(15) - Calon Buketu

10 4 0
                                    

Haloo readers
Update lagi nih yey!!
Like dan comment nya ya guys👍

Happy Reading📖




Sudah tiga hari yang lalu Leon pulang ke rumah. Namun, baru sekarang Naila menjenguk adik Abian setelah satu kali menjenguknya di rumah sakit. Kondisi Leon sudah cukup membaik, hanya saja kakinya masih sulit digerakkan karena sedikit retak, membuat Leon harus berjalan menggunakan kruk untuk sementara waktu.

Naila tidak sendiri tentunya. Ia bersama sahabat-sahabatnya dan juga sahabat Abian menjenguk Leon sepulang sekolah. Bahkan sedari tadi ia sudah pusing mendengar keributan antara sahabatnya dan juga sahabat Abian.

"Ini punya gue, lo ambil sendiri kek" ketus Vina saat melihat Badar hendak menyambar makanan miliknya.

Badar memutar bola matanya malas, "Pelit lo, gue doain kuburan lo sempit" kesalnya.

"Gue sewa yang gede ntar biar ga sempit" jawab Vina asal membuat Badar mendelik.

"Diem kak, sebelum lo diterkam macan betina" ucap Nara pelan yang memang duduk di dekat Badar membuat lelaki itu mendengus kesal.

"BIBI TOLONG BUATIN SIRUP LAGI YA" teriak Bella dengan suara cemprengnya.

Nara menggeplak kepala Bella membuat sang empu meringis, "Lo ngapain hah teriak di depan kuping gue?" sungut Nara sedangkan sang tersangka hanya menyengir lebar.

"Heh kaleng rombeng lo bisa ga sih ga usah pake teriak?" cibir Darwin.

"Diem lo kak, ngatain gue kaleng rombeng, dasar rongsokan panci" cibir Bella.

Darwin membola tidak percaya, "Wahh sembarangan ya mulutnya, perlu gue cabein hah?!" kesal Darwin.

"Diem ga lo win, berantem ama cewe, ga malu lo" ejek Badar.

"Bodo amat" sebal Darwin.

"Muka kek rongsokan panci begini mah ga bakalan punya malu" ujar Bella santai seraya menjulurkan lidahnya ke arah Darwin.

Darwin mendelik sebal, "Heh mak lampir, gue santet juga lama-lama" dengus Darwin.

"Gue santet duluan sebelum lo" ujar Bella.

"Diem ga lo, contoh noh si Arvin" ucap Badar seraya melirik Arvin yang sedang bermain ponsel.

Darwin mendengus, "Arvin mah emang kutub, ga bakalan bisa cair tu manusia" cibirnya.

"Bacot lo" ketus Arvin yang mendengar ucapan sahabatnya.

"Diem ga lo pada, berisik banget" ketus Naila yang sedari tadi sudah pusing mendengar ocehan sahabatnya.

"Nah lohh calon buketu Válka udah marah" cibir Badar.

Darwin menyengir lebar menatap Naila, "Calon buketu jangan marah-marah, ntar cantiknya ilang" goda Darwin membuat Abian yang duduk di sebelahnya spontan menjitak kepala Darwin.

"Paketu napa pala gue dijitak sih" kesalnya.

"Lo cemburu?, lah emang udah jadi buketu kan masih calon, belom jadian kan? jadi masih single dong" ucap Darwin santai.

"Sikatt aja kak" ujar Leon tiba-tiba yang sudah berada di sofa setelah membersihkan dirinya di kamar.

"Lo kira gue wc apa disikat" sewot Naila.

Abian terkekeh melihat wajah kesal gadis di sampingnya. Ia menyukai wajah kesalnya yang justru terlihat lucu di mata Abian.

"Napa lo senyum-senyum?" ujar Naila heran saat melihat Abian senyum sendiri.

Naila memegang dahi Abian dengan santainya, "Sakit lo? Tapi ga panas kok" ujarnya bingung.

Abian mendengus kesal lalu menyingkirkan tangan gadis itu dari dahinya, "Ngapain lo?" tanyanya.

ABIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang