Umji memperhatikan sekitar mencoba tetap berkonsentrasi di balik dentuman alunan lagu keras dan kumpulan kumpulan manusia bebas di lantai dansa. Ini pertama kalinya bagi Umji mendatangi tempat seperti ini, larangan Jungkook menjadi alasannya. Tapi bukan berarti Umji tidak tau seperti apa tempat ini, karena dia kerap mendengar cerita dari teman-temannya tentang suasana maupun cara memesan menu di Bar.Sedikit berbeda dari bayangannya , ia pikir bar akan tercium bau alkohol saja. Ternyata aroma kelapa dan asin laut sering lewat hidungnya, membuatnya teringat akan pantai Kuta Bali saat ia liburan dengan Jungkook.
Melewati lantai dansa yang terasa sangat liar, Umji berjalan menuju meja bar diujung ruangan yang dimana posisi itu mencakup penglihatan luas seisi bar. Tetap masih memperhatikan sekitar. Arah matanya menemukan pria pria formal berpakaian jas hitam rapi pada lantai 2, seperti tamu VIP.
Umji masih memperhatikan, tapi sepertinya hanya melihat tidak akan menghasilkan apa-apa. Umji membuang wajahnya saat salah satu pria disana meliriknya, Umji berbalik ke arah bartender yang sedang meracik.
"Ingin dibuatkan sesuatu?" Tanya bartender diseberang meja.
Umji melirik dan terdiam sebentar, karena merasa harus terlihat normal Umji pun memesan.
"Non alkohol"
Bartender itu terlihat menatap aneh, tapi tetap meracik sesuatu.
Umji masih ragu untuk berbalik dan melihat ke lantai 2, sehingga dia hanya duduk diam cukup lama.
"Pertama kali kesini?"
"Hah?" Respon Umji spontan saat bartender itu menanyainya.
"Ah, ya. Aku punya bar langganan, tapi ingin mencari suasana baru" balas Umji sedikit kikuk. Bartender itu mengangguk lalu memberikan minuman dengan gelas cantik ke hadapannya.
"Koktail for Sunrise Coconut..." Hidangnya dan Umji menjawab terimakasih. "... Biasanya aku campurkan dengan tequila, tapi sepertinya kau sedang tidak ingin mabuk" lanjut bartender itu.
Umji menyeruput minumannya, manis dari air kelapa dengan soda tajam sedikit gurih dari santan menyatu menjadi satu di lidah Umji bersama aroma kelapa mudah. Rasanya yang unik langsung menjadi ingatan baru bagi Umji, dapat menjadi penghilang dari sedikit kehausan yang umji rasakan sejak tadi.
"Koktail for Sunrise Coconut sangat cocok di suasana Bar ini, aku selalu memesannya saat berada disini..." ujar seseorang di sebelah Umji, "... Apalagi di campur dengan tequila, sangat menyegarkan" suara berat itu menyambung kan kalimat lain.
Umji familiar dengan suaranya lalu melihat ke sebelah, dan saat itu juga tubuhnya kaku dengan mata sedikit melebar. Tak lama pria itu pun berbalik melihat Umji, dengan senyum menyungging yang pernah ia tunjukkan. Jantung Umji bergemuruh berdetak, namun juga bergetar.
"Apa kabar, pengikut ketaatan?" Sapa pria itu seakan sudah begitu mengenal Umji.
Sedangkan umji terdiam takut dan kebingungan. Pria yang masih ia ingat di pertemuan pertamanya, kini muncul kembali di hadapannya. Pria itu tertawa renyah melihat respon Umji.
"Apa yang akan di lakukan V, jika tau ada seorang polisi yang sedang menyamar"
Tubuh Umji merinding mendengar ucapan pria itu, Umji sudah dengar jika polisi tidak di perbolehkan berada di Bar ini karena jika ketahuan maka polisi yang bertugas akan di adili karena melanggar ketetapan yang berlaku.
"Tolong jangan beritahu siapapun" ucap Umji takut, oh ayolah, Umji bukanlah polisi lapangan sehingga dia tidak banyak di bekali pengalaman dalam berinteraksi dan menahan ancaman dari para bandit ataupun buronan. Kerjaannya hanya mengurus laporan dan kegiatan ketua, kertas-kertas dan catatan adalah souvenirnya tiap bekerja.