Seorang pria menatap suasana ramai para pelanggan bar dari balik ruangan VIP kedap suara terlapisi kaca tebal, membuat keramaian di luar tidak mengganggu pertemuan di dalamnya.
Tubuhnya berbalik beralih pandangan dan tertuju pada pria di sudut ruangan dengan beberapa berkas-berkas tebal di mejanya, begitu sibuk hingga lupa menghisap cerutunya yang di apit oleh jemarinya.
"Aku punya rekomendasi pengganti Ravi" ucap Han mengalihkan atensi pria sibuk di depannya.
"Lee Know, dia dapat di percaya dan dia punya banyak kenalan polisi korup" sambung Han yakin.
"Dia terlalu mencolok" balas pria tersebut.
"Itu memang ciri khasnya..." Han mendekati meja kerja bos nya tersebut "... Nilai plus dari seorang influencer adalah, dia bebas keluar negri untuk sebuah konten. Dan semakin mudah menjerat gadis-gadis muda"
"Bagaimana V?" Tanya Han lagi.
Bos nya atau yang di panggil V itu melepaskan kacamatanya bukti jika V tertarik dengan apa yang Han bicarakan.
"Bawa dia padaku" kata V dan mengisap cerutu yang sempat terlupakannya.
"Laksanakan" saut Han bersemangat lalu merogoh ponsel di sakunya dan berseluncur pada internet menghubungi seseorang yang tidak berada di dekatnya.
V bangkit dari duduknya dan meregangkan tubuhnya, melangkah dan memperhatikan area bar di tempat yang sama saat Han melakukan hal serupa sambil tidak melupakan sumber asap di jemarinya.
"Untuk apa dia kemari?" Tanya V tanpa berbalik, meski pertanyaannya terasa ambigu untungnya Han tau maksudnya.
"Oh semalam, dia bilang sedang istirahat dari bisnisnya, dan ku rasa dia punya teman kencan" kaya Han.
V tertawa mendengarnya.
"Jika Ravi tidak meninggalkan jejak di dekatku, mungkin saat ini aku akan sedikit bermain dengan mantan polisi junior itu" cerca V.Han menatap V dengan diamnya, enggan untuk membalas. V berbalik dan mendekat ke Han, wajah kaku itu berubah menghangat V lalu mengelus kepala Han lembut.
"Aku percaya padamu Han, hanya kau yang ku percaya"Han tersenyum kaku dan memperhatikan V sampai dia keluar dari ruangan, saat itu pula dia mengelus dadanya.
"Han.. jangan sampai membuatnya mencium kentut mu" peringatan Han kepada dirinya sendiri.•••
Umji terbangun dari tidurnya yang tak sampai 8 jam sesuai kebutuhan tubuhnya, sehingga ketika ia terbangun tidak begitu merasa segar. Mendapati ketiadaan Jungkook di sampingnya, Umji bangkit dari tempat tidur dan langsung membereskannya.
Saat keluar kamar sambil menguncir rambutnya ia melihat keberadaan Jungkook yang telah berberes diri meminum kopi ditemani berita pagi di televisi. Umji pun menghampiri Jungkook dengan pelukan dan mendapat penerimaan dari Jungkook.
"Ingin sarapan apa?" Tanya umji.
"Sandwich" balas Jungkook, Umji pun bangkit untuk membuat sarapan.
Karena dapur yang dekat dengan ruang tengah membuat Jungkook dapat melihat semua pergerakan Umji dari sana."Kemana saja kau semalam? Kenapa tidak menghubungi ku sama sekali?" Tanya Jungkook.
Umji menghentikan gerakannya memotong sosis dan menarik nafas, sepertinya overprotektif Jungkook tadi malam disimpan untuk pembuka pagi hari ini.
"Aku mengantar mu untuk pemotretan, jika kau lupa" balas Umji sambil melanjutkan kegiatannya.
"Sehabis itu?" Tanya Jungkook berlanjut.
"Menaiki taksi untuk kembali ke kantor" lanjut Umji terasa santai tapi sebenarnya dia menyimpan kedondong di tenggorokannya.
"Ke kantor saat tidak ada kegiatan lagi?"