the beginning of the problem

3.3K 382 151
                                    

Perut hinata berbunyi.

Hinata sudah menyiapkan segala jenis makanan di atas meja makan, tak lupa ia membuat pork kare kesukaan Kageyama. Namun... Di mana kageyama? Dia belum pulang sama sekali, biasanya ia tak pernah telat kalau pulang. Apa dia masih belum pulang dari kantor? Apa harus aku menjemput dia?

"Duh... Tobio kok lama sih, keburu dingin lauknya huhu.." rengek Hinata.

Hinata sudah lapar, bayi yang didalam perut sudah meronta-ronta meminta asupan gizi dari sang ibu. Namun Hinata menahan diri, ia menahannya bermaksud untuk menunggu Kageyama, agar ia bisa makan bersama-sama. Karena bagi Hinata makan malam sendirian itu sedikit menyeramkan.

"Apa perlu ku telepon Tobio?" Pikir Hinata.

Karena Hinata merasa bahwa menelpon kageyama adalah hal yang paling masuk akal, ia pun segera membuka ponselnya lalu menelpon sang pujaan hati.

*Nomor yang anda tuju, sedang berada diluar jangkauan.

Kageyama tak mengangkat satupun telepon dari hinata....

"Tidak seperti biasanya" keluh Hinata.

Ia terlalu banyak berfikir, dan sedikit khawatir.

Apa ia pergi saja ke kantor Tobio? Tapi nanti lauknya dingin dong.

"Hmmm...Kalau masalah dingin kan, bisa dihangatkan" gumam Hinata. sepertinya, pergi menjemput Kageyama adalah hal yang terbaik yang ia pikirkan.

Entah kenapa kali ini Hinata memiliki firasat buruk, tak seperti biasanya. Namun ia harap apa yang ia pikirkan ini tidaklah sesuai dengan dugaannya.

"Bertahan lah sebentar ya nak, kita jemput papa kalian dulu ya" ucap Hinata sembari mengelus perutnya. Ia mulai menadah makanan untuk disimpan. Berganti pakaian lalu pergi meninggalkan rumah dan segera menjemput Kageyama.

.

.

.

.

.

.

"A-anu, bos?" Ucap salah seorang karyawan.

Kageyama yang tadi hanya melamun kini buyar, rupanya karyawan itu memanggilnya.

"Ah maaf, kenapa?"

Karyawan itu bertanya "Tuan bos tidak minum?" dengan nada suara yang gugup tentunya. Namun dijawab sebaik mungkin oleh kageyama sendiri. "Maaf aku tidak minum untuk kali ini, kalian saja ya... aku tak ingin mabuk untuk sementara".

Para karyawan lain yang mendengar kata dari Kageyama, mereka saling menghadap secara bersamaan lalu mengangguk-anggukan kepala sebagai tanda mengerti.

Akhirnya acara minum-minum berlanjut tanpa ada gangguan kecuali...

Wanita dengan rambut oranye, mirip dengan Hinata sekilas itu menghampiri kageyama. Wanita itu ialah Hayano Sumire, masa lalunya Kageyama Tobio.

Karena Kageyama merasa risih akan kehadiran Hayano, dengan blak blakan ia bertanya "Permisi, apa yang anda lakukan disini?" Dengan suara di dalamkan tentunya.

"Hahaha kenapa kau menggunakan bahasa formal.... Tobio Kun? Kan kita sedang tidak bekerja iya kan teman teman?"

Saat Kageyama menyahut perkataan hayano, seketika mata dan kepalanya berpaling melihat ke sekitar dimana ia duduk. Orang-orang itu langsung menundukkan kepala, suasana yang tadi yang ramai seketika sepi dan penuh dengan hawa canggung.

"Baiklah lakukan sesukamu... Tapi jangan memanggilku dengan nama ku... kau ingat itu" Ucap kageyamaaa dengan nada yang penuh penekanan.

Tidak seperti yang ia duga, Hayano akan ketakutan dan menjauh dari dirinya. Malah ia tersenyum dengan mimik wajah yang aneh dan menempelkan badannya ke tubuh Kageyama.

Tiba tiba hayano berbicara " kau bilang kan lakukan sesuka ku kan?? Kageyama~" Kageyama yang tadinya ingin mengelak malah terdiam. "Dasar wanita licik" kata Kageyama dalam batin. Terpaksa ia mengalah dan membiarkan apa yang ia inginkan, toh nanti bakal berakhir dan ia bisa pulang kerumah.

Tapi sepertinya hayano sedang sibuk menuangkan segelas air? Oh tidak, bukan air. dia menuangkan minuman alkohol ke gelas lalu memberikan segelas air itu padaku. "Minumlah" itu yang dia katakan. Dengan tegas aku menolak, namun hayano tidak menyerah. "Oh ayolah, apa kau lupa huh? Kan aku boleh melakukan apapun yang aku suka" dengan pipi yang di kembungkan, membuat beberapa lelaki yang duduk di sekitar hayano jadi terpengaruh. "Imut" pikir mereka bersamaan.

Namun tidak bagi kageyama, hal seperti itu tidaklah mempan. Ia sudah tau sifat asli hayano. Jadi ia tak akan terpengaruh.

Kageyama bersikeras menolak permintaan hayano, namun para karyawan sepertinya malah menyetujui permintaan hayano. "Ayolah bos, satu gelas saja. Kami tidak meminta hal yang aneh aneh kok" ucap karyawan itu bersamaan.

Kalau seperti ini bagaimana cara Kageyama menolaknya?

Karena banyak dukungan dan sorakan untuk Kageyama, sepertinya meminum satu gelas cangkir alkohol adalah hal yang harus ia lakukan. Dan ini karena paksaan!

*Gulp!

Sorakan antusias dimana-mana, membuat satu ruangan itu menjadi riuh dan penuh tertawa. Kageyama cukup kaget dan terheran-heran tentunya, namun ia bersikap seolah ini bukan lah apa apa.

"Apaansih, minum satu gelas bir doang malah riuh" kata Kageyama dalam batin tentunya.

Akhirnya mereka pun melanjutkan acara minum itu dengan pesta bakar daging. Namun, disaat Kageyama hendak mengangkat daging dari tempat pembakaran ia merasakan hal yang aneh pada tubuhnya.

Penglihatan yang tiba-tiba menggelap, rasa pusing yang luar biasa menimpa pada dirinya. Yang awalnya duduk dengan tegap malah sempoyongan tak beraturan. Wajah tampan nan mulus itu menghantam meja dengan keras.

Semua orang yang duduk disekitar Kageyama terkejut.

Dengan sigap mereka mengangkat tubuhnya dan menidurkan badannya di lantai.

Tentu saja mereka terheran...

"Bagaimana bisa kageyama pingsan?"

"Bukankah dia hanya minum segelas bir?"

Mereka yang awalnya kebingungan kini malah menatap wajah hayano dengan serius.

"Sumire...bir macam apa yang kau beri pada bos?"

Hayano tiba-tiba mengeluarkan senyum liciknya.

"Hanya bir dengan tingkat alkohol yang tinggi... Itu saja...." jawabnya dengan singkat.

"Kau ini... Apa yang akan kita lakukan saat pulang nanti? Mau mengantarnya? Bahkan rumah bos saja kita tidak tahu... Mana mungkin ia akan sadar dalam waktu singkat"

Hayano mengeluarkan smirk-nya.

"Tenang saja...kalian bisa menyerahkan tugas itu padaku..aku akan mengantarkan ia pulang tepat waktu, kalian tak perlu khawatir"

"Apa kau yakin?" Tanya mereka memastikan.

Hayano tidak menjawab, hanya tersenyum.

"Baiklah, kami serahkan semuanya padamu" mereka akhirnya menyerah lalu melanjutkan kegiatan seperti biasanya.

"Rencana....berhasil"

Entah apa yang ia rencanakan... Tapi sudah pasti itu bukanlah hal yang baik.

To be Continued

Maaf untuk chap kali ini singkat banget.

Ga ada masalah sih, karena sengaja😗

Mau tes aja seberapa gercep kalian sama ceritaku...

55 vote update langsung!

Mari kita lihat, seberapa gercep nya readers ku...

Good luck!

Our Family [KageHina] OmegaverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang