Part 28 - Perpisahan

3 0 0
                                    


POV: Mesya Salathiel

Ruang Baca, Rumah Kepala Akademi

"Cepat nyalakan komputernya!" Perintah kepala akademi yang kini menodongkan pistolnya padaku.

Aku melirik kea rah Case yang masih terkulai lemas. Darahnya mulai menyebar dan merubah warna bajunya. 'Dia akan mati kalau terus begini...'

"Biarkan aku menghentikan darahnya terlebih dahulu." Tawarku pada kepala akademi.

Wajahnya tidak terlihat senang mendengar tawaranku. Dia menengok untuk melihat keadaan Case, lalu memberi perintah pada bodyguard-nya untuk mengurus luka Case.

"Sekarang nyalakan komputer itu."

Begitu memastikan keadaan Case aman, aku mengulur waktu selama mungkin. Sengan lambat aku memasang kembali kabel power komputer ke steker listrik, lalu menyalakannya. Sebelumnya aku sudah menukar beberapa kabel yang ada di belakang CPU, sehingga komputernya tidak akan menyala.

"Kenapa lama sekali?!" Bentak kepala akademi yang sepertinya sudah kehilangan kesabaran karena layar komputer di depanku tidak bergeming.

"Komputernya tidak mau menyala." Jawabku.

"Aaagrh!!!" Dengan kesal kepala akademi menekan-nekan tombol power-nya dengan cepat. Kalau begini aku tidak perlu repot-repot menukar kabelnya, dia bahkan tidak tahu cara menyalakan komputer ini dengan benar...

"Kau pasti melakukan sesuatu kan!"

Buk!

Kali ini kepala akademi menghantam pelipisku dengan pistol ditangannya. Tidak terlalu keras, tapi cukup untuk membuat pandanganku tidak fokus.

Belum selesai berurusan dengan pandanganku yang bergoyang, tiba-tiba kepala akademi mencengkram daguku dan membuatku mendongak ke atas. Dia menatapku sangat dekat hingga aku tidak bisa melihat apa-apa selain matanya.

Aku berusaha menyingkirkan tangannya karena leherku terasa sakit, tapi kepala akademi semakin menarik daguku ke belakang dan berbisik. "Aku tidak punya waktu untuk bermain-main denganmu, anak kecil. Jika aku menekan tombol sialan itu dan tidak melihat komputer di depanku menyala. Aku tidak akan segan untuk memberikanmu pada Hugon yang akan datang sebentar lagi."

Mataku membulat mendengar kata-katanya. 'Gawat... Kalo Hugon datang, aku tidak yakin Case akan selamat.'

"Heh, sepertinya kejadian itu benar-benar-"

Syut!

'Suara apa itu?'

Tiba-tiba kepala akademi berhenti bicara, matanya terbuka lebih lebar dari mataku yang terkejut karena kabar kedatangan Hugon. Cukup menakutkan karena matanya terlihat seperti akan keluar dari rongganya...

Sebelum otakku berhasil memproses apa yang terjadi, cairan hangat menetes di dekat bibirku dan mengalir. Aku langsung mengenyahkan tangan kepala akademi dari daguku dan mendorongnya. Tanpa perlawanan tubuhnya jatuh ke lantai dengan keras.

"Apa dia mati?"

Syut!

Sekali lagi suara itu terdengar, aku melihat tubuh besar bodyguard kepala akademi terjatuh dengan suara yang lebih keras, dan menampakkan Cody yang sedang berdiri sambil membawa pistol.

'Dia bersembunyi hingga mendapat kesempatan, bagus!' Pikirku.

"Mesya! Anne sudah dekat. Kalian harus bergegas karena beberapa orang menelepon 119 setelah mendengar suara tembakan." Seru March yang kembali terhubung padaku.

The New UnderworldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang