(08) - Sarapan Bersama

18 4 0
                                    

Update setelah sekian purnama!!
Don't forget to like and comment!

Happy Reading Guys!

Abian sudah siap dengan seragamnya. Padahal waktu baru menunjukkan pukul 05.45 pagi, biasanya saja Abian masih berkutat dengan mimpinya.

"Loh tumben udah siap? Biasanya juga masih tidur?" tanya Linda heran saat melihat putranya turun dengan seragam sekolahnya.

Abian menghampiri Linda yang sedang menyiapkan sarapan, kemudian duduk di meja makan, "Bangun pagi salah, bangun telat salah" ucap Abian

"Dih baperan lo kak, orang bunda cuma nanya" cibir Leon yang baru saja turun dari kamarnya.

"Nyaut mulu lo singa kaya kabel listrik"

"Bicit" cibir Leon

"Masih pagi udah pada olahraga aja" sahut Mirza yang sudah rapi dengan pakaian kerjanya.

"Siapa yang olahraga sih yah? Jelas-jelas kita lagi mau makan" ucap Leon bingung

"Kalianlah" ucap Mirza santai

"Apaan sih yah"

"Olahraga mulut. Masih pagi tuh mulut udah pada olahraga buat berantem" ucap Mirza terkekeh sedangkan kedua putranya sudah memasang wajah kesalnya. Jika bukan ayahnya, sudah mereka sumpah serapahi. Namun apalah daya, mereka tidak ingin menjadi anak durhaka.

"Abian berangkat dulu" pamit Abian menyalami tangan kedua orang tuanya kemudian berlalu pergi dengan terburu-buru.

"WOY BARU JAM 6 KAK, TUMBEN AMAT LO. MAU JEMPUT CEWEK YA KAK" teriak Leon

"BACOT LO SINGA" teriak Abian dari luar.

Abian mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Hari ini adalah sebuah keajaiban dimana Abian bangun lebih awal. Biasanya juga ia masih bermalas-malasan di kasur, dan jika sudah terlambat, ia akan memilih untuk membolos ke markas.

Abian melajukan motornya menuju sekolah. Ia mendengus kesal saat mengetahui dari satpam di rumah Naila bahwa gadis keras kepala tersebut sudah berangkat ke sekolah. Dengan kecepatan penuh, ia melajukan motornya tanpa mempedulikan apapun.

- - - - - - -

Sedangkan di sisi lain, Naila masih menunggu angkutan umum di depan komplek perumahannya. Ia bangun lebih awal, untuk menghindari manusia pemaksa, siapa lagi jika bukan Abian. Tak lama, angkutan yang ditunggunya pun datang. Tak masalah jika dirinya kepagian ke sekolah, daripada ia harus berurusan dengan Abian.

Naila sudah tiba di sekolah lebih awal dari biasanya. Di kelas pun hanya ada beberapa orang saja. Sahabat-sahabatnya belum datang, mungkin dirinya datang terlalu pagi. Hal ini juga ia lakukan karena terpaksa, apalagi jika bukan untuk menghindari manusia pemaksa bernama Abian.

Saat Naila tengah menelungkupkan kepalanya di atas meja dengan tangannya, tiba-tiba ia merasakan tangan memegang pundaknya. Hal tersebut membuat Naila mendongak.

"Yaelah, masih pagi yan, gue lagi males adu bacot sama lo, kalo lo cuma mau ngomel-ngomel karena tadi gue udah berangkat duluan, nanti aja ya" peringat Naila.

Abian menyentil dahi Naila pelan, "Siapa yang mau ngomel hah?! Ikut gue" ucap Abian seraya menarik tangan Naila.

"HEH MAU DIBAWA KEMANA SAHABAT GUE" teriak Bella saat berpapasan dengan Abian dan Naila di ambang pintu.

"GUE CULIK BENTAR" teriak Abian seraya terus melangkah.

Naila hanya bisa menggerutu sepanjang perjalanan. Apakah lelaki ini hanya bisa memaksa? Lihatlah sepanjang perjalanan banyak pasang mata menatap mereka, apalagi melihat Abian yang menggenggam tangan Naila. Bisa-bisa dirinya menjadi santapan hangat bagi fans ketua geng motor ini. Dalam hati ia sudah menyumpah serapahi Abian. Menyebalkan.

ABIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang