Read chapter 9 first.
Catrine POV
"Catrine! Catrine!"
Dad dan kak Jason menoleh kepada ku.
"Itu pasti Cam" bisik kak Jason kepadaku
"Cameron dari dulu tidak pernah berubah ya, selalu seperti itu jika ingin mengajak mu keluar atau bermain" ucap dad kepadaku
"Cepat sana keluar" seru kak Jason sambil mendorong ku berdiri dari kursi.
"Ambil nih hoodie mu!" Teriak kak Jason sambil melempar hoodie kepadaku.
Aku melangkah keluar dan memakai sepatuku. Setelah selesai memakai sepatu aku mengambil pennyboard dan pergi bersamanya.
Kami mengendarai pennyboard berdampingan.
"Hey kita mau kemana?" Tanya ku kepadanya.
"Liat saja nanti" ucap kak Cam sambil tertawa kecil kepada ku.
Aku dan kak Cam pun mengobrol banyak.
"Hey kau beda dari yang lain ya" ucap kak Cam sangat tenang. Sedangkan aku?! Jantungku berdetak sangat kencang!
"Beda dari yang lain bagaimana maksudnya?" Ucapku gugup.
"Misalnya ya, kebanyakan perempuan yang lain mungkin tidak bisa menggunakan pennyboard selancar kamu, dan style mu ini cocok sekali dengan ku! Aku sangat suka dengan style mu" seru kak Cam kepadaku.
Apa?! Style ku? Padahal style ku biasa saja. Ugh detak jantungku semakin kencang! Apa yang harus ku lakukan?!
"Uh um style ku kan biasa saja, tapi terimakasih kak" aduh bagaimana ini
"Catrine! Hey kau mau kemana?!" Teriak kak Cam lalu menarik tangan ku, mata kami bertemu wajahku dan wajahnya pun sangat dekat.
Ugh pipiku pasti sudah merah seperti tomat!
"Jangan blushing gitu dong" seru kak Cam sambil mencubit pipiku sangat keras.
"Ugh sakit!" Teriak ku kepadanya
"Aku akan terus memegang tangan mu seperti ini sampai kau stabil lagi ya" ucap kak Cam kepadaku.
"Memangnya aku anak tk yang baru bisa naik sepeda huh?!" Seru ku kepadanya.
Aku melepas genggaman tangannya, karena kurasa aku sudah stabil lagi dan agar aku tidak blushing lagi
"Kurasa aku sudah stabil" ucapku
"Yah padahal jangan dulu, tapi tidak apa apa, hm thanks"
Ternyata dia membawa ku ke taman, jarak rumah ku dengan taman memang agak jauh, lalu buat apa dia mengajakku kesini?
"Ngomong ngomong kenapa kau mengajakku kesini?" Tanyaku kepadanya. Wajahnya langsung berubah drastis menjadi sangat murung.
"Hey kau tidak apa?" Tanyaku
"Jenna berubah Cat" um jadi tentang Jenna.
"Ya, Jenna kenapa?" Tanyaku
"Jenna jarang membalas pesan dariku, aku mengajaknya pergi pun dia selalu tidak bisa, bahkan jika aku berpapasan dengannya, dia selalu menghindar dari ku." Jawabnya
Ternyata sosok kuat darinya dia mempunyai kelemahan hanya dari masalah kecil seperti ini.
"Kau harus menemuinya dan bicarakan ini baik baik" ucapku sambil membenarkan posisi dudukku.
"Kalau kalian terus begini, hubungan kalian akan berhenti, atau kalian memang berpacaran, tetapi tidak pernah berkomunikasi dan selalu menghindar satu sama lain buat apa?"
"Tetapi dia selalu menghindar dari ku, bagaimana caranya aku berbicara dengannya?" Ucapnya dengan suara yang kecil
Sulit juga ya kalau aku ada di posisi dia.
"Hm, begini saja, kau ajak dia bertemu dengan alasan 'kau harus bisa, sekali ini saja' begitu, kalau dia tetap tidak bisa, kau datang saja kerumahnya be-bb--"
Dia memelukku, Cameron memelukku.
Jantungku berdegup dua kali lebih kencang, seluruh tubuh ku rasanya sangat panas.
"Thanks Catrine! Kau memang teman terbaikku"
Aku tersenyum lalu membalas pelukannya. Ya aku hanya temannya.
"Aku membeli minum dulu ya, kau mau apa?" Ucap kak Cam.
"Aku ingin air mineral saja"
Ya hanya teman, tidak lebih. Aku harus bisa menutupi kesedihanku ini didepannya.
------------------------------
"Hey kau melamun apa?" Ucap kak Cam yang membuat ku tersadar dari lamunanku.
"Mulai sekarang kau tidak usah memanggil ku dengan 'kak' kau panggil nama ku saja" jantungku berdegup kencang. Mengapa jantungku selalu berdegup kencang sih?
"Huh? Tapi aku takut tidak sopan" ucapku
"Tak apa, kau kan teman ku dari kelas 6 sd!" Serunya sambil mengacak acak rambutku. Aku tersenyum puas, entah mengapa.
"Okay!" Seruku dengan gembira. Setelah mengobrol cukup lama kamipun pulang ke rumah masing masing.
Aku merebahkan diri dikasur sambil memikirkan apa yang baru saja terjadi, aku tidak menyangka ia memelukku! Tapi ternyata kantung matanya itu karena Jenna.
Aku mendengar ada yang mengetuk pintu kamarku.
"Catrine, aku masuk ya" itu pasti kak Jason.
"Ada apa huh? Biasanya kau langsung masuk saja tuh" jawabku ketus
"Hey kau sudah mandi belum?" Tanya kak Jason. Ugh mengapa dia menanyakan hal seperti ini kepada ku?
"Belum, kenapa?" Jawabku
"Yaampun Catrine! Kau memang tomboy tapi kau jangan seperti ini juga dong!" Teriak kak Jason sambil melempar handuk kepadaku.
"Aku hanya agak tomboy!" Ucapku sambil menekan kata 'agak'
Aku berjalan ke kamar mandi sambil mendengus kesal karena perbuatan kak Jason.
Setelah selesai mandi dan berganti baju aku keluar untuk menonton film.
"Hey sudah selesai?" Ucap kak Jason ramah. Aku heran mengapa dia jadi seperti ini. Mencurigakan.
"Memangnya kenapa?" Jawabku dengan nada sarkastik.
"Okay! Ayo pergi bersama ku!" Serunya dan menarik tangan ku.
"Mom kita mau pergi bye!" Teriak kak Jason.
"Ugh mau kemana sih?" Tanyaku. "Starbucks dan liat saja nanti"
"Kau harus traktir aku ya!" Seruku.
----------------------------
Hiiiii! Senin cepet banget ya udah masuk sekolah lagi;( btw cerita aku ini gimana sih? Gajelas? Or jelek? Atau gimana? Comment yeaaa! Maafkan aku masih penulis abal di wattpad jadi cerita nya udah gajelas+jelek+abal pula hm. Vomments dari kalian berharga banget loh! Thanks yang suka vote ataupun comment cerita ku ini. Love yaa!

KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone [c.d]
Fanfiction[NOT EDITED] Catrine Anderson, seorang gadis yang bersahabat dengan Cameron Dallas sejak kecil, mereka selalu bermain bersama, tetapi semakin lama perasaan Catrine berubah, dan sekarang ia mencintai sahabatnya sendiri, Cameron Dallas. Catrine telah...