Mafia • NCT2020 [On Going]

7

•
•
•

Uhuk..

Uhuk..

Uhuk..

"Syukur deh lo udah sadar" lega Eun Jung.

Laki-laki itu mengeluarkan air dari mulutnya. Walaupun sudah sadar ia masih terlihat lemas hingga susah untuk bergerak.

"Bisa bangun gak?"

Melihat kondisi laki-laki itu yang kurang memungkinkan untuk berdiri, Eun Jung berinisiatif untuk membantu.

"Ngapain Lo?" Sinis laki-laki itu.

"Ya bantuin Lo lah" Eun Jung merotasikan matanya.
"Liat kondisi Lo yang kayak gini, berdiri aja gak bisa" lanjutnya.

Tanpa menunggu izin laki-laki itu, Eun Jung meraih tangannya kemudian diletakkan dibahu untuk membantunya berdiri. Sedangkan laki-laki itu hanya pasrah, karena ia juga sadar jika kondisinya sangat buruk.

Disepanjang perjalanan mereka sama sekali tidak berbicara. Padahal niat Eun Jung ingin menghemat, tetapi karena laki-laki itu terpaksa ia harus naik taksi.

Sampai sekarang Eun Jung juga tidak berani bertanya apapun terkait kejadian tadi. Mungkin laki-laki itu masih syok dan butuh waktu.

Stop memikirkan kondisi laki-laki itu.

Sekarang pikirkanlah ibu Eun Jung, bagaimana Eun Jung akan menjelaskan semuanya? Dari ia pulang telat hingga tiba-tiba ia pulang bersama laki-laki yang tidak pernah ia temui sebelumnya.

Ah- kepala Eun Jung seketika pening.

Eun Jung berharap ibunya tidak akan marah, karena ia sudah janji akan pulang cepat.

.

Eun Jung dan laki-laki itu turun dari taksi yang berhenti didepan rumah yang tidak terlalu besar. Yang sepertinya itu rumah Eun Jung.

"Ayo masuk" ajak Eun Jung.

Langkah laki-laki itu seketika berhenti.

"Kenapa?" Tanya Eun Jung.

Laki-laki itu hanya menatap Eun Jung dan rumah didepannya itu bergantian.

"Udah tenang aja, ini rumah gue dan didalam juga ada ibu gue" jelasnya.

Setelah mendengar penjelasan Eun Jung, kemudian mereka pun melanjutkan langkah yang tadi sempat terhenti.

Tok

Tok

Tok

Eun Jung mengetok pintu rumahnya.

"Eomma, ini Eun Jung" panggilnya.

Tak lama terdengar suara knop pintu dan munculah seorang wanita paruh baya dibaliknya.

"Eun Jung, kamu dari mana aja?? Eomma khawatir sama kamu. Kenapa hpnya gak bisa dihubungin??" Berentet pertanyaan dari ibu Eun Jung.

"Maaf eomma, aku bakal jelasin tapi nanti ya didalam. Kasian dia kedinginan" pintanya.

"Loh siapa di-"
"Aaa yaudah ayo bawa masuk dulu" ibu Eun Jung yang melihat kondisi laki-laki itu pun merasa iba dan tidak tega.

Merekapun masuk kerumah.

"Lo duduk sini dulu, biar gue ambilin handuk" Eun mendudukkan laki-laki itu diatas sofa.

Eun Jung pergi kekamarnya, Sedangkan ibu Eun Jung pergi kedapur untuk membuat teh hangat.

"Ini diminum dulu" ibu Eun Jung  menyodorkan segelas teh hangat yang tadi ia buat didapur.

Laki-laki itu menerima, kemudian diteguknya perlahan karena masih panas.

Tak lama kemudian, Eun Jung kembali dengan membawa sebuah handuk berwarna biru muda.

"Nih keringin badan Lo" Eun Jung memberikan handuknya.

"Eun Jung, dia pasti bakal tetap kedinginan"

"Ya terus gimana, ma?" Eun Jung dan ibunya saling tatap-tatapan.

"Gini aja, coba kamu cari baju bekas ayahmu" usul ibu Eun Jung.

"Oh, yaudah Eun Jung cari dulu" sekarang Eun Jung pergi kekamar ayahnya, ehm- lebih tepatnya alm. ayahnya.

Eun Jung Masuk kekamar ayah dan ibunya kemudian membuka lemari. Melihat pakaian ayahnya, membuat Eun Jung merindukan sosok ayah yang sangat ia sayangi itu. Walaupun begitu, Eun Jung tetap fokus memilah baju yang cocok untuk laki-laki itu dan tanpa ia sadari, air matanya menetes begitu saja.

Setelah menemukan baju yang cocok, Eun Jung segera keluar dari kamar itu. Namun ia tak lupa untuk menghapus bekas air mata yang ada di pipinya, Eun Jung tak mau ibunya tau kalau ia habis menangis.

"Ini bajunya"

"Antar dia kekamar mandi, kasian kayaknya masih lemas" suruh ibu Eun Jung.

"Iya eomma"

Eun Jung membantu laki-laki itu berdiri, kemudian diarahkannya kesebuah ruangan yang sepertinya kamar mandi.

"Masuk gih"

Laki-laki itu masuk.

Sekitar 5 menitan, pintu kamar mandi itu akhirnya terbuka dan menampakkan sosok laki-laki.

"A-ayah".

To be continue...

(Jangan lupa tinggalkan 🐾 wahai 62+ people)