku dari wajahnya dan berpaling memegang tangannya. "Kau ini sahabatku Cam, aku berhak mendengar ceritamu, kumohon-- tapi kalau kau tetap tidak mau ya sudah aku akan pergi sekarang, meninggalkan mu terlarut dalam kesendirian"

Dia tetap diam, cukup lama. "Okay kalau kau tetap tidak mau, aku akan pergi sekarang" aku melepaskan genggaman tanganku lalu pergi meninggalkannya.

"Catrine wait!" Teriak Cam dari bleachers. Aku menoleh keatas "aku akan bercerita kepadamu tentang masalahku" aku tersenyum dalam hati, lalu naik kembali ke bleachers.

"I am broke up with her"

"What? Ini bukan pertama kalinya untuk mu bukan?" Tanyaku penuh cemas. "Ya jelas tidak Cat"

"Lalu? Mengapa kau begitu terpuruk? Uh maaafkan aku lancang kepadamu"

"Jenna bilang kalau dia menerima ku menjadi kekasih nya karena terpaksa, dan dia pun tak memiliki perasaan sama sekali kepada ku, asal kau tahu Cat, it hurts"

"Yeah, aku tahu apa yang kau rasakan, and btw dia menerima mu karena terpaksa, dan tidak memiliki perasaan sama sekali kepada mu? She's really idiot, aku jadi benar benar kesal kepadanya" aku mendengus kesal karena perbuatan Jenna, aku menoleh kearah Cameron yang sedari tadi tertawa karena melihat tingkah laku ku dan mendengarkan perkataan ku.

"Terimakasih Cat, kau sudah membuatku merasa lebih baik"

"Ini memang apa yang harus aku lakukan untukmu Cam"

"Cameron, sepulang sekolah nanti kita pulang sama sama ya!"

-----------

Bel pulang sekolah pun berbunyi, aku mengemas barang ku dan bergegas pergi sesuai dengan janji Cam, dia akan menunggu di locker milikku

"Kau lama sekali" ketus Cam sembari memutar bola matanya.

"Uuu i'm sorry Mr.Dallas" aku pun mencubit pipi Cam

Aku dan Cameron pun berjalan ke gerbang sekolah. Syukurlah perasaan Cameron sudah membaik sekarang, benakku.

"Cameron, Catrine!"

Kami berdua menengok ke belakang lalu menghampiri Jenna dan seorang laki laki, karena dia sudah mengisyaratkan ku dan Cam untuk kesana.

"Hey, kenalkan ini Erick, he's my boyfriend" what? bf? Baru saja putus dengan Cameron, ia sudah berpacaran dengan lelaki lain? It's really bad.

Kami pun berjabat tangan, "Kalian sangat cocok" ucap Erick.

"Oh thanks, maaf kami ada urusan, kami mau pulang sekarang, bye" ucap Cam secepat kilat lalu menarik tangan ku sekuat tenaga lalu pergi dari tempat tadi.

"Hey Cam!"

"She's really bad"

Friendzone [c.d]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang