Chapter 14

444 104 764
                                    

Thanks 4k nya guys! Gak yangka banget bakalan ada yang baca cerita ini ^^

Yuk jangan jadi pembaca gelap!

700 komen? Eh tembus gak -_

Tandai typo.

------

Karena semua butuh waktu, termasuk proses.

Pagi ini Ra sudah memarkirkan motornya di parkiran anak OSIS, walaupun dirinya bukan anggota organisasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini Ra sudah memarkirkan motornya di parkiran anak OSIS, walaupun dirinya bukan anggota organisasi. Di SMA Garuda parkir guru, karyawan dan anggota kepengurusan OSIS memang dibedakan dengan parkir murid lainnya. Tapi namanya juga Ra, tidak epic jika tidak melanggar peraturan.

Dengan rok abu-abu ketat di atas lutut dan baju yang pas ditubuhnya, Ra berjalan di koridor sekolah sambil cengar-cengir tak jelas. Mengingat kejadian kemarin malam yang membuatnya nangis tanpa henti. Aneh memang, saat gadis itu merasakan hal uwu, air matanya akan lolos seketika. Entah penyakit apa yang di deritanya.

"DORRR!!!" Kaget seseorang dari belakang.

Ra menoleh kebelakang lalu melihat Popon dengan senyum close-up nya.

"Wahhh gue kaget," ucap Ra sambil menutup sebelah matanya.

"Ngapain tutup mata Ra?" Tanya Popon.

"Biar kagetnya estetok," Jawab Ra.

"Wahhh ajarin donggggggg,," Pinta Popon.

"Nanti jam dua belas malem dateng ke rumah gue," ujar Ra bersedekap dada.

Kedua gadis itu lalu tertawa terbahak-bahak padahal tidak ada yang lucu sama sekali. Mereka terdiam sejenak lalu kembali menatap satu sama lain.

"Plis lo berdua jangan gila disini malu gue maluuuu," Ucap Silfia tiba-tiba.

"Popon gak gila silfiiii," Kata Popon.

"Si Popon emang gak gila malahan dia pinter banget," ujar Ra sambil merangkul bahu Popon.

"Cocok deh kalau lo berdua bersanding, " kata Silfia lalu berjalan ke kelas meninggalkan mereka berdua.

"Silfia tungguinnnn!!!,"seru Popon melihat Silfia menjauh.

Ra menatap Popon yang berlari mengejar Silfia dengan memasang muka dongonya. Saat dua temannya itu sudah hilang di balik pintu, Ra menegakkan dirinya kembali. Berjalan dengan estetik menuju kelasnya. Namun saat sampai di depan pintu kelas, Ra melihat Rizky dan Tara sedang berbicara serius di bangku pojok belakang.

I Want To Meet [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang