terbang

219 37 13
                                    

"Lo jangan gini Hwall" Haechan sekali kali melirik pintu kamar Jina yang tertutup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo jangan gini Hwall" Haechan sekali kali melirik pintu kamar Jina yang tertutup

"Untuk kebaikan Jina, kenapa si lo"

"Kan udah gue bilang, gue ngga mau pisah"

"Ikut aja" Dengan entengnya Hwall bilang begitu sambil memakan spageti carbonara hasil nyolong di lemari penyimpanan

"Gila aja, gue udah pindah kerja ke sini"

"Salah siapa, lo sendiri yang mau balik ke sini"

"Ah pokoknya gue ngga mau pisah"

"Gue cuma mau ajak dia ziarah"

Haechan memalingkan wajahnya dari Hwall, matanya sibuk bergerak kesana kemari

"Kalo lo ngga boleh dia pindah, gue cuma minta waktu seminggu sama dia" Haechan akhirnya menatap Hwall

"Gue ikut"

Besoknya mereka benar - benar terbang menuju Belanda, Haechan mengambil cuti dan Jina ijin ngga masuk sekolah selama beberapa hari

"Pi" Jina menggenggam tangan Haechan yang duduk disebelahnya

"Kenapa? Jina tidur aja masih lama nyampenya"

"Nanti Jina bawa apa ya buat Mami"

"Jina kan bawa Papi, pasti Mami seneng" Jina tertawa mendengar ucapan Haechan

"Papi cinta banget ya sama Mami?" Haechan mengangguk samar lalu menyelipkan rambut Jina kebelakang telinga

Haechan mendekatkan bibirnya kepada telinga Jina "Sekalipun nafasnya nggak berhembus lagi, nggak akan bisa bikin perasaan Papi pudar"

"Beruntung banget bisa dicintai sama Papi" Haechan tertawa, kembali bersandar pada kursinya

"Mungkin Mami merasa bersalah karena nggak bisa balas perasaan Papi, makanya dia kasih Jina untuk Papi"

"Papi.. kenapa engga ambil Mami dari cowok sialan itu, Papi kan bisa hidup bahagia" Jina mengelus punggung tangan Haechan yang digenggamnya

"Engga mudah Jina, Mami lebih cinta dia"

"Tapi Papi lebih baik"

"Kita ngga tau apa yang dipikirin Mami sampe mau berakhir tragis, mungkin untuk berada di situasi itu Mami udah memilih pilihan yang paling baik" Haechan menghela nafasnya "Kalo Mami waktu itu bunuh kamu sesuai dengan apa yang Jaemin mau mungkin hidup Mami bakalan lebih hancur Jina, Mami memilih pergi jauh dari keluarganya dan melahirkan Jina itu untuk kebaikan keluarganya sendiri, Mami ngga mau Jaemin sakitin keluarganya"

[II] lampauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang