09. Mencoba dewasa

25 5 0
                                    

"kadang hal-hal kecil bisa membuat kita
Merasa bahagia,dan atau bahkan dapat
Mengiris secara perlahan luka yang
Pada dasarnya sudah ada."
~I'm hidden

.
.
.
.
.



.

Yuk balik lagi nih cerita
Tandai Typo.
Jangan lupa vote dan comen ya





"Makasih kak udah antar Mala pulang"ucap Mala dengan senyuman yang berbeda dari biasanya.

Saga hanya tersenyum dan tangannya terangkat untuk mengacak rambut Mala .

"Sudah sana masuk udah malam,ntar sakit lagi"ucap Saga .

"Hati-hati kak"
Teriak Mala

Mala berjalan menuju pintu rumah. Senyumnya belum pudar.
Bagaimana tidak,baru kali ini dia bertemu orang yang sangat terbuka,dewasa dan sangat baik. Mala merasa nyaman ketika saga memeluknya erat, menenangkan tangisannya, mendengarkan setiap keluh kesahnya.

Bahkan Mala belum pernah menceritakan kehidupan pribadinya kepada siapapun,kecuali Saga.

"Baru pulang kamu"
Suara melengking dari arah dapur membuat senyum Mala luntur.

"Ya iyalah mom,namanya juga jalang,tadi nih ya mom, key lihat dia diantar sama om-om "ucap Keyra

Mala menatap tak percaya kepada Keyra

"Gak usah liat gue gitu deh emang nyatanya iya kan"ucap Keyra .

"Jalang tetap jalang mah,kalo gak diberi pelajaran pasti ngelunjak"ucap Keyra lagi

Rara menatap Mala ,dapat Mala lihat pancaran emosi dari manik mata ibunya.

"SIALAN KAMU,UDAH BERANI YA BAWA LAKI-LAKI KE RUMAH"teriak Rara,dengan satu tangan menjambak kasar rambut Mala .

Mala menatap wajah ibunya.
Apakah ia bisa disebut sebagai mama?
Apakah ia pantas menjadi seorang ibu?
Apakah ia mengerti sakit hati yang dirasakan Mala selama ini?

Airmata Mala jatuh begitu saja.
Ia menatap mamanya . Rasa kecewa terpancar dari manik matanya.

"Kenapa menatap saya seperti itu"ucap Rara .

"KAMU HARUSNYA TAU DIRI,UDAH BAIK SAYA MASIH MAU MERAWAT DAN MEMBIAYAI HIDUP KAMU,MASIH NIAT JADI JALANG"maki Rara,tak lepas dari itu tangannya terangkat untuk menampar wajah Mala .

Plak.....

Satu tamparan yang mampu membuat tubuh Mala terhempas ke belakang. Wajahnya memerah,dan terdapat bekas tamparan di wajahnya.

"Bangun kamu"teriak Rara

Mala menurut,ia berusaha bangun .

"GAK USAH SOK LEMAH.BAHKAN MENGGODA OM-OM DI LUAR SANA KAMU BERANI,DAN SEKARANG KAMU MAU NUNJUKIN WAJAH SOK LUGU KAMU,cih...gak mempan"ucap Rara.

"Dan ingat kamu itu pembunuh,pembawa sial,dan penghancur"ucap Rara

Mala yang mendengar makian tersebut hanya tersenyum miris.

Ia mengangkat wajahnya,dan berusaha menatap mamanya.

Airmata masih terus berjatuhan dari pelupuknya.

Mala kecewa kepada mamanya ingin rasanya ia berkata"ma,apa pernah mama berfikir sesakit apa yang Mala alami,apa pernah mama mikirin keadaan Mala,apa pernah mama mikir seberapa sakit hati Mala " tapi lidahnya tidak dapat mengucapkan itu.
Lidahnya terasa kaku.

Mala melangkah menuju kamarnya.

"Makasih atas luka yang papa tinggalkan bagi Mala"ucap Mala lemah,menatap fotonya dengan ayahnya.

Mala kembali berjalan menuju kamar mandi. Ia menyalakan shower dan berendam di bathtub.
Ia kembali melirik cutter yang terletak di sampingnya.

Kembali menggoreskan benda pipih itu ke tangannya. Ia kembali menangis dan terisak. Bahkan sakit dari luka yang ia goreskan tidak sebanding dengan sakit hati yang ia rasakan.

Mala tersenyum tipis.Lalu menatap dirinya kini.

"Hehe....untuk apa aku menangis, harusnya aku bahagia ,karena aku masih bisa hidup dan bernafas ,meskipun kadang aku berpikir untuk mengakhiri hidupku"ucap Mala

      ***

Sekarang pandangan Mala terarah pada Fikri yang duduk di sebelahnya.

"Maaf Fik"ucap Mala

Fikri melirik Mala lalu menggeleng,lalu menggenggam tangan Mala.

"Kamu gak salah,aku yang salah"ucap Fikri

Dapat Mala liat raut wajah tulus Fikri

Mala tersenyum bahagia .
Ternyata yang dikatakan saga benar.
Dia beruntung  bertemu pria itu semalam.

"Fik gue juga mau jujur sama Lo,tapi Lo harus janji dulu akan selalu ada buat gue"ucap Mala mengacungkan jari kelingking nya.

"Gue janji"ucap Fikri menautkan kedua jari mereka.

A

khirnya Mala menceritakan semua hal yang terjadi dalam hidupnya. Mulai dari kesalahpahaman dan luka saat ini.

Fikri tertegun. Ia kembali menatap manik mata Mala

"Jadi selama ini Lo cuma pura-pura tegar la,"ucap Fikri

Mala membalas senyum dan mengangguk.

"Gue janji,akan selalu ngejaga dan lindungin Lo la , bahkan sampai gue menghembuskan nafas terakhir"batin Fikri.

Tbc

Salam sehat
~Mala Clarissa

  Tandai typo
Jangan lupa vote ya

SAGMA|on going|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang