Hari-hari kami berlalu hingga hitungan minggu. Terus bergulir hingga berganti bulan, lalu berganti musim.
Hubunganku dan Daisy yang semula hanya ada pada batas pertemanan, kini mulai berubah pada jenjang lebih dalam meski belum pernah terungkapkan lewat lisan.
Tanpa kami sadari, kami sendiri membangun sebuah ikatan kelewat batas yang berpotensi tinggi untuk membuat kami memiliki perasaan saling ketergantungan.
Aku membutuhkan Daisy dan Daisy membutuhkan diriku.
Namun ketika kutarik garis lurus dengan waktu saat ini, hatiku berseru dengan sedikit denyut nyeri penyesalan.
Seharusnya kami tidak berbuat sejauh ini.
Aku menyadari bahwa akulah yang terlalu ambisius disini. Jika aku mampu membatasi, secara otomatis Daisy juga mampu mengimbangi. Tapi tidak, aku justru meluapkan semua perasaanku, menuangkan segala kasihku, dan Daisy hanya menerima, memberi, serta mengikuti.
Semua sudah memperingati.
Taehyung selalu bilang agar aku tak terlalu banyak memberi harapan pada Daisy,
Namjoon Hyung selalu bilang agar aku tak terlalu condong berpusat pada Daisy,
Seokjin Hyung juga selalu bilang agar aku tak terlalu dalam mencintai Daisy.Aku mendengarkan, tapi aku tak kuasa dalam menahan.
Sejauh ini, semua berjalan sesuai dengan yang aku harapkan. Mungkin ini karena kurangnya pengalaman, atau karena terlalu naifnya pemikiran karena aku selalu merasa yakin bahwa hubunganku dan Daisy tidak akan berakhir mengecewakan.
Selama aku mampu menjaganya, menjaga perasaannya, maka aku akan aman.
Sebuah pemikiran yang sedikit timpang, karena aku hanya selalu berusaha mengokohkan hati Daisy tanpa mau peduli dengan kokoh atau tidaknya hatiku. Aku terlalu fokus dalam menguatkan hati Daisy, tanpa berfikir jika hatiku bisa saja roboh dengan penyebab yang tak pernah terbesit dalam fikiran diri.
Aku, kurang mempersiapkan pertahanan hati atas suatu hal buruk yang mungkin saja bisa terjadi.
Ini juga yang selalu Yoongi Hyung ingatkan padaku. Mengingatkan untuk mampu mengontrol cinta sesuai dengan porsi, kadar dan batas tertentu karena Yoongi Hyung juga semua member selalu tau akan kelemahan hatiku yang tak mampu menahan luka pilu.
Nyatanya, hatiku memang tidak setangguh itu.
Aku kembali membawa Daisy pergi.
Tiga bulan sudah, aku membawa dunia untuk dapat dirasa olehnya.
Perubahan mencolok jelas terlihat oleh mata terbuka. Bagaimana kulit Daisy yang semakin mencerah, berat badan yang semakin bertambah, senyuman yang selalu merekah, juga pancaran mata yang semakin menyorot indah.
Diatas permukaan, aku berhasil menumbuhkan kembali kelopak bunganya yang sempat patah.
Dua minggu lalu, untuk pertama kalinya Daisy mau mendudukkan diri lagi di kursi piano. Menggerakkan jemari lentiknya untuk menghasilkan alunan nada indah yang sangat memukau dilakukan oleh seorang penderita tunanetra.
Aku tidak pernah memaksanya untuk bermain. Hanya satu kali permintaan dan dia mau melakukannya.
Tak henti untaian kalimat terimakasih diucapkan oleh Bibi Lee dan Paman Kim atas perubahan baik yang terjadi pada Nonanya untukku, aku sampai memikirkan. 'Apakah yang kulakukan ini adalah hal yang begitu besar dimata mereka?'
Masih merendah, sampai sekarangpun aku tidak pernah merasa melakukan hal besar. Ini hanya murni keinginan hatiku, dan aku punya cara untuk mewujudkannya dengan caraku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon Daisy [Park Jimin] ✔
Fanfic#3. BTNoc Universe. Rembulan milikku, Bunga Daisy ku. Selamanya akan selalu begitu, meski jarak antara dirimu dan diriku tak bisa lagi tertembus oleh waktu. [COMPLETE] Start, 01-02-2021 Closed, 25-05-2021 _________________________________________ Th...