~HAPPY READING~Disinilah mereka semua, mengantar teman sekelas mereka ke peristirahatan terakhirnya. Sebagian dari mereka tak sanggup menahan tangisnya, tak sedikit pula yang bersikap biasa saja, ada juga yang terdiam merenung ntah apa yang dipikirkan.
Namun, perhatian mereka sedari tadi tertuju pada sesosok laki laki yang tengah menangis sejadi jadinya tepat di samping makam itu sembari terus memeluk batu nisan Yiren.
"Yirennn! Maafin kakak gak bisa jaga kamu! Gak seharusnya kamu pergi kayak gini ninggalin kakak. Kakak cuman punya kamu di dunia ini Ren, kakak lebih baik mati daripada harus hidup sendirian kayak gini!" ucap laki laki sembari menangis sejadi jadinya di samping makam Yiren.
Mereka menatap laki laki itu dengan rasa iba. Sedih rasanya mendengar seseorang mengucapkan kata kata se-putus asa itu. Mereka rasa Yiren adalah segalanya bagi laki laki itu bahkan mendengar bahwa ia ingin mati karena kehilangan Yiren membuat mereka semua tak sanggup melihat betapa sedihnya laki laki itu.
"Itu siapa Young?" tanya Felix pada Jinyoung yang berada tepat disampingnya, berharap laki laki itu tau jawabannya.
"Kayaknya itu Jackson, kakaknya Yiren, Lix" ucap Jinyoung sembari terus merangkul Renjun, ia tahu sahabatnya itu sedang sangat rapuh.
"Tau darimana lo?" tanya Jeno penasaran.
"Gue sempet baca file biodatanya Yiren" ucap Jinyoung, yang hanya dibalas anggukkan oleh Jeno. Mengingat Jinyoung adalah mantan ketua osis sekaligus wakil ketua kelas, jadi wajar saja jika ia punya file biodata teman temannya.
"Gak tega gue liatnya" ucap Felix sembari menatap laki laki yang masih menangisi makam Yiren.
Disisi lain ada Jisung dan Haechan yang tengah sibuk dengan obrolan mereka.
"Padahal Yiren anaknya baik banget, gue gak nyangka dia bisa pergi kayak gini. Kayak bukan Yiren tau gak sih" ucap Jisung dengan nada lemas, ia salah satu yang merasa kehilangan sosok Yiren.
"Halah Sung, lo ngomong udah kayak yang paling deket sama Yiren aja, lo pikir cuman penjahat doang yang bisa bunuh diri, orang baik gak boleh gitu? Lagian Yiren ga se suci itu kali Sung" ucap Haechan seenaknya.
Hyunjin yang berdiri di samping Haechan pun langsung menatapnya. "Mulut lo kayak ga di sekolahin ya! Ini di kuburan masih sempetnya ngomong kayak gitu!" ucap Hyunjin menatap Haechan sinis.
"Yeeuu, biasa aja kali, lagian gak ada yang salah sama omongan gue" balas Haechan santai.
Hyunjin hanya mendecak kesal lalu menatap Haechan sinis.
"Udah Chan, lu lagian mulut gak di filter, udah tau kuburan masih aja sempet julitin orang, dapet azab dari Tuhan tau rasa lo!" ucap Jaemin.
"Gila mulut lo Jaem, lancar bener kayaknya nyumpahin gue" ucap Haechan sinis lalu langsung membuang tatapannya pada Jaemin.
***
Acara pemakaman berlangsung dengan khidmat, walaupun di penuhi dengan kesedihan dan tangisan dari keluarga dan teman teman. Mereka ber-24 pun langsung pamit untuk pulang setelah acara selesai, sebenarnya tak langsung pulang, mereka harus kembali ke sekolah dulu, mengingat sebagian dari mereka kendaraannya masih ada yang di sekolah.
Yeji, Siyeon, Nancy, dan Lia berada dalam mobil yang sama, karena ada sesuatu yang harus mereka bicarakan.
"Ji, Yiren gak mungkin bunuh diri gara gara itu kan?" tanya Lia dengan hati hati.
"Gak mungkin Li! Kalo dia bunuh diri cuma gara gara itu harusnya udah dari dulu!" ucap Nancy.
"Ckk! Keadaan kayak gini lo masih dengan gampanganya ngomong gitu Nan?" ucap Siyeon dengan sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Class of Bullshit | 00L
Детектив / Триллер[ON GOING] Berawal dari kasus kematian siswi di sebuah SMA elite perlahan membongkar kebusukan teman kelasnya. Kelas yang di anggap paling sempurna justru menyembunyikan beragam kebohongan. Pada akhirnya, nyawa mereka satu per satu dipertaruhkan. Ha...