Satu minggu telah berlalu sejak hari itu.
Karena janji yang sudah ku utarakan pada Jina Noona untuk membantu pengantaran kue pesananku ke perusahaan harus ku tepati, aku menghabiskan waktu satu minggu ku berada di perusahaan.
Membantunya, sambil mengerjakan beberapa musikku yang jika bagus akan di pikirkan untuk masuk pada trek lagu album terbaru kami setelah masa liburan berakhir.
Suatu hal yang kini menjadi tujuan member juga.
Tanpa sadar kami seperti sedang saling berlomba untuk memenangkan posisi satu lagu ciptaan kita berada dalam list album, tapi meskipun begitu kami bukanlah rival. Kami tetap saling berkerja sama dan saling membantu satu sama lain. Bahkan dengan adanya hal tersebut, hubungan kami menjadi semakin erat dari sebelumnya.
Kami jadi mengetahui dengan gamblang apa yang tengah kita inginkan atau apa yang sedang kita rasakan untuk dituangkan pada sebuah karya.
Kalian tidak akan tau rasanya hal seperti ini jika belum mengalaminya sendiri. Jadi cukup bayangkan saja kalau ini adalah hal yang menyenangkan.
Selama satu minggu itu, sekali dua kali nama Daisy sekelebat singgah di kepalaku. Membuat rasa penasaranku kembali melambung lantas menimbulkan pertanyaan dalam benak.
Kira-kira apa yang dilakukannya saat ini? Apakah dia hanya duduk diam seperti waktu itu? Atau bermain bersama anak-anak?
Pertanyaan itu juga yang menjadikan alasanku untuk mengunjunginya kembali di hari minggu selanjutnya, sendirian.
Iya, sendirian.
Yoongi Hyung yang kemarin bertingkah seperti pemuda kasmaran sekarang sedang dalam mode kucing hibernasi.
Sejak hari terakhir Jina Noona mengunjungi perusahaan, Yoongi Hyung seperti seorang yang sedang memikul beban berat di pundaknya. Aku, Jungkook dan Taehyung dihimbau oleh Seokjin Hyung untuk tidak mengganggu atau menggodanya terlebih dulu karena Yoongi Hyung sedang tidak ingin menerima hal itu.
Berusaha memahami, aku menjadi adik yang patuh dengan menuruti semua perintah yang Seokjin Hyung berikan. Meskipun sebenarnya itu adalah hal yang sulit karena banyak sekali yang ingin kubicarakan dengan Yoongi Hyung. Tentang musikku, tentang lirik laguku, juga tentang Gadis buta yang sedang dalam fikiranku.
Tapi lebih dari semua itu, melihatnya murung dengan masalah yang tengah ia rangkul, membuatku merasa menjadi adik yang tidak berguna karena belum mampu membantu memikul beban yang ia rasa.
Sejauh ini, hanya Yoongi Hyung yang mengetahui perihal Daisy. Aku masih belum ingin bercerita pada siapapun karena menurutku, itu bukanlah hal yang begitu penting untuk diceritakan.
Dengan tiga kantong plastik besar berisi camilan yang sempat ku beli dari toko kue pinggir jalan, siapa tau anak-anak akan suka. Jadilah, aku yang hanya seorang diri mengendarai mobil menuju Panti.
Bukan hal bagus jika pergi ketempat dimana anak-anak ramai berada hanya dengan tangan kosong.
Ini bisa kalian jadikan referensi kehidupan, ya. Jangan pernah pelit pada anak-anak. Karena kebahagiaan mereka akan jauh lebih indah saat kau lah yang menjadi alasan mereka untuk bahagia. Ingat kalimatku ini baik-baik, ya. Kalimat dari si cerdas Park Jimin, Oke?
Oke.
Musim semi yang indah ini membuat tumbuhan di Panti terlihat begitu tumbuh subur. Anak-anak juga masih terlihat senang berlari-larian di halaman tanpa beban. Hanya ada empat anak laki-laki yang dapat ku tangkap keberadaannya sehingga halaman Panti tampak jauh lebih sepi dari minggu lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon Daisy [Park Jimin] ✔
Fanfiction#3. BTNoc Universe. Rembulan milikku, Bunga Daisy ku. Selamanya akan selalu begitu, meski jarak antara dirimu dan diriku tak bisa lagi tertembus oleh waktu. [COMPLETE] Start, 01-02-2021 Closed, 25-05-2021 _________________________________________ Th...