𝙒𝙖𝙧𝙣𝙞𝙣𝙜 : 🔞
360 derajat Eunwoo merubah dirinya menjadi Pria lebih dewasa. Demi mendapatkan Wanita berumur 27 tahun, Wanita seksi dan membangkitkan libido. Merebut dari sang kekasih yang di cintai, Eunwoo yakin, Jiyeon akan jatuh pada peso...
'When you smile, you don't even know how very special you are. I will not let anything take away, what's standing in front of me. I want her to be the only girl that I love for the rest of my life'
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Orang yang penuh kebencian tidak tahu bagaimana menangani cinta. -P.C. Cast.
Cintai aku atau benci aku, keduanya mendukungku. Jika kamu mencintaiku, aku akan selalu berada di hatimu, dan jika kamu membenciku, aku akan selalu ada di pikiranmu. -QandeelBaloch.
Noona, Please Touch Me
Wonwoo menghempaskan tubuhnya kearah sandaran kursi yang ia duduki sebelum menyalakan pematik yang berada di tangan kanannya untuk menyalakan rokok yang berada diantara bibirnya. Ia menghembuskan rokok itu di depan wajah Eunwoo yang tak jauh darinya.
"Ingin ikut denganku malam ini?"
Wonwoo berdiri tepat di depan Eunwoo untuk memberikan sebatang rokok. Eunwoo yang saat ini duduk dengan postur malas sambil menatap Wonwoo dengan tatapan penuh tanda tanya. Eunwoo membiarkan tangan Wonwoo yang menarik lagi untuk menyimpan rokok ke tempatnya.
Wonwoo maju selangkah dengan pandangan ke arah depan. "Makan malam bersama di Penthouse ku bersama ... Jiyeon." Kepala Wonwoo menoleh ke samping, keheningan menyelimuti keduanya, tidak ada suara Eunwoo yang membalas ajakan Wonwoo.
"Kau menolak?," tebak Wonwoo dengan nada dingin seakan setiap kata yang baru ia ucapkan dipenuhi tekanan yang mampu membuat Eunwoo pandangannya berubah mendingin ketika menyadari arah pembicaraan ini.
"Alasan kau mengajakku?," ucap Eunwoo perlahan, matanya membalas tatapan menghunus yang Wonwoo ciptakan. Aura dingin tiba-tiba menyelimuti seluruh ruang tersebut, tatapan Eunwoo berangsur lebih menajam.
"Jika Jiyeon menyuruhmu, tidak mungkin kau menolaknya, benar?"
Perlahan ucapan Wonwoo memelan dan tersenyum singkat, begitu ia merasakan suasana hatinya sedikit mereda atas amarah.
"Katakan sejujurnya," desis Eunwoo, kedua tangannya mengepal dan beranjak berdiri saling berhadapan dengan Wonwoo ia berusaha manahan emosi yang menggejolak dalam hatinya.
Sebuah ketukan sepatu membuat mereka berdua menoleh ke arah sumber suara. Menatap Soobin yang baru saja sampai ke markas mereka, Soobin yang berdiri tepat di kedua orang itu, mengembuskan napasnya jengah.
"Kalian ... Bodoh."
Ke empat pasang mata menatap gerak gerik Soobin dengan tatapan penuh waspada. Berusaha melihat tanda-tanda kecurigaan dari kedua mata Soobin. Eunwoo dapat melihat dengan jelas ekspresi garis wajah Soobin menunjukkan emosi. Kedua pemuda ini takutkan adalah, Soobin tidak mengizinkan sang kakak menjalin kasih bersama mereka.