20. She Ask Me To Choose

128 32 8
                                    

Hyunsuk menjelaskan bahwa dia dan Asahi saling kenal karena pergi ke lembaga pembelajaran yang sama.

"Tadi mau ke rumah lo, tapi gak ada." Jelas Asahi.

"Ngapain mau ke rumah gue?" Tanya Jaehyuk.

Asahi melirik Yuna yang masih sesenggukan menangis, menarik tangan Jaehyuk untuk menjauh dari gadis yang malang itu.

"Ini." Ucapnya memberikan kotak yang cantik kepada Jaehyuk.

"Ulang tahun gue masih lama." Jawab Jaehyuk sambil memperhatikan kotak berbentuk kubus yang ada di tangannya.

"Bukan kado." Balas Asahi, pemuda itu bertolak pinggang, "Dikasih sama Ryujin, gak tau buat apa. Tapi kayaknya jangan dibuka." Peringat Asahi saat Jaehyuk mulai mengotak-atik kotak pemberian Ryujin.

Jaehyuk langsung menghentikan aktivitasnya, "Oh, oke..."


Setelahnya Asahi pamit pulang, benar-benar hanya ke rumah Hyunsuk untuk memberikan kotak itu kepada Jaehyuk.


















Jaehyuk akhirnya membaca lembaran berikutnya dari buku Ryujin.




Lembar ketujuhbelas

Jaehyuk,
Kalau kamu baca ini mungkin Asahi udah ngasih kotaknya ke kamu.

Kamu punya perasaan tentang siapa yang akhir-akhir ngingetin kamu sama aku gak?

Kalau ada, kasih kotaknya ke mereka, ya?

Aku tunggu...
I miss you.














Sekarang isi kepala Jaehyuk hanya ada dua orang, ibu dari teman-temannya yang baru ia kenal, ibunya Heeseung dan ibunya Jiung.






Dan yang jadi masalahnya bukan memilih siapa diantara kedua itu. Tapi, bagaimana memberikan kotak itu kepada orang-orang yang statusnya adalah orang tua dari temannya? Yang lebih tua darinya?

Kalau diminta memberikannya kepada Winter, dengan senang hati Jaehyuk langsung memberikan kotak itu tanpa perlu berpikir lagi, berbicara dengan Sungchan bukan masalah besar.

Tapi ibu Heeseung dan ibu Jiung? Bagaimana cara Jaehyuk memberikannya?




























Paginya Jaehyuk terbangun karena Hyunsuk mengetuk pintu kamarnya, "Jae, bangun, sekolah." Teriak anak itu dari luar pintu.

"I-iya! Udah bangun kok, makasih!" Jawab Jaehyuk dengan mata 5 watt dan nyawa masih melayang.

"Gue udah selesai mandi, cepat sana, biar berangkat naik motor lo aja." Ucap Hyunsuk



















Tidak butuh waktu lama, Jaehyuk bukan seperti Sungchan atau Kimjun yang butuh waktu berjam-jam untuk bersiap, tidak sampai sepuluh menit, anak itu sudah turun ke bawah.

"Sarapan apa?" Tanya Jaehyuk sesampainya di dapur

"Manasin makanan yang kemarin." Jawab Hyunsuk.

Pemuda itu bersender di kitchen set, sedangkan Jaehyuk duduk di kursi makan; menunggu benda bernama microwave bertending, tanda sarapan mereka sudah siap.











Hanya ada keheningan sebelum Hyunsuk membuka suara, "Oh, iya... tadi malam lo tidur cepat, kan. Gue ngasih tau anak-anak kalau lo tinggal disini, katanya Mama Heeseung mau ngasih kita makanan." Ucap Hyunsuk

"Wah, dalam rangka apa?" Tanya Jaehyuk

"Katanya dia iseng aja sih, lagi suka masak. Terus kasian Heeseung doang yang makan." Jelasnya

Jaehyuk mengangguk, "Baik banget..."

Hyunsuk mengangguk setuju, "Emang, Heeseungnya juga baik. Padahal gue baru kenal seminggu, dia udah bolehin gue minjam jas lab-nya kemarin."

"Eh terus... kita harus ngapain kalau dikasih makanan?" Tanya Jaehyuk

"Maksud...?"

"Kan beliau ngasih, masa kita gak ngasih apa-apa sebagai gantinya?"

"Oh... iya juga, ya? Lo ada ide mau ngasih apa gak? Gak mungkin kita kasih duit kan... gak sopan."




Dan sebuah ide terlintas di kepala Jaehyuk.

"Ah, itu urusan gue aja, Suk. Teman sekelas gue ada yang jual gift lucu-lucu gitu." Ucap Jaehyuk.

Hyunsuk mengangguk saja sambil mengeluarkan sarapan mereka dari benda balok tersebut.

















Jaehyuk harap apa yang akan Ryujin berikan adalah hal yang baik.

Come and Find MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang