mimpi

3.4K 571 42
                                    




Warning : sexual content, abuse, underage children.



Senin pagi di awal Agustus, cuaca yang sangat cerah sehingga membuat semua yang berdiri di lapangan mengeluh kesal, apalagi seorang perempuan yang berdiri di barisan paling belakang, ingin sekali rasanya berlari menuju uks dan berbaring setelah itu meminum segelas teh hangat

Beberapa menit kemudian gadis itu tersenyum, sepertinya dia memang akan pergi ke uks dan meminum segelas teh hangat karena perutnya terasa sangat nyeri, ditambah lagi kepala nya yang seolah terguncang dan pandanganya yang mulai menghitam

"Sakit," Teriakan perempuan itu seakan tidak terdengar oleh laki - laki yang terus menekan perutnya yang sedikit membesar, laki - laki itu sudah terlalu emosi karena kekasih yang dia cintai bertemu dengan laki - laki lain, apalagi kekasihnya itu sangat bahagia ketika dengan yang lain dari pada denganya

"Kamu tau? Aku bahagia liat Haechan di tabrak! Tapi kenapa kamu malah sedih? Kamu nangis? Kamu marah sama aku?!" Teriakan laki - laki itu sangat memekik telinga

"Aku nggak marah sama kamu karena Haechan! Jaemin kamu ada apa sama perempuan itu?!"

"Sudah aku bilang sebelumnya! Kamu dengerin aku nggak sih? Aku cuma nurutin kemauan dia biar dia nggak ganggu kita lagi"

"Aku nggak percaya"

"Kamu kira aku bohong?!"

"Aku nggak bodoh, Sebenernya kamu manfaatin waktu satu bulan yang terpaksa itu dengan senang hati kan?!" Laki - laki bernama Jaemin itu berdiri dan memaksa si perempuan ikut berdiri sampai terdengar suara teriakan lagi ketika perempuan di bawa ke balkon

"Nggak, biarin aku masuk, Jaemin kamu gila! Aku nggak bisa kena angin malem!"

Jaemin mendekatkan bibirnya ke telinga si perempuan "Kamu kenapa tau? Kenapa aku nggak bisa bohongin kamu?" Dengan begitu perempuan terbelak ketika telinganya di gigit

"Gila! Sakit, lepas!" Jaemin terkekeh dan melepaskan gigitanya "Jisey, aku sudah setubuhi dia"

Plak!

"Jina!" Gadis yang baru saja terbangun itu langsung menatap teman - temanya yang berdiri mengelilinginya

"Lo kenapa anjir?" Tanya Leo, pasalnya dia melihat Jina yang menampilkan raut ketakutan selama pingsan

"Gue siapa?" Gadis itu balik bertanya dan teman - temanya malah tertawa

"Lo amnesia apa gimana? Gue siapa?" Tanya perempuan yang berdiri tepat di samping kepalanya

"Karina"

"Nah tu tau!" Karina tertawa

"Tapi gue siapa?" Tanya gadis itu lagi

"Jina belegug ai sia" Ucap Haris karena kesal dia melihat Jina seperti orang bodoh

"Bukan Jisey?"

"Lah Jisey nugu?"

"Kok pada main tanya jawab gini sih" Protes Leo, memang yang paling waras diantara mereka cuma Leo "Lo mimpi?" Lanjutnya dan Jina mengangguk

"Tapi.. Jisey kok mirip gue?" Dan yang membuat Jina heran adalah pipi nya terasa begitu perih ketika terakhir di tampar laki - laki sialan itu di mimpi

"Ahahahhahha, namanya juga mimpi, gue aja pernah mimpi jadi tiang bendera" Haris tertawa sedangkan yang lain hanya menatapnya datar

"Yaa mimpi doang si" Jina mengangguk "Tapi kalian nggak nelpon Papi gue kan?"

Haris menampilkan cengiranya "Gue telpon tadi, katanya udah otw" Jina menghela nafas, hari ini harus pulang lagi

"Yaudah lo pulang dulu, ntar malem gue jemput" Ucap Leo yang membuat Jina mengernyit

"Kemana?"

"Makan malem di rumah gue, kalian juga" Leo melirik Karina dan Haris

"ASIK" Haris mengangkat kedua tanganya kegirangan karena yang dia tau Leo itu tajir melintir dan ini pertama kali Leo mengajaknya dan teman - teman kerumah tetapi setelah melihat ke arah pintu Haris menurunkan tanganya kembali dan tersenyum canggung "Eh, om, heheh"

"Kenapa lagi? Mana yang sakit? Tadi sarapan nggak, hm?" Papi Jina menghampiri dan berdiri di samping Karina

"Nggak sakit, tiba - tiba aja nggak sadar padahal aku udah sarapan"

"Masa sih? Yaudah Papi udah minta izin sama wali kelas kalau kamu pamit pulang"

"Kok Papi nggak marah?" Tanya Jina heran

"Mau Papi marahin? Iya nanti dirumah" Jina berdecak, paling malas kalau Papi marah, marahnya aneh !

"Kalian balik ke kelas ya, jangan bolos" Ucap Papi ke Karina, Haris, Leo dan ancang - ancang menggendong Jina

"Papi ih?! Aku nggak mau di gendong" Teman - teman Jina sontak tertawa

"Ya terus? Bisa jalan sendiri emangnya?" Jina buru - buru turun dari ranjang uks

"Gue pulang duls, ntar kabarin aja Le" Jina berjalan keluar dan diangguki oleh Leo

"Gue pulang duls, ntar kabarin aja Le" Jina berjalan keluar dan diangguki oleh Leo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-14 feb 2021

[II] lampauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang