Hakikatnya seseorang mengikuti instruksi yang telah di resmikan, padahal sempat banyak arti dalam benak ku jika sebuah instruksi resmi adalah hal yang mengikat. Menuntun mu yang katanya demi keselamatan, menjaga mu yang katanya dari sebuah kesalahan, berarti, pelanggar adalah bandit yang dapat di maafkan setelah sebuah penebusan dosa.
Kebanyakan mantan bandit mengikuti para pengikut ketaatan agar dirinya tak jauh dari yang namanya kesesatan, beberapa bandit tetap menyenggol yang katanya kesesatan secara diam-diam. Instruksi yang katanya menuntunmu dan menjagamu dalam ketaatan untuk tetap menjadi baik lebih, dikenal dengan sebutan Peraturan.
Aku sih pengikut ketaatan
••
"Selamat petugas, kau menyelamatkan banyak korban dari perampokan bersenjata. Tidak di ragukan lagi kalau kau penerima mahasiswa kepolisian terbaik" seorang ketua divisi lalu lintas pusat memberikan kata pujian pada petugas yang telah menciptakan kebanggaan.
Bahkan setelah kembalinya ia dari tugasnya, seluruh petugas polisi dari berbagai jabatan dan devisi kembali memberikan selamat akan prestasinya, yakinlah setelah ini ia akan di ingat sebagai polisi terbaik.
"Selamat petugas Jeon, sepertinya akan ada kenaikan pangkat" imbuh sang teman.
"Aku hanya melakukan tugas, ini hanya perampokan bersenjata didalam supermarket bukannya puluhan gembong narkoba" balasnya merendah, mungkin dia sudah merasa terlalu tinggi dengan banyak sanjungan yang ada.
"Melumpuhkan 4 perampokan bersenjata yang terencana dengan 10 sandra tanpa ada yang terluka? seorang diri!?..." histeris temannya, "... Sepertinya pahlawan baru telah hadir" lanjut sang teman.
"Jangan berlebihan" keduanya saling melontarkan senyum dan bercerita sedikit pasal kejadian tersebut, lalu datanglah seorang gadis dengan setelan polisi kantoran dengan beberapa berkas di tangannya.
"Jika hidup memberikan mu lemon, maka, buatlah jus lemon" ucap gadis itu sebagai sapaan.
"Apa artinya?" Tanya Hope sambil mengangkat satu alisnya membuat wajahnya terlihat lucu.
Gadis itu mengalihkan pandangannya dari berkas yang ia bawa lalu ke hadapan 2 petugas pria yang ia hampiri."Dibeberapa situasi kalimat itu bisa menjadi sindiran atau amanat, tapi sepertinya kalimat itu lebih cocok menjadi amanat untuk mu petugas Hope" balas gadis itu.
"Terasa seperti sindiran jika kau yang mengucapkannya" Hope dengan logat tidak sukanya.
"Aku sudah katakan situasi kadang membuatnya menjadi sindiran atau amanat, tergantung yang merasakannya" gadis itu sedikit tertawa.
"Jadi, apa yang membuat mu repot-repot menghampiri kami Umji?" Tanya pria satu lagi, menghindari pertikaian jenaka antara Hope dan Umji.
"Oh iya petugas Jungkook. Ketua mencari mu, beliau ada di ruangannya" kata Umji lalu berbalik menuju meja kerjanya yang tepat berada didepan ruangan komisaris.
"Lihat dia, masih menjengkelkan" cerca Hope yang hanya ditertawakan Jungkook, dengan segera Jungkook mengikuti Umji berjalan.
"Wah kalian memang serasi sekali" puji Hope yang sebenarnya sebuah ejekan.
"Jadi, Ada kabar apa?" Tanya Jungkook pada Umji yang masih berjalan sambil membolak-balik kan dokumen ditangannya.
"Kau akan tau" balas Umji dan membuka kenop pintu bertulisankan 'Ketua Biro Lembah', Jungkook melihat Umji beberapa saat lalu masuk keruangan. Setelah Jungkook masuk, Umji pun menutup pintunya dan kembali ke meja kerjanya yang juga tertulis jelas 'Asisten Biro Lembah'