05.Mati

32 12 12
                                    

Sejak kejadian siang tadi,Mala jadi sedikit demam,hidungnya memerah,dan bersin-bersin tiap saat. Dan kulitnya dipenuhi bintik-bintik merah,dan juga tubuhnya yang mulai lemas.

Dia berjalan menuju lantai bawah.
Dia membuka laci meja dan mengambil beberapa pil alerginya.

"Owh....alergi jalang kita kambuh ya"ucap Keyra yang baru saja pulang.

Mala menghiraukan ucapan Keyra. Ia mengeluarkan beberapa pil dari kotaknya ,dan mulai memasukkannya ke dalam mulutnya.

Blyurr

Obat itu jatuh berceceran dilantai. Mala berjongkok dan memungut obat yang jatuh.

Ahk....

"Owh...maaf sengaja"ucap Keyra yang menginjak tangan Mala dan juga ia menginjak obat-obat Mala.

Mala hanya diam membisu mendapat perlakuan seperti itu.
Ia lebih memilih diam,karna berbicara pun tak ada gunanya. Membela diripun
gak akan ada gunanya. Semua akan tetap menjadi salah Mala .

Ia memandang obatnya yang sudah hancur.Dan tangannya yang memerah dan mengeluarkan sedikit darah.

Ahk......

"Sakit ya,tapi sayang hanya Lo yang ngerasain bukan gue"ucap Keyra yang menjambak kasar rambut Mala .

"Sayang,mommy pulang"ucap Rara .

"Iya mah...bentar key lagi ngasih perhitungan sama jalang rumah kita "ucap Keyra.

Plak...

Plak...

Plak...

Plak...

Bugh

Bugh...

Bugh...

"Ahk....c-ukup gu-u-e u-dah gak sangg-up"ucap Mala terbata-bata ,karena seluruh tubuhnya sudah remuk.

Darah keluar dari mulutnya akibat tendangan yang diberikan Keyra,dan juga luka dan memar diwajahnya .

"Sayang itu belum cukup,sini mommy ajarin kamu"ucap Rara membawa sebuah gelas kaca dan melemparkannya tepat diwajah Mala .

Prang....

Wajah Mala semakin memar,dan jangan lupa darah segar mengalir dari wajah dan hidungnya. Ia berjalan linglung menuju kamarnya. Diikuti isakan isakan nya.

Tidak ada lagi yang dia harapkan didunia ini. Hidup pun tak berguna lagi. Mala seharusnya mengakhiri hidupnya. Ia menatap fotonya dengan papanya.

Papa yang selalu ada sekarang juga sudah pergi meninggalkan nya dan tidak peduli lagi dengan hidupnya.

Jadi untuk apa lagi dia hidup. Tidak ada orang didunia ini yang menghawatirkan nya. Tidak ada orang yang menyayanginya,tidak ada orang yang mengharapkannya.

Jika mati adalah pilihan terbaik maka ia akan mati.
Ia hanya berharap agar suatu saat nanti orang tuanya kembali menyayanginya.

Ia mengeluarkan cutter dari laci ,ia menggoreskannya pada lengan tangannya, darah segar kembali mengalir.

Mala beranjak dari kamarnya. Sakit dikepalanya kembali berdenyut. Ia sudah tak tahan lagi.

                           *****

Sekarang sudah hampir tengah malam.
Seorang pria menggunakan Hoodie hitam dan topi hitam,serta masker hitam yang menutupi wajahnya.

Ia berjalan menyusuri jalanan yang sudah sepi. Tidak lupa wine yang masih ada ditangannya. Ia meneguk wine itu seraya berjalan.


"Wih ada mangsa baru lagi nih"ucap pria itu,ketika netranya menatap sosok diujung sana yang terbaring

Ia berjalan menghampiri sosok itu,ia memutar tubuh itu agar menghadap ke padanya. Awalnya ia hanya merasa biasa saja melihat memar dan darah yang mengalir dari tubuh gadis itu. Hingga ketika ia hendak menusuk bagian perut gadis itu dengan pisau ditangannya ,hatinya tergerak untuk membantu gadis itu.

"Segera datang ke jalan xxxx"ucap pria itu berbicara di ponselnya.

Beberapa menit kemudian dua buah mobil hitam besar sampai .

"Maaf tuan ada apa"ucap pria berbadan kekar dengan kulit sedikit hitam.

"Cepat bawa dia masuk ke dalam mobil"ucap Saga tegas.

"Ta-tapi tuan dia siapa?"tanya pria tadi.

"Cepat bawa dia,jangan banyak tanya kalau kau masih ingin hidup"ucap Saga menyodongkan pisau ke leher bodyguard nya itu.

"Baik tuan"ucap bodyguard itu.


                           *****


"CEPAT TANGANI DIA,"teriak Saga kepada dokter di RS itu.

Saga duduk di kursi tunggu depan ruangan UGD .Kurang lebih dua jam ,seorang dokter keluar dari ruangan itu.

"Bagaimana keadaannya"tanya Saga tidak sabaran.

"Dia baik-baik saja,hanya saja dia harus rajin untuk mengikuti kemoterapi"ucap sang dokter.

"Baiklah,"ucap Saga masuk kedalam ruangan gadis tadi.

Gadis itu masih terbaring lemah di atas ranjang . Wajahnya pucat pasi dan dipenuhi luka-luka dan memar. Tangannya dililit kain kasa.

Saga mendekati gadis itu. Ia merapikan anak rambut yang menutupi wajah gadis itu.

Cantik,gumam Saga.




                            Tbc

Salam cium
        ~istri soobin

Jangan lupa vote dan komen.

SAGMA|on going|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang