2. She Is Not Fine

339 54 0
                                    

Lalu lintas padat sekali malam itu, entah berapa kali pemuda bersuara berat itu memukul setir karena kesal. Tak lama ponselnya berbunyi, nada khas pesan masuk yang dia setel khusus untuk orang yang disayang.


Ryu
jae?
jadi?

Jadi ryu
Macet nih maaf

Ryu
iya santai aja
aku udah di depan gerbang komplek
biar kamu gampang nemunya













Benar seperti yang Ryujin bilang, gadis bersurai pirang itu sudah ada di gerbang komplek perumahannya. Langsung masuk ke mobil yang ia kenali.

"Kamu jalan dari rumah jam berapa, Jae?" Tanya Ryujin

"Jam 6 aku langsung jalan kok." Ucap Jaehyuk

"Untung aku gak ngeiyain ajakan Asahi tadi."

Jaehyuk memutar matanya malas saat nama Asahi disebut, "Ya jangan, kamu kan pacar aku, bukan pacar Asahi."

Ryujin mengelus surai gelap kekasihnya, "Masih cemburuan? Asahi kenal aku jauh sebelum kita ketemu... Asahi juga baik." Bela Ryujin

"Nah, kalau ngomongin Asahi selalu yang bagus-bagus."

"Kamu ngambek?" Ucap Ryujin memegang pipi kiri Jaehyuk

"Sedikit."

Ryujin terkekeh, menyodorkan sebuah buku ke pangkuan Jaehyuk.

"Nanti kalau udah pulang, kamu baca ya?"

"Uhm? Buku apaan ini?"

"Buku... baca aja, tulisan tangan aku kok. Pasti jelas."

"Bukannya kalau tulisan tangan kamu malah jadi gak jelas?" Canda Jaehyuk

"Jelas kok." Ucap Ryujin, Jaehyuk memperhatikan nada suara Ryujin yang berubah turun.

"I-iya, bercanda kok."



































Bahkan saat makan-makan yang seharusnya bahagia pun wajah Ryujin tidak menunjukkan raut begitu. Jaehyuk terpaksa melirik Asahi untuk mencari tau apa yang terjadi pada kekasihnya itu, bukannya menjawab, Asahi malah hanya menatap Jaehyuk malas.


"Ryu, kamu kenapa?" Tanya Jaehyuk saat Ryujin pergi mengambil pudding.

"Enggak enak badan."

"Mau aku beliin obat?"

"Enggak perlu... kamu disini aja temenin aku, jangan kemana-mana."

Jantung Jaehyuk berdegup cukup kencang, itu bisa dibilang pertama kalinya Ryujin mengatakan hal yang romantis namun disaat bersamaan meninggalkan kesan kurang enak di hatinya.

Jadilah Jaehyuk menggenggam tangan Ryujin kemana pun gadis itu pergi, sampai Sungchan pun merasa tersaingi.























Di jalan pulang juga tak sedetik pun Ryujin melepas tautan tangannya dengan Jaehyuk, membiarkan pemuda itu membawa tangannya ke setir.

"Tangan kamu dingin." Ucap Jaehyuk, melepas jaket dan memberikannya kepada Ryujin, juga menurunkan temperatur pendingin kendaraan.

"Wangi kamu." Ucap Ryujin menunjuk jaket yang kini melekat di tubuhnya.

"Ya kan punya aku."

Ryujin tersenyum simpul, "Terimakasih."

"Uhm?"

"Makasih, buat semuanya."


Seharusnya ucapan terimakasih tak membuat Jaehyuk merinding.

Come and Find MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang