Sudah 24 jam lebih Saga berjaga di dalam ruangan yang penuh dengan bau obat-obatan tersebut.
Dia menatap gadis yang masih terbaring di brankar.
"Apakah dia mengalami banyak tekanan ?.Luka di wajahnya sangat parah.
Yak,mengapa aku peduli dengannya,dia juga bukan siapa-siapa ku"ucap Saga
Tersadar dari lamunannya.Ia kembali berjalan menuju sofa tempat tidurnya semalam. Baru saja ia menjatuhkan bokongnya , ponselnya berdering.
"Ya ada apa "tanya Saga
"Sialan,saya kesana sekarang"ucap Saga
Setelah mengakhiri panggilan itu,Saga segera berlari meninggalkan area rumah sakit.
.
.
.
"Yak,hebat bangat nih dunia gue bisa tiba-tiba ada di rumah sakit"pekik Mala yang baru saja sadar.
"Tapi kok aku masih pusing ya,ahk sudahlah itu tak penting. "Batin Mala
Mala menatap pergelangan tangannya yang sudah diperban,dan sebelah tangannya yg dipasang selang infus.
"Maaf mba,sekarang mba berbaring dulu,biar saya periksa tekanan darahnya"ucap suster ber nametag wydia
"Emang harus ya,sus,tapi saya rasa anda salah pasien deh sus,orang darah saya gak ditekan kok"ucap Mala .
"Aduh,maaf mba,bukan gitu maksudnya"
"Udah ahk sus saya cabut dulu deh"Mala menarik paksa selang infus.
Suster tersebut hanya menatap punggung Mala yang semakin menjauh.
(Susternya bodoh ya; wkwkwkwk)
Mala berjalan menyelusuri jalanan kota Jakarta. Dia mengarahkan pandangannya ke semua arah . Hingga netranya dapat menemukan tukang seblak.
Ia mencari uang dikantung celana yang ia gunakan. Dan alangkah terkejutnya ia karna yang ia temukan jauh lebih banyak.
Ia mengeluarkan kantong celananya.
Sial,uang saja aku tak punya.
Ia kembali melanjutkan perjalanan nya. Pakaian rumah sakit,rambut acak-acakan, memberi kesan seperti orang yang baru saja keluar dari RS jiwa.
Tapi dia Mala ,tatapan demi tatapan tidak pernah membuatnya gentar. Ia harus tetap kuat. Hingga harapan demi harapan di hidupnya kembali lagi .
Kepalanya kembali dilanda rasa pusing. Mala berjalan ke sebuah pohon besar. Ia memilih beristirahat sejenak.
"Kak"sapa seorang gadis kecil , kira-kira umurnya 4 tahun.
Mala mendongak dan menatap gadis kecil itu.
"Iya "ucap Mala lembut.
Gadis kecil itu memberi coklat sisa yang ada di tangannya.
"Ini buat kakak,maaf ya kak sisa aku"ucap gadis itu.
Mala mengulurkan tangannya menerima.
"Makasih"ucap Mala disertai senyum tipisnya.
"Iya kak,tapi Kaila boleh jujur gak kk"ucap nya menautkan kedua jari telunjuknya. Yang dibalas anggukan oleh Mala
"Kakak kayak orang gila "ucap gadis itu.
Mala hanya tersenyum simpul. Lalu mengangguk.
Sial.
Bagaimana bisa dia bertemu dengan gadis kecil sebarbar ini .
Bahkan ia tak punya rasa takut maupun rasa bersalah.Tapi Mala menatap penampilannya di layar ponselnya.
"Memang sedikit berantakan,bahkan mungkin gadis tadi tidak salah. Nampak seperti orang gila"Batin Mala .
Ia kembali melanjutkan perjalanan pulangnya. Hingga tiba di kamarnya ia segera merebahkan tubuhnya di atas kasur.
Hari yang melelahkan.
.
.
.
"Jadi dia sudah pulang"
Terdengar suara tegas pria dari dalam ruangan RS tersebut
Saga keluar dari rumah sakit dan kembali pada tujuannya.
Mabuk,membunuh dan menyiksa.
Hal yang sudah mendarah daging.
Hal yang tidak bisa dilepas darinya."Sayang"teriak seorang gadis diujung koridor rumah sakit.
Saga menatap sejenak.
Dia lagi.
.batin saga."Ada apa,mau mati"suara tegas saga membuat gadis itu menunduk sejenak.
"Kenapa sih setiap ketemu aku kamu selalu marah, bawaannya emosi Mulu"sarkas Sarah .
"Tanya diri Lo sendiri,ingat gue sama Lo gak ada hubungan dari dulu sampai sekarang"tegas saga berlalu dari hadapan Sarah .
"Halo,"Sarah menelepon seseorang diseberang sana.
"Baiklah aku akan berusaha lagi"ucap Sarah mengakhiri panggilan itu.
Tbc
Salam manis
~adik j-hopeJangan lupa
Vote
Komen
Typo
TandaiAku benci diriku
Hahaha
Semoga suka
Dengan ceritanya
Alurnya Bakkal selalu
Ganti sesuai yang dibutuhkan
Sekian dari author istrinya siapa lah
Udah kebanyakan suami jadi udah lupa
Intinya makasih .💜💜💜❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGMA|on going|
Teen Fiction"Mala Clarissa Tamara Geraldine,gadis manis cantik,dengan hobi minum susu pisang,dibenci oleh ibu dan kakak kandungnya sendiri,awalnya masih ada pawang yang menjaganya. Tapi ia juga sadar kalau pawang itu juga akan roboh. Dan benar saja ayahnya yang...