14. She Must Be Lonely

147 37 0
                                    

Lembar keduabelas

Jae, sekarang musim apa? Kalau kemarau, kamu bacanya lambat ya? Seharusnya masih musim hujan kalau kamu kebut. Tapi gak apa-apa. Aku sayang kamu.
















"Iya, Ryu, aku bacanya lambat... sekarang udah musim kemarau, mataharinya terik... tapi gak ada kamu yang bisa aku mintain es teh manisnya..." Ucap Jaehyuk sambil meraba foto Ryujin di lembar ketiga.





Akhir-akhir ini hobi Jaehyuk bertambah lagi, yaitu berbicara sendiri. Seperti halnya tadi, sambil membayangkan ada Ryujin yang mendengarkannya.




Tak jarang adiknya muncul tiba-tiba dengan ponsel, seperti kali ini, "Kak, aku kirim ke Kak Jeonghan ya? Biar kakak dicariin dokter atau apa gitu... dari kemarin suka banget ngomong sendiri." Ucap adik perempuannya, Seeun, memperlihatkan kepada Jaehyuk hasil rekamannya.

"Suruh Kak Jeonghan cariin dokter cinta juga..." Ucap Jaehyuk putus asa, mengubur wajahnya ke buku Ryujin.

"Dokter mata sekalian ya, Kak? Bukan cuman ngomong sendiri, kakak juga suka baca buku kosong."

"Hah? Kosong?" Tanya Jaehyuk, berkali-kali melihat buku Ryujin.

"Iya, kosong."

"Mata kamu yang salah. Nih, ada..." Ucap Jaehyuk menunjuk buku penuh tulisan tangan Ryujin

Seeun menggeleng, "Kakak aneh. Serius, aneh." Kemudian gadis dengan kulit cerah itu pergi meninggalkan kamar Jaehyuk, tak lupa membiarkan pintunya terbuka dan membuat Jaehyuk naik darah.






















Lembar ketigabelas

Aku bosan, kamu juga pasti bosan kan? Keluar deh, jalan-jalan coba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku bosan, kamu juga pasti bosan kan? Keluar deh, jalan-jalan coba. Kayak pas di foto ini, kamu ganteng kalau keluar.

























Namanya juga remaja budak cinta, kadang lebih mendengar perintah kekasih daripada keluarga, padahal raga kekasihnya saja tidak ada.

Jadilah Jaehyuk pergi jalan-jalan keluar dengan motornya, setelah sebelumnya dipandang aneh oleh Seeun yang sedang menyiram tanaman.




















Dua wajah familier dilihat Jaehyuk sedang duduk di hamparan rumput hijau, salah satunya sedang memeluk bola hitam putih.

Jaehyuk parkirkan motornya di dekat gawang, "Heeseung! Jiung!" Panggilnya

Kedua anak yang merasa namanya dipanggil menoleh, memperlihatkan senyum bahagia mereka.

"Ngapain lo?" Tanya Heeseung

"Jalan-jalan aja, malas di rumah." Jawab Jaehyuk mengambil alih bola di pelukan Jiung.

"Balikin besok, ya?" Pinta Jiung.

"Lho, kenapa?" Tanya Jaehyuk

"Mama gue udah datang, dia gak suka gue main bola." Jawab Jiung menunjuk mobil sedan putih yang datang.







Tampaklah perempuan cantik dengan kacamata hitam dan pakaian yang elegan. Baju hitam dan celana jeans, dipadukan dengan jaket panjang berwarna hitam.

Ia menghampiri anak semata wayangnya dengan sepatu hak yang kira-kira 10 cm

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia menghampiri anak semata wayangnya dengan sepatu hak yang kira-kira 10 cm. Jaehyuk meringis saat melihat sepatu tinggi yang cantik itu menyentuh rerumputan yang berlumpur.

"Halo, temannya Jiung, ya?" Sapa wanita cantik itu kepada dua pemuda lainnya.

Jaehyuk dan Heeseung mengangguk, "Iya, tante." Jawab Heeseung antusuas.

"Wah, terimakasih ya mau berteman sama Jiung." Ucapnya berterimakasih, "Bang, lain kali ajak temanmu ke rumah." Lanjut wanita itu, kemudian melambaikan tangan kepada dua pemuda lainnya sambil menggandeng siku anaknya.

"Mi, malu..." Ucap Jiung pelan namun masih bisa terdengar.

Wanita itu mengelus surai anaknya yang banjir peluh, "Langsung mandi, ya." Ucapnya tak menghiraukan sang anak yang malu.


























Jaehyuk dan Heeseung menahan tawa mereka.

"Mukanya doang sangar, ternyata anak mami." Ledek Jaehyuk

Heeseung tertawa, "Wajar sih, anak satu-satunya tuh." Ledeknya puas






Belum ada lima menit Jaehyuk dan Heeseung menertawakan Jiung, kali ini Heeseung yang diminta pulang oleh ibunya lewat video call.

"Dek, dimana?" Tanya mama Heeseung dari telepon, dapat dengan jelas didengar Jaehyuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dek, dimana?" Tanya mama Heeseung dari telepon, dapat dengan jelas didengar Jaehyuk

"Lapangan, Ma." Ucap Heeseung memutar-mutar ponselnya, menunjukkan lokasi.

"Sama siapa?" Tanyanya lagi

"Jaehyuk, Ma." Ucap Heeseung menunjukkan wajah Jaehyuk, direspon baik oleh Jaehyuk yang menundukkan kepalanya untuk menyapa.

"Pulang, dek, udah sore." Pinta Mama Heeseung

"I-iya, Ma..."

"Cepetan."

Heeseung kemudian mematikan teleponnya, wajahnya memerah.

"Sama aja kayak Jiung." Ledek Jaehyuk

"Kan gue cuman ditelpon." Bela Heeseung, mulai bangkit dari duduknya.

"Mak lo mirip ya sama maknya Jiung." Ucap Heeseung

"Enggak, mungkin lo karena jarang lihat aja..." Ucap Heeseung, "Duh, udah, ya, ntar ditelponin lagi." Pamit Heeseung kepada Jaehyuk sambil menunjuk ponselnya.




















Dengan perginya Heeseung, jadilah Jaehyuk sendirian duduk di lapangan luas dengan bola di pelukannya.

"Wah, sepi, ya..." Monolog Jaehyuk, "Ryu, kamu juga kesepian gini?"









Jaehyuk sedih. Ryujin pasti kesepian. Tidak ada yang menemaninya. Kenal siapa-siapa pun tidak, Ryujin pasti hanya punya angin untuk diajak bicara.

Jaehyuk sedih.

Come and Find MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang