Part 7 - Misi Pertama (1)

6 0 0
                                    


--- Case Duncan's POV ---

"Pegawai di perusahaan ini cukup menjaga kebersihan, jadi tidak banyak yang perlu kita kerjakan."

"Iya, Pak." Jawabku sambil tersenyum pada Pak Montes-petugas kebersihan Perusahaan A.

Saat ini aku sedang menyamar menjadi petugas kebersihan untuk menghafalkan seluruh letak ruangan di perusahaan A. Aku menggunakan rambut palsu pendek berwarna coklat dan lensa kontak berwarna hitam yang sangat berbeda dengan penampilanku biasanya. Sebelumnya Mesya sudah menyuruh tim IT organisasi untuk meretas data pegawai mereka, sehingga aku tercantum sebagai petugas kebersihan mulai hari ini. Mesya membuat rencana itu dalam sehari sesuai permintaan penanggungjawab. Dia sangat mengagumkan.

'Ruang Pemimpin Perusahan... Lantai 6... Ruangan paling besar dengan pintu kaca...' Ingatku selagi Pak Montes mengeluarkan kartu akses berwarna putih untuk membuka ruangan pemimpin perusahaan. Setelah pintu terbuka, Pak Montes kembali meletakkan kartu aksesnya ke saku belakang.

"Ini ruangan terakhir. Setelah ini kita bisa pulang." Kata Pak Montes.

"Ruangan terakhir? Bukankah masih ada beberapa ruangan lagi?" Tanyaku sambil membersihkan meja kayu di depanku. Selain ruangan ini, aku melihat ada 3 ruangan lain dengan pintu putih di sebelah ruangan ini.

"Ruangan-ruangan itu hanya dibersihkan sesekali dan hanya petugas keamanan yang bisa membukanya." Jawab Pak Montes sambil menyedot debu.

"Kenapa begitu?"

"Karena itu ruangan-ruangan penting. Bahkan kita harus ditemani petugas keamanan saat membersihkannya."

"Sepenting itu? Memangnya apa yang ada di dalam sana?" Tanyaku mencoba menggali informasi.

"Hmmm, aku tidak terlalu paham. Hanya ada lemari-lemari kecil dan komputer di sana..." Jawab Pak Montes. Mungkin ruangan itu berisi dokumen-dokumen perusahaan.

"Oh, begitu." Jawabku.

"Selesai! Sekarang kita bisa pulang, nak." Seru Pak Montes beberapa saat kemudian. Aku mengangguk dan mengikuti Pak Montes keluar ruangan.

Sekilas aku melihat ada seorang wanita yang duduk di salah satu bilik pekerja. "Pak, siapa wanita itu?" Tanyaku. Aku sengaja bertanya agar anggota misi yang lain mengetahui keberadaan wanita itu. Mereka bisa mendengarku dari earphone yang ku pakai.

"Oh, itu Nyonya Winston. Dia selalu bekerja hingga larut. Dia terlalu tua untukmu." Jawab Pak Montes menggodaku.

"A-Aku tidak bermaksud begitu." Gumamku sambil tersipu. Aku tahu anggota yang lain mengerti maksudku, tapi tetap saja ini memalukan.

"Aku hanya bercanda." Pak Montes menepuk bahuku sambil tertawa.

Aku dan Pak Montes berjalan menuju Ruang Kebersihan untuk mengambil barang-barang kami. Sepanjang perjalanan Pak Montes bercerita tentang anak laki-lakinya yang baru saja lulus tes masuk universitas ternama di luar kota. Ia terdengar sangat bangga dan senang. Ia juga bersyukur karena perusahaan ini mau menerimanya yang hanya lulusan Sekolah Menengah Pertama.

Cerita Pak Montes membuatku berpikir 'Jika perusahaan ini tahu perampokan ini terjadi akibat kelalaian Pak Montes... Apa Ia akan dipecat?'

"Nak? Jangan melamun. Tidak baik." Tegur Pak Montes.

"Ah, maaf."

"Sudah sangat larut. Aku harus buru-buru pulang." Gumamnya sambil melihat jam di pergelangan tangannya.

Saat kami keluar dari gedung perusahaan, aku melihat Cody duduk tidak jauh dari gerbang dengan penyamarannya sebagai gelandangan. Cody sesekali melirik ke arahku, menungguku untuk memberi tanda yang menunjukkan di mana Pak Montes meletakkan kartu aksesnya.

The New UnderworldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang