(07) - Serangan Mendadak

17 4 0
                                    

Update update yuhuyyy!!

Jangan lupa vote and comment ya!!

Selamat Membaca :)

Abian berniat untuk pulang setelah berkumpul di markas sepulang sekolah yang memang menjadi kegiatan rutinnya jika tidak ada hal yang mendesak. Abian mengendarai motornya sambil tersenyum tipis mengingat gadisnya. Gadisnya? Sudahlah biarkan saja Abian mengatakan Naila gadisnya.

Abian tersenyum kala mengingat tingkah Naila yang mengingatkannya pada seseorang. Ah jika dipikirkan dirinya menjadi rindu dengannya. Jujur saja, Naila masih berada di urutan ketiga dalam daftar wanita paling berharga dalam hidup Abian. Karena urutan kedua masih setia ditempati olehnya.

Abian mengerem mendadak motornya saat ia tersadar dari lamunannya dan hampir saja menabrak orang. Dengan cepat Abian turun dari motornya dan menghampiri orang tersebut yang terduduk di aspal.

"Maaf, gue ga sengaja" ucap Abian seraya membantunya berdiri.

Gadis tersebut tersenyum tipis, "Gue gapapa, lain kali ati-ati kak jangan ngelamun" ucapnya ramah.

Abian mengangguk singkat, "Ada yang luka? Perlu gue bawa lo ke rumah sakit?" tanyanya dengan wajah datar.

Gadis tersebut menggeleng, "Gue cuma kaget aja kok kak" ujarnya.

Abian mengangguk singkat dan jangan lupakan ekspresi wajahnya yang datar "Sekali lagi maaf, gue ga sengaja" ucapnya datar.

Gadis itu mengangguk, "Gapapa, kak Abian kan?" tanyanya.

Abian mengiyakan pertanyaan gadis itu.

Gadis itu tersenyum, "Kita satu sekolah loh kak, siapa tau kita ketemu lagi di sekolah" ucapnya.

"Oh iya kak kenalin nama aku" ucapannya terhenti saat Abian menyelanya.

"Yaudah gue balik dulu, dan sorry sekali lagi" ujar Abian kemudian menaiki motornya dan berlalu pergi.

"Makasih kak" ucap gadis tersebut memandang motor Abian yang sudah menjauh.

- - - - - - -

Seperti biasa suasana riuh saat bel istirahat berbunyi. Siswa-siswi berbondong-bondong menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang terasa lapar.

Abian dan yang lainnya saat ini sedang berada di rooftop sekolah. Di rooftop terdapat sebuah ruangan yang dari luar terlihat seperti gudang tidak terpakai, namun jika masuk ke ruangan tersebut kalian akan terkejut karena sangat berbeda dengan apa yang ditampilkan dari luar.

Desain dalam ruangan tersebut memang sederhana, namun tetap menonjolkan kesan maskulin. Terdapat sofa dan juga televisi jika Abian dan sahabat-sahabatnya ingin bersantai dan meja yang cukup besar dengan kursinya yang sering digunakan untuk rapat. Terdapat kulkas mini yang cukup untuk menyimpan makanan yang jumlahnya tidak banyak. Ruangan tersebut disebut dengan "BLACK ROOM" dimana hanya ketua dan anggota inti saja yang memiliki kuncinya.

"Lo semua ngerasa ga kalo akhir-akhir ini Amagos udah ga pernah nyerang lagi?" tanya Arvin serius.

"Gue juga ngerasa sih, si dedemit kaga berulah belakangan ini" sahut Darwin.

"Tapi kita ga boleh lengah, gue curiga kalo dia lagi ngerencanain sesuatu" ucap Abian serius.

"Anggep aja kita lagi istirahat, ngumpulin tenaga buat adu jotos lagi ama dedemit" sahut Badar

Darwin menganggukkan kepalanya, "Gue setuju" ucapnya.

"Lo mah emang cuma bisanya setuju-setuju doang" kesal Badar

ABIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang