"Saudara Han terbukti melakukan tindak kriminal perdagangan manusia sesuai Pasal 127.1 dan Pasal 127.2 Kode Kriminal Federasi,
maka saudara Han akan menerima hukuman mati" tok.. .tok...tok... (bunyi palu di ketuk).Cacian dan makian bergemuruh menjadi irama pengantar dalam ruang persidangan ini, Han tersenyum getir kala matanya beradu
pandang dengan Hyunjin dan Bangchan yang menyaksikan theater akhir hidup Han.Jemari Hyunjin mengepal begitu kuat seakan mengumpulkan emosi dan amarah yang menjadi sumber kekuatan dan mengarahkannya
pada senyum lebar tanpa beban V yang tampak bahagia di bilik saksi, bahkan ia sempat mengatakan 'hai' tanpa suara pada Hyunjin."Aku pasti akan merobek senyum monyet sialan itu" geram Bangchan kala melihat V.
Tak dapat ditolong lagi, Han sudah memiliki tujuan hidupnya. Yaitu... akhirat, dengan paksa.
Bantuan dari belakang tak lagi mampu menolongnya, akhir yang buruk bagi hidupnya."........"
"Standing in the hall of fame.. huuu....
And the world's gonna know your name..... huuu..
Cause you burn Han with the brightest
flame...ahahahahaha..V tertawa saat bibirnya mengalun nyanyian dan berinprovisasi nama Han pada salah satu liriknya.
...And the world's gonna know your name... Vii...ii
And you'll be on the walls of the hall of fame..."Tangannya mengayun dan menetap pada dagunya,
"Mm.. bagaimana memulainya ya?..." lagunya berhenti."Bagian mana yang lebih seru untuk diceritakan?.." lanjutnya terus.
"Oh oh aku tau, bagian mana!" Wajahnya tampak sumringah dan bahagia, dia berlanjut.
"Bagian saat ia dikeluarkan dari kepolisian.." senyum V masih terpatri menatap Jungkook yang sedari tadi diam melihat tingkah laku dan kebanyolan pria di hadapannya.
"Apa yang sedari tadi kau bicarakan?" Akhirnya Jungkook mengeluarkan suara.
V tampak kecewa dan tidak segan segan berubah ekspresi seolah-olah bersedih.
"Kita sedang membicarakan si toko utama dalam cerita ini! Kenapa kau lupa?""Aku peran utamanya! Ceritakan cepat tentang tikus kotor itu! Aku tidak punya waktu!" Bentak Jungkook tidak sabar.
"Ahh baiklah baiklah pahlawan kita sedang sibuk hari ini, mari kita singkat saja... Hyunjin dulunya adalah polisi bagian timur.." wajah V tampak serius namun senyumnya masihlah mengejek saat mendongengkan kisah hidup Hyunjin.
Umji turun ke lantai 1 langsung menemukan Hyunjin duduk diam dengan kedua jemari menggenggam secangkir kopi seperti meratap -entahlah, melamun.
Seakan tau kehadiran Umji, Hyunjin melirik atas kedatangnya. Hyunjin menegakkan duduknya, bangkit, lalu mencuci bekas gelas minumnya. Masih diam tanpa suara apapun, seperti teriknya matahari setelah hujan, lembab namun panas. Hawa yang dapat Umji rasakan pada Hyunjin, namun ini bukan tentang cuaca.
Umji duduk di seberang tempat Hyunjin tadinya duduk, melihati penuh rasa penasaran dan menerka. Apa yang terjadi padanya -Hyunjin.
"Memancing tikus dengan keju adalah sia-sia, tetapi kucing sudah punya mainan tikusnya sendiri. Dan ternyata, mainan tikusnya adalah pancingan untuk tikus yang asli.." pandangannya turun bersamaan dengan hembusan nafasnya.
"Akhirnya satu tikus terjebak, dan mati" lanjut Hyunjin.
Umji mendengarkan dan matanya tak berpaling dari tubuh belakang Hyunjin yang kembali bergerak luwes, menghidangkan teh bunga melati pada Umji. Setelah tubuh Hyunjin berbalik kembali memberikan service terbaiknya untuk Umji dengan membuatkan sandwich andalannya.