"Aku ingin... Menikmati malam bersamamu"
Alis Umji mengerut pertanda merasa ambigu pada ucapan Hyunjin.
"Maksud mu one night stand?" Tanya umji langsung. Tapi Hyunjin malah tertawa dengan pertanyaannya.
"Bunga mawar terkenal karena untuk mendapatkannya harus mengorbankan jemari tersakiti, sehingga kebanyakan orang hanya mengagumi bunganya dan membiarkan ia tumbuh seadanya. Yang penting kelopaknya terus bermekaran indah" Hyunjin mengeluarkan kunci mobil dari sakunya.
"Padahal ada Lisianthus yang tidak pernah menyakiti jemari siapapun, sebagai gantinya, ia lebih sulit untuk di urus" lanjut Hyunjin berucap lalu memberikan kunci tersebut kepada Umji.
Umji mencerna baik-baik kiasan yang Hyunjin gunakan sambil menerima kunci tersebut.
"Percaya lautan, kebanyakan orang melukis air berwarna biru. Itu karena kebanyakan lautan semakin di lihat, semakin biru" balas Umji ikut meneruskan kiasan yang ia ciptakan untuk membarengi kosa kata dari Hyunjin yang menjelaskan jika tetap ada kebaikan dari pria yang terlihat buruk.
"Percaya lautan, kebanyakan orang hanya melihat permukaan lautan bukan kedalamannya. Padahal semakin kau arungi kedalamannya, semakin kau melihat kegelapan" Hyunjin bangkit melangkah keluar, sengaja menjaga jarak Umji tetap mengikuti kemana Hyunjin melangkah.
Mereka berdua telah berada di lahan parkir, Hyunjin menatap Umji sebagai kode. Setelah Umji menekan tombol pada kunci, seketika mobil mewah berdaya tampung 2 orang itu berbunyi. Terlihat bukan seperti jenis tumpangan para wakil rakyat di Indonesia yang kian hari kian tajir melintir, tumpangan Hyunjin jauh di atas kastanya. Sepertinya Hyunjin bukanlah pria pegawai negeri yang punya jabatan hebat sehingga memiliki lahan uangnya sendiri, pikir Umji awalnya pada Hyunjin.
Umji tampak tak yakin karena sedikit banyaknya, tentu ia belum percaya pada seorang pria yang pernah berada di zona razia kriminal lalu di diskotik yang masih di selidiki kasusnya. Pastinya Hyunjin bukanlah orang biasa. Umji ingin cepat menyelesaikan urusannya dengan Hyunjin, sehingga Umji bisa merasa legah dan nyaman menjalani hidupnya kembali.
umji mulai masuk ke kursi pengemudi. Saat itu juga Hyunjin melemparkan jas nya pada umji saat dia baru saja duduk, Umji melirik kearah jas tersebut lalu ke arah Hyunjin.
"Apa ini?" Tanya umji langsung.
"Untuk memasuki kedalaman laut kau harus memiliki peralatannya" balas Hyunjin yang lagi-lagi mempermainkan kata-kata, dan jelas umji tidak paham tujuannya tapi umji mengetahui maksudnya lalu dengan segera mengenakan jas Hyunjin yang kedodoran di tubuhnya.
Setelah selesai mengenakannya, Umji tak sengaja melihat Hyunjin yang tengah memperhatikannya. Namun setelah menyadari Umji melihatnya, Hyunjin berbalik melihat ke arah depan.
Umji tampak merasa gugup, dan membetulkan letak duduknya hingga nyaman.
"Kau ingin kemana?" Tanya umji perlahan.
"Mengantar mu pulang, melalui jalan terjauh" balas Hyunjin.
"Hah?" Umji mendengar apa yang Hyunjin bilang namun dia memastikan lagi, Umji merasa ada yang aneh melihat Hyunjin dan setiap ucapan-ucapan membingungkan yang keluar dari bibir menawan nya itu.
Hyunjin menoleh menatap balik Umji, dengan pandangan mata lurus dan intens. Umji terenyuh.
"Meskipun Peterpan membawa Wendy terbang keangkasa, dia tidak pernah lupa membawanya kembali pulang"
Umji diam, tidak menjawab ataupun melihat. Umji langsung menatap depan dan melajukan mobil Hyunjin ke jalanan, Hyunjin tersenyum kecil ketika tak mendapati respon apapun.