•
•
•Vote dulu palli.
"Gimana?"
"Lukanya lumayan parah, tapi tenang aja udah gue obatin kok."
Taeyong mengangguk paham, "thanks ya"
Ten tersenyum, "iya."
Setelah mengobati luka Eun Jung, Ten pun melangkahkan kaki keluar, meninggalkan Taeyong dan juga Eun Jung didalam.
Taeyong mengamati wajah wanita yang terbaring lemah didepannya itu. Kepalanya dibalut dengan perban ditambah lagi Wajahnya yang tampak begitu pucat, banyak bekas luka disekitar wajahnya dan ditangannya pun juga.
Tangan Taeyong bergerak menyisipkan rambut Eun Jung kebelakang telinga, lalu beralih mengusap pipi wanita itu.
"Kenapa gue ketemu lagi sama Lo?"
Ten baru saja sampai kebawah, ia menghampiri teman-temannya yang sedang berkumpul santai.
Anestesi semua orang tertuju kepada Ten.
Doyoung bangkit dari duduknya, "gimana Ten?"
"Udah gue obatin, tapiㅡ"
Semua orang menunggu perkataan Ten selanjutnya, penasaran dengan kondisi wanita itu.
"Tㅡtapi gue gak yakin dia bakal inget sama semuanya." Semua orang mengernyitkan keningnya.
"Maksud Lo?" Ten duduk disofa, ia memijit pelipisnya.
"Kepalanya habis kebentur, lukanya juga lumayan parah. Ada kemungkinan dia bakal lupa ingatanㅡ"
"Tapi gue belum nyeritain semua ke Taeyong, gue takut asumsi gue salah, jadi kita liat aja nanti kalo dia udah sadar." Jelasnya.Sebagian orang yang ada disitu menghela nafas panjang. Entah mengapa suasana menjadi lebih tegang. Padahal kalau dipikir-pikir mereka sama sekali tidak mempunyai hubungan apa-apa dengan wanita itu.
Setelah itu semua orang kembali sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang Mabar game. Ada yang nonton film. Ada juga yang nyebat.
Jaemin bergeser kearah Jeno, memepetkan duduknya. "Jen" panggilnya agak berbisik.
Jeno menoleh, lalu menaikkan alisnya. "Ha?"
"Sebenernya gue juga kenal sama cewek tadi."
Jeno membulatkan matanya. "Kenal dari mana?"
"Waktu gue belanja ke minimarketnya"
Jeno manggut-manggut paham.
"Kenapa baru cerita?" Tanya Jeno.
"Biasanya Lo kalo ngeliat cewek cantik langsung nge-gibah ke gue""Gue gak mau bagi-bagi ntar Lo juga ikut naksir."
Jeno menyikut lengan Jaemin membuat jaemin mengaduh kesakitan. "Oh pantes waktu Lo pulang belanja gue perhatiin lu senyum-senyum sendiri."
Jaemin terkekeh pelan dan dibalas tatapan sinis oleh Jeno.
-
"Yang, jalannya cancel aja ya."
"Iya, aku ngerti kok perasaan kamu gimana"
"Makasih udah ngerti"
Tadi malam Catylin dan Chanyeol tidak jadi malam mingguan, bagaimana bisa ia pergi bersenang-senang setelah mendengar kabar buruk dari Lean jika teman dekatnya Eun Jung hilang kabar. Catylin benar-benar shock. Dan untungnya Chanyeol mengerti perasaannya, ia tidak mempermasalahkan keputusan Catylin tadi malam.
Catylin mengambil teleponnya yang berada diatas nakas. Ia mencari kontak 'Lean' untuk dihubungi.
Sambungannya terhubung namun belum diangkat.
Beberapa saat kemudian, sambungan terhubung.
"Halo Lean, Gimana? Udah ada kabar?" Tanya Catylin dengan penuh harap menunggu jawaban Lean.
"Masih belum Lin"
Mata Catylin berkaca-kaca, pikirannya sudah kemana-mana. Ia takut ada hal buruk yang menimpa sahabatnya.
"Jadi gimana?" Tanya Catylin dengan suara serak ciri khas orang yang ingin menangis.
"Gue bakal coba cari lagi."
"Lo coba Dateng kerumah ibunya Eun Jung, bilang kalo Eun Jung baik-baik aja."
"Pokoknya Lo cari alasan apa aja yang masuk akal, yang bisa buat ibunya yakin kalau Eun Jung baik-baik aja." Kata Lean yang otaknya sudah buntu."Tㅡtapi kita gak bisa lama-lama nutupin semuanya" kata Catylin mulai ragu.
"Kalau sampai nanti Eun Jung masih belum ketemu, mau gimana lagi terpaksa kita harus jujur. Jadi buat saat ini, Lo harus yakinin ibunya dan gue bakal terus nyari keberadaan Eun Jung." Tegas Lean.
Catylin menghela napas berat. "Yaudah, Lo hati-hati. Kabarin gue terus." Pintanya.
Lean berdehem lalu mematikan sambungan sepihak.
Catylin kembali meletakkan ponselnya ketempat asal. Ia mendaratkan bokongnya dipinggir ranjang. Kedua Tangannya terangkat menutup wajahnya. Dibalik tangan itu, ia menangis.
"Eun Jung Lo kemana sih?" Isaknya.
-
"Ini kita gak ada kegiatan ya?" Suara Kun ditengah kesunyian.
Semua orang menoleh padanya. "Gak ada. Beberapa hari kedepan mending kita temenin Taeyong. Sekalian istirahat." Kata Jaehyun.
"Ahhhㅡakhirnya gue bisa molor sepuasnya." Yangyang meregangkan tubuhnya, Hingga terdengar suara tulang berbunyi.
"Molor aja Lo gedein." Xiaojun menjitak kepala Yangyang lumayan keras, membuatnya mengaduh kesakitan.
"Ehh gini-gini otak gue jaringannya 5G ya daripada Lo bang udah E pake minus lagi." Jawab Yangyang tersulut emosi, Semua orang tergelak mendengar perkataan Yangyang.
"SAVAGE." renjun.
"Didikan gue." Yuta.
"Yangyang kalo ngomong suka bener." kata Hendery yang kepalanya langsung digeplak oleng Xiaojun.
Winwin bangkit dari tempat duduknya, "mau kemana win?" Tanya Jungwoo.
"Nyebat."
"Bang gue ikut." Jisung berlari mengikuti winwin.
"Gue juga" Sungchan menyusul.
TBC...
Aduh-aduh Jisung sama Sungchan udah mulai nakal ya. Hayo pawangnya mana nih.
Yangyang mulutnya hhh kasian ojun ternistakan.
Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia • NCT2020 [On Going]
Mystery / Thriller• MAFIA is real Don't try to find us- NCT2020 ©Venyadeliaputri Rank #1 of 23bujang [23-06-21] Rank #1 of Mafia [02-07-21]