“Ya itu kan suruhan kau, btw kau kenapa akhir akhir ini selalu terlihat pucat? kau juga jarang makan, dan ah kau moody sekali tahu! Kau sering tiba tiba marah, sekejap kau juga akan membaik lagi, aku juga sering melihat kau menangis, lihat kantung matamu! Besar sekali! Matamu juga membengkak”
“Uh i dont know”
“Pasti karena Cam?”
“Se-parah apa aku sampai dirawat begini?” Kata Catrine mengalihkan pembicaraan sembari terus melihat lihat isi ruangan.
Jason bergidik bahu “I dont know, yang pasti mom dan dad sedang berbicara dengan dokter di ruangannya”
***
“Apa kalian berdua jarang berada di rumah?” Tanya sang dokter menyelidik
Degh. Kedua orang tua Catrine tampak sangat gugup, pertanyaan sang dokter terasa sangat menusuk dalam hati mereka “ya, kami sibuk mengurusi perusahaan kami---kami selalu pulang larut malam, bahkan saat Catrine sudah tertidur”
“Ya itu salahnya, kalian kurang memperhatikan kesahatan Catrine, saya rasa anak anda mengidap penyakit Hipoglikemia, kita lihat saja dari kondisi fisiknya, Catrine mengeluarkan keringat yang sangat banyak, mukanya pun sangat pucat”
“Kekurangan gula darah? Apa saja gajalanya selain yang anda sebutkan tadi?” Tanya ayah Catrine.
“Ya, anda tepat, gejala penyakit ini adalah keringat berlebihan, sering pusing, sering kesemutan di daerah tertentu, contohnya; tangan, kaki, lidah, sering merasa ngantuk, kesulitan dalam bicara, depresi, mukanya juga pucat, bisa sampai kejang-kejang juga”
Yatuhan, maafkan kami Catrine sayang gumam ayah Catrine sambil mengusap wajahnya lalu menunduk.
“Lalu bagaimana cara mengatasinya? Apakah penyakit ini sangat parah?” Tanya ibu Catrine tanggap.
“Kita lihat saja keadaan nya sekarang, dan setelah pembicaraan kami selesai saya juga akan mengukur kadar gula darahnya” ucap sang dokter sembari tersenyum.
“Ya sudah kita ke ruangan Catrine sekarang” tegas ayah Catrine.
Mereka pun keluar dari ruang dokter dan bergegas masuk keruangan Catrine.
Mereka berjalan cepat dan menaiki lift, karena ruangan rawat Catrine berada di lantai 3 “Catrine, kau sudah bangun sayang? Bagaimana keadaanmu?” Tanya ibu Catrine penuh selidik
“Aku baik baik saja hanya aku sangat pusing sekarang” ucap Catrine sembari menebar senyum
Sang dokter pun mendekat ke posisi Catrine, “Catrine, apa saja yang kau rasakan akhir akhir ini?” Sang dokter pun tersenyum.
Dokter nya baik, bagus lah tidak menambah beban di otakku benak Catrine. “Akhir akhir ini aku sering pusing, dan tangan ku pun sering kesemutan----oh ya akupun selalu berkeringat walaupun suhu di sekitarku tidak panas”
“Baiklah, aku akan mengukur kadar gula darah mu ya”
Sang dokter pun mengukur kadar gula darah Catrine menggunakan Glucose Meter, alat tersebut menampilkan angka 38 mg/dL.
Tepat dengan diagnosa sang dokter, Catrine mengidap penyakit Hipoglikemia, penyakit yang tidak terlalu parah.
“Ya, anak anda mengidap penyakit Hipoglikemia, karena kadar gula darah nya 38 mg/dL, cukup rendah. Penanganan nya juga tidak susah, anak anda harus terus memakan obat yang saya resep kan, lalu memakan makanan yang bergizi, dan tidur yang cukup, Catrine juga bisa rawat jalan. Ini resep nya”
Orang tua Catrine pun keluar dari ruangan Mr.David dan menebus obat di apotik rumah sakit tersebut.
***
“Aku sakit apa dad?” Tanya Catrine penuh kecurigaan, karena dia takut penyakitnya sangat parah hingga harus dioperasi.
“Penyakitmu tidak terlalu parah Catrine, kau mengidap Hipoglikemia, kekurangan kadar gula darah” tutur ayah Catrine sembari terus mengelus rambut panjang Catrine.
“Kedengarannya parah dad”
“Tidak, sayang, kau hanya perlu terus memakan obat ini, makan makanan yang bergizi dan tidur yang cukup” ayah Catrine memang sosok yang sangat lembut.
***
Seminggu sudah Catrine di rawat di rumah sakit, ia sudah sangat bosan di rumah sakit karena tak ada hal yang bisa ia lakukan selain berdiam di kamar, berjalan jalan ke taman dan mengelilingi rumah sakit dengan tali infusnya yang sangat merepotkan.
Dokter bilang kalau Catrine bisa pulang hari ini karena kondisi Catrine berangsur angsur membaik, ia pun sangat senang dan mengabarkan teman temannya, tidak dengan Cam, karena Catrine rasa dia belum sanggup untuk menghubunginya sejak kejadian itu, panggilan atau pesan dari Cam pun selalu ia hiraukan, walaupun sebenarnya niat Cam baik untuk meminta maaf kepada Catrine tetapi entah mengapa ia masih belum berani untuk berinteraksi dengan Cameron.
Keluarga Anderson pun pulang ke rumahnya, karena selama Catrine dirawat dirumah sakit, orang tua Catrine tinggal di hotel dekat rumah sakit yang Catrine tempati.
Diperjalan mereka pulang, Catrine terus diam, dan melihat keluar jendela mobil, Catrine kembali memikirkan Cameron, ia takut untuk bertemu dengan Cam. Mereka pun sampai dirumah lalu menurunkan barang barang milik mereka dan Catrine.
Mereka tidak tahu bahwa ada sepasang mata yang sedang memperhatikan gerak gerik mereka semua.
“Inilah saatnya”
A/N
Cuman mau ngasih tau kalau friendzone 2 chapter lagi tamat HAHAHAAHA, udah sih itu aja. Btw itu gaya bahasa dokternya sumpah ngasal abis akakak aneh kan jadinya hwhw.
15++ votes and 7++ comments for new update bye! Xx
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone [c.d]
Fanfiction[NOT EDITED] Catrine Anderson, seorang gadis yang bersahabat dengan Cameron Dallas sejak kecil, mereka selalu bermain bersama, tetapi semakin lama perasaan Catrine berubah, dan sekarang ia mencintai sahabatnya sendiri, Cameron Dallas. Catrine telah...