(28) sekolah atau apaan?

220 25 31
                                    

Sore menjelang malam, Supra dan sikakak beradik kembar //heh// maksudnya Vi dan Veltro, duduk di depan perapian.

"oi, kalian kalo malem-malem kek gini ngapain?"

"tidur.

"nggak main apaan gitu?"

Supra melirik kesemua sudut ruangan dimana ada pahatan kaca berbentuk ikan.

"kalian... suka pahatan kaca ya?"

Vi melirik Veltro yang sedang sibuk membaca buku sambil mengenakan kacamata baca.

"pahatan itu buatan Veltro, dan sebenarnya terbuat dari air."

"air dibekukan?"

"susah jelasinnya soalnya ceritanya panjang."

"pendekkan."

"nggak."

Supra langsung cemberut dan duduk di samping Veltro yang mengenakan piama tidur. Katanya Vi buat jaga-jaga kalo Veltro tiba-tiba tepar, jadinya gosah gantiin bajunya.

"bosen... kalian punya permainan apa gitu?"

Veltro tidak menjawab, udah tidur duluan. Sedangkan Vi memikirkan sesuatu.

"bagaimana kalau kita pesta piyama?"

"dih- ogah ah... entar malah ujung-ujungnya jadi ngegosip."

"yodah lah serah!"

Vi masuk ke dalam selimut yang dia bawa, tinggal lah Supra seorang yang masih sadar.

Dirinya menghempaskan diri ke sandaran sofa. Irisnya yang sudah tak tertutup kacamata melirik kembali ke sebuah foto keluarga disana. Karena penasaran, dia berdiri dan memperhatikan gambar itu.

Gambar ketiga orang yang sama-sama bersurai merah, namun hanya satu anak paling kecil yang beriris belang abu-merah. Menurutnya itu foto ayah dan kedua anaknya, mirip dengan foto di liontin saat itu. hanya mirip namun berbeda, anak terkecil itulah yang jadi pembedanya.

Supra sempat mengira kalau itu adalah foto yang sama, karena wajah anak yang lebih tua terlihat sangat mirip dengan Vi.

Disudut tertera tulisan kecil, Supra pun mengenakan kacamatanya dan melihat nama-nama yang tertera di foto itu.

"Kronos, Vi dan... Zeo?"

Supra terdiam sejenak.

"siapa itu Zeo?"

[yang udah kenal ama Zeo bungkam dulu kalian *Bawa peso*]

Dia memperhatikan wajah anak itu dengan teliti. Wajahnya tidak mirip dengan Veltro, bahkan berbeda jauh.

Kalo Veltro cenderung cantik mirip wanita dewasa, tapi kali ini cantik-imut mirip gadis SD.

"jadi... sebenarnya foto yang waktu itu palsu?"

Supra menghela nafas dan melepas kacamatanya, kemudian dia masukan ke sakunya

-ceklek-

Pintu ruangan itu dibuka perlahan, membuat Supra menoleh ke arah pintu dimana seseorang sedang berdiri dan setengah mengintip.

"ano... "

Melihat Supra masih terbangun orang itu perlahan menutup pintunya kembali.

"tadi... siapa?"

Karena kondisi agak gelap juga dirinya yang tidak memakai kacamata Supra jadi sulit melihat siapa yang barusaja lewat.

'ah mungkin salah satu dari sikembar.' Batinnya kembali duduk di samping Veltro.

a criminal's afectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang