•
•
•Vote dulu.
Taeyong memutar knop pintu, ia masuk kekamar tempat Eun Jung berada. Ia ingin mengecek perkembangan kondisi Eun Jung.
Eun Jung masih belum sadarkan diri. Sebelumnya Ten sudah memeriksa tadi pagi, mungkin karena Eun Jung bekerja terlalu keras sehingga tubuhnya kekurangan banyak cairan, Jadi ia sekalian mengganti cairan infus yang sudah habis dengan yang baru.
Drttt..
Terdengar suara pintu terbuka, Taeyong yang tadinya sedang mengamati Eun Jung kemudian mengalihkan anestesinya kearah pintu.
Itu Haechan.
Haechan masuk, berdiri disebelah Taeyong.
"Bang kenapa gak Lo bawa cewek ini kerumah sakit?" Kata Haechan. "Kan kalo dirumah sakit, banyak tuh alat-alat yang memadai buat kesembuhannya. Dokternya juga pasti ahli."
Perkataan Haechan ada benarnya, Jika Eun Jung dirawat dirumah sakit setidaknya ia bisa tahu apa yang terjadi padanya sampai membuat wanita ini masih belum sadarkan diri sampai detik ini.
Namun entah mengapa didalam hati kecil terdalam Taeyong, ia merasa tidak ingin Eun Jung pergi.
"Bang" Haechan memukul pundak Taeyong pelan membuat kesadaran Taeyong kembali.
"Ha?"
"Aaㅡudah terlanjur, lagian kata Ten kasus kayak gini emang sering kejadian." Haechan hanya ber-oh ria."Yaudah gue kesini cuma ngasih saran."
Seperti yang disuruh Lean semalam, Catylin sekarang ingin kerumah Eun Jung untuk menemui ibunya.
Waktu Catylin baru keluar rumah, ia sedikit kaget melihat Chanyeol yang sudah ada didepan rumahnya bersama Vespa biru miliknya. Tadinya dia ingin pergi sendiri namun Chanyeol bilang ingin ikut, katanya Chanyeol akan membantu Catylin seumpama ia tiba-tiba tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi.
"Kita gak boleh keliatan kaku, nanti ibunya curiga." Kata Chanyeol, lalu mengelus pundak pacarnya itu. Memberikan sebuah ketenangan.
Ia, Catylin sangat gugup sekarang ia takut sewaktu berhadapan dengan ibu Eun Jung tiba-tiba ia akan kaku dan kehabisan kata-kata. Membayangkannya saja sudah membuat Catylin kepikiran.
Catylin mengambil nafas dalam-dalam, begitupun dengan Chanyeol.
Setelah memantapkan diri, Merekapun melangkah masuk kedalam pagar. Memasuki pekarangan rumah Eun Jung.
Tok.. tok.. tok..
"Permisi"
Tak lama pintu itu terbuka lebar, menampilkan seorang wanita dengan kondisi yang sangat menyedihkan. Catylin tak tega melihatnya.
"Siapa ya?" Tanya ibu Eun Jung.
"Ini saya Tante, Catylin." Mata ibu Eun Jung terlihat berbinar-binar, seakan ia sedang melihat sebongkah berlian dihadapannya.
Tangan ibu Eun Jung menjulur, menggenggam kedua lengan Catylin. Banyak yang ingin ia tanyakan. "Jadi kamu yang namanya Catylin?"
Catylin mengangguk, tatapannya teduh.
"Kamu tau Eun Jung dimana?" Tanya ibu Eun Jung to the point.
Catylin menghela nafas, dalam hatinya ia berdoa semoga ia tidak salah bicara. "Tante tenang aja, Eun Jung gakpapa kok." Yakinkannya.
Ibu Eun Jung mengerutkan keningnya, ia ingin percaya tapi hatinya tidak yakin.
"Kamu gak bohong kan?" Catylin menggeleng seraya tersenyum hangat.
"Tapi kenapa malah kamu yang Dateng kesini? Eun Jung mana?".
"Gini Tante ceritanya, waktu kemarin malam kan Eun Jung janjian sama temennya terus saya samperin deh. Saya beberapa hari kedepan mau membuat acara gitu sama pacar saya Catylin, terus catylin bilang kalau mau ngajak Eun Jung biar dia ada temennya. Terus saya iyain deh. Jadi malam itu kita bertiga pergi." Kali ini Chanyeol yang mengambil alih, ia mengarang sedemikian rupa, hati-hati sekali setiap katanya agar terlihat alami.
"Nah kan acaranya jauh dari sini Tante, tadinya Eun Jung mau pulang buat minta izin, tapi karna saya kasian sama Eun Jung kalau harus bolak-balik pergi, jadi saya bilang aja kalau biar saya yang nyamperin Tante buat minta izin sekalian mau ngambil barang juga dirumah."
"Tㅡtapi kenapa teleponnya gak bisa dihubungin?"
"Ohhhh ituㅡ" catylin mulai gelagapan, namun ia tetap mengatur ekspresinya.
"Hapenya rusak Tante, kecebur dikolam kemarin malam." Chanyeol cengengesan.
"Astaga, kenapa gak pinjam handphone kalian buat hubungin Tante?"
"Kita gak punya nomor Tante, makanya kita kesini sekalian ngabarin Tante."
"Tante kemarin malam nelpon kamu, tapi gak diangkat."
"Ohh itu, handphonenya saya matiin terus malah kelupaan buat nyalain lagi."
"Sekali lagi maaf ya tente." Catylin agak membungkuk.
"Iya iya gapapa kok." Ibu Eun Jung mengelus punggung Catylin lembut.
Ibu Eun Jung menghela napas lega, sepertinya ia mulai percaya dengan apa yang dikatakan Chanyeol dan Catylin.
"Pokoknya Tante tenang aja, Eun Jung baik-baik aja kok sama kita." Catylin menarik lengan ibu Eun Jung, mencoba menyakinkan.
"Syukur deh kalau Eun Jung baik-baik aja, Tante khawatir banget."
Chanyeol dan Catylin tersenyum melihat ibu Eun Jung yang sudah percaya.
"Yaudah Tante kita kesini cuma mau ngabarin itu aja. Kita balik dulu ya."
Ibu Eun Jung mengangguk, "iya, makasih ya Catylin".
"Sayanya gak disapa, Tan?" Chanyeol protes.
"Ahh iya, nama kamu siapa nak?"
"Chanyeol Tante."
"Makasih ya cendol."
Chanyeol membelalakkan matanya, ia ingin protes tapi Catylin sudah menariknya keluar dari karangan rumah itu.
"Yang, masa aku dipanggil cendol." Chanyeol ngambek, mengerucutkan bibirnya. Catylin jadi gemes.
"Udah-udah jangan ngambek, positif thinking mungkin ibunya Eun Jung pendengarannya lagi bermasalah." Rayunya.
"Bener ya, buah jatuh gak jauh dari pohonnya. gak anaknya gak emaknya sama-sama bikin darting"
"Apaan darting"
"DARAH TINGGI, SAYANGGGGG"
Catylin tertawa ngakak.
TBC...
Pengen cepet update? Makanya vote biar semangat, jangan sider!
Next?
40 vote bakal up, tapi ga yakin sih bakal rame.
Yaudah lah~
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia • NCT2020 [On Going]
Mystery / Thriller• MAFIA is real Don't try to find us- NCT2020 ©Venyadeliaputri Rank #1 of 23bujang [23-06-21] Rank #1 of Mafia [02-07-21]