(4) kubutuh kepastian~

433 44 39
                                    


Di sebuah ruangan besar yang tidak diketahui keberadaannya

"veltro!!"

Seorang pria bersurai merah berjalan ke arah orang yang di panggil. Sementara yang dipanggil terus saja memasang wajah datar dan juga sempat mengerutu

"kenapa kau memberitau kepada anak itu tentang dirimu!"

"kenapa? Memang urusanmu?"

Pria itu menghela nafas dan menepuk bahu adik angkatnya itu, dan mencoba tenang

"bukan bermaksud mencampuri urusanmu, tapi aku hanya tak ingin kau terluka saja"

Veltro menepis kasar tangan itu, dan menatapnya tajam

"jangan memperlakukan ku seperti anak perempuan, aku bisa menjaga diriku sendiri"

Veltro berjalan meninggalkan kakaknya yang masih berdiri dengan tatapan cemas

"kau lupa apa yang terjadi saat itu?"

Dia menghentikan langkahnya mendengar ucapan kakaknya. Kemudian menoleh dan berbicara pelan

"sudah ku ingatkan jangan pernah membicarakan hal itu lagi, vield"

"berhenti memanggilku vield, namaku vi, cukup vi!"

Tanpa mendengar ucapan vi, veltro meninggalkannya begitu saja

" lain kali, akan kusuruh rey untuk selalu disampingmu"

.

.

.

.

.

Back to supra

Supra masih mencoba memahami semua yang dikatakan oleh veltro padanya, walau jelas dia sudah paham, tapi entah kenapa semuanya jadi tak masuk akal

Memang dia ada dendam dengan sosok itu, tapi bukan berarti dia bersedia berkerja sama begitu saja dengan orang yang baru saja dia kenali.

Supra menyentuh dahinya, dimana veltro menempelkan segel sihir padanya. Dia belum tau segel apa itu, tapi yang jelas veltro tak ingin supra kabur darinya

Disaat supra baru saja mencoba tenang, tiba-tiba pintu kamarnya dibuka dengan kasar

"supraa!!!"

Ternyata dibalik pintu itu adalah halilintar yang nyengar-nyengir gajelas. Supra yang awalnya kaget langsung sweatdrop dibuatnya

"ada apa? Kenapa papa pulang secepat ini?"

Halilintar duduk di samping supra dan mengusap kepala anaknya itu

"ah tidak ada, pekerjaanku ku serahkan pada bawahanku" (ciri-ciri direktur laknat)

Setelah mendengarnya, supra membayangkan ice sedang berkerja dengan bertumpuk-tumpuk berkas dihadapannya, dia yakin bahwa yang dimaksud halilintar adalah ice

"aku juga ingin membicarakan sesuatu padamu"

Supra langsung memperhatikan halilintar dengan tatapan fokus

"kamu mau punya mama baru?"

Hening

.

.

.

1

.

.

.

2

.

.

a criminal's afectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang