(14) - Balasan

7 3 0
                                    

Hallo readers!
Gimana kelanjutan ceritanya? I hope you like it😊
Jangan lupa like dan comment yak!!

Happy reading📖

Abian menggeliatkan tubuhnya pelan. Ia menyipitkan matanya menyesuaikan cahaya lampu apalagi dirinya yang masih setengah sadar. Ia mengedarkan pandangan dan mengernyit ketika menyadari tidak berada di kamarnya. Ah dirinya baru ingat jika ia berada di rumah sakit.

Ia melirik ke arah brankar dan menghembuskan napas pelan. Ada perasaan lega dalam hati Abian, kali ini rasa khawatirnya sudah berkurang karena melihat sang adik yang sudah sadar.

Abian segera beranjak dari sofa. Tubuhnya terasa sakit, mungkin karena posisi tidurnya yang kurang nyaman. Ia menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Waktu juga sudah menunjukkan pukul 08.00 pagi. Hari ini adalah hari Minggu, jadi Abian tidak ⁷khawatir terlambat datang ke sekolah.

Setelah 15 menit melaksanakan ritualnya, ia sudah keluar dengan pakaian casualnya. Kaos putih polos dengan celana panjang hitamnya.

"Mau kemana lo kak? Udah rapi" heran Leon. Biasanya jika hari libur, kakaknya akan sangat malas untuk mandi. Jangankan mandi, bangun pagi saja ia jarang.

"Markas" ujar Abian seraya mendudukkan tubuhnya di sofa yang tidak jauh dari brankar Leon.

"Sekarang?" tanya Leon.

"Ntar, ini masih pagi, curut curut itu ga mungkin udah bangun" ucap Abian membuat Leon terkekeh kecil.

"Maaf" ucap Abian tiba-tiba.

"Hah? Maaf kenapa lo kak?" tanya Leon bingung.

Abian menghela napas pelan, "Maaf karena gue ga nganterin lo beli martabak, lo jadi kaya gini" sesal Abian.

Leon tersenyum tipis. Kakaknya memang usil. Kakaknya memang pemarah, namun kakaknya menyayangi dirinya.

"Bukan salah lo kali kak, salahin tuh manusia setan" ujar Leon.

Abian tersenyum tipis, "Iyaa iyaa, lain kali lo lawan dulu sekuat tenaga, jangan langsung tumbang" canda Abian.

"Emang gue pohon apa dikata tumbang" sungut Leon membuat Abian terkekeh kecil.

Setelahnya hanya diam. Abian memilih memainkan game di ponselnya, sedangkan Leon sedang menikmati sarapan khas rumah sakit yaitu bubur.

Saat mereka sedang asyik sendiri-sendiri, Mirza dan Linda pun datang dengan sekantong makanan di tangan Linda.

"Assalamu'alaikum" ucap mereka berbarengan seraya melangkahkan kakinya ke arah brankar Leon.

"Wa'alaikumsalam" jawab Abian dan Leon

Linda tersenyum haru melihat putranya sudah kembali sadar. Mirza pun merasakan hal yang sama.

"Kamu udah gapapa?" tanya Linda mengelus rambut Leon yang sedang duduk bersandar seraya memakan buburnya.

Leon tersenyum, "Udah baik-baik aja kok bun" ucapnya.

"Lain kali harus lebih hati-hati, oke?" ucap Mirza yang diangguki oleh Leon.

"Kak, ini bunda bawain kamu sarapan" ucap Linda seraya menghampiri putranya yang berada di sofa.

"Makasih bun" jawab Abian dengan tangan yang memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.

"Ayah sama bunda ke ruang dokter dulu ya" ucap Mirza yang diangguki oleh mereka berdua.

Sepeninggal kedua orang tuanya, tersisalah Abian dan Leon yang berkutat dengan dunianya masing-masing.

ABIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang