(01) - Pertemuan

92 8 0
                                    

Update! Typo bertebaran!

Jangan lupa vote and comment!!

Abian mengendarai motornya membelah jalanan sore hari Jakarta dengan ugal-ugalan. Ia tidak mempedulikan sumpah serapah yang dilontarkan oleh pengendara lain. Ia sedang terburu-buru, ia mendapatkan pesan dari Badar, sahabatnya yang mengatakan bahwa markas Válka diserang oleh Amagos. Geng Amagos merupakan musuh dari Geng Válka. Geng tersebut diketuai oleh Deon yang bersekolah di SMA Garuda. Sesampainya di markas, ia memarkirkan motornya dengan asal.

BRAK

Pintu markas terbuka dengan kasar membuat mereka yang di dalam terlonjak kaget. Dilihatnya beberapa anggotanya yang babak belur. Rahangnya mengeras dan wajah merah padam menandakan bahwa ia sedang emosi.

"Gimana ceritanya?" tanya Abian sambil mengusap wajahnya kasar dan mendaratkan bokongnya di sofa.

"Lo kendaliin emosi lo dulu bi" ucap Badar sambil mengompres pipinya yang lebam.

"Tahan emosi lo" ujar Arvin yang sedang memainkan ponselnya karena luka yang diterimanya tidak terlalu banyak dan parah.

"Pas kita lagi duduk-duduk di markas, tiba-tiba geng Amagos dateng dan teriak nyariin lo. Lo tau sendiri kan Deon itu gimana? Yaudah jadinya kita adu jotos" jelas Darwin yang sedari tadi diam.

"Bangsat" umpat Abian dengan wajah datar namun terselip aura amarah yang menyeramkan.

Mereka semua yang melihatnya hanya dapat meneguk salivanya kasar dan bergidik ngeri. Ketua mereka justru jauh lebih menyeramkan saat menunjukkan raut wajah datarnya. Karena hal tersebut menandakan bahwa dirinya sangat marah.

Abian menatap semua anggota Válka secara bergantian, "Lo semua obatin luka lo, kalian boleh balik" ujar Abian

"Iya bos" sahut mereka semua.

Ting!

0813xxxxxxx

HEI PENGECUT!
Gue tunggu bsk mlm di dkt gdg tua
Gue tantang lo balapan

Abian membaca pesan tersebut dengan aura yang dipenuhi oleh amarah. Deon memang selalu pandai memancing emosinya. Ia melempar ponselnya begitu saja, membuat beberapa anggota Válka yang berada disana terkejut dengan sikap ketuanya tersebut.

"Kenapa lo?" tanya Darwin

Abian mengusap wajahnya dengan kasar, "Deon nantangin balapan besok malem"

"Trus lo ambil?" giliran Badar yang bertanya

Abian tersenyum miring membuat mereka heran "Gue ga akan kalah" ujarnya kemudian melenggang pergi keluar markas.

"Mau kemana lo?" teriak Darwin dari dalam markas

"Ngebales apa yang perlu dibales" sahut Abian dari luar namun masih terdengar

"Susulin kampret, bisa abis ntar dedemit" Darwin menjitak kepala Badar

"Anjing lo, sakit bangke" dengus Badar

"Lo disini aja vin, jaga markas sama yang lain" ucap Badar yang diangguki oleh Arvin.

Mereka menyusul Abian menaiki motor dengan kecepatan di atas rata-rata. Mereka tidak ingin Abian menghabisi Deon hingga lewat.

Abian tiba di depan markas musuh bebuyutannya dengan wajah merah padam dan nafas yang memburu. Emosinya sedang memuncak saat ini.

"Waw punya nyali juga lo dateng kesini sendirian?" Deon tersenyum miring menatap remeh Abian, "Gimana anak buah lo? Lemah ya ternyata" ujarnya lagi

ABIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang